Bukan kehidupan yang ingin saya jalani, tapi setidaknya tidak membuat saya tersiksa. Namun, gejolak dalam diri untuk mencari makna dan tujuan hidup semakin tinggi.Â
Apalagi bersliweran selama ini tentang human design, dimana setiap manusia memiliki blueprint-nya masing-masing yang telah ditentukan oleh Tuhan.Â
Dengan kita tahu human design diri kita, maka kita akan mengetahui tujuan hidup kita apa.
Ada perubahan dalam hidup yang ingin saya jalani, sekaligus mengisi kekosongan jiwa yang entah kenapa saya rasakan. Maka, saya pun tertarik untuk dibacakan energi saya via kartu tarot dan human design oleh ahlinya.
Dan, bagai dejavu, kalimat "mesti menyembuhkan masa lalu", kembali terucap melalui kartu tarot tersebut.
Kalimat tersebut pernah disarankan oleh psikolog yang saya datangi sebelum pernikahan. Kemudian, kembali disebutkan oleh praktisi Tapas Accupressure Technique (TAT) pasca perceraian saya.Â
Masa lalu tersebut, menurut psikolog dan terapis, sangat mempengaruhi emosi saya yang begitu cepat naik dan turun, rasa tidak bahagia, kekhawatiran yang amat sangat dan banyak hal lainnya, yang pasti akan sangat menganggu dalam hubungan personal dengan pasangan, juga karier.
Namun selalu berakhir dengan kebencian yang begitu mendalam, hingga akhirnya saya memutuskan untuk belajar menerima apa yang sudah terjadi dalam hidup saya.Â
Toh, tidak akan diri saya saat ini, bila tidak melalui masa lalu, yang kata mereka, cukup traumatik.
Saya selalu membuat afirmasi dalam diri saya, bahwa saya baik-baik saja. Karena katanya, kan, afirmasi akan menjadi magnet yang kuat agar kita semangat dalam menjalani hidup.
Namun tidak bisa dipungkiri rasa kekhawatiran terus menghantui, walau emosi saya sudah jauh lebih stabil, dikarenakan mengikuti terapi essential oil untuk sistem saraf.