Tujuan utama dalam mengambil kelas tentu mendapatkan pengetahuan, dari pengetahuan yang didapatkanlah baru kita menghasilkan pundi-pundi.Â
Ketika iklan selalu menjadi pengisi jeda saat kelas, seperti menampakkan diri bahwa coach dalam kelas tersebut tidak mumpuni, sehingga selalu minta pesertanya berulang kali dalam satu kali pertemuan untuk membagikan foto dan pengalamannya ke sosial media pribadi.Â
Hanya tiga pertemuan dari sekian pertemuan yang saya hadiri.Â
Tidak ada benefit yang saya terima dari semua materi yang dijabarkan selama tiga pertemuan tersebut. Semua materi yang disampaikan ada di artikel dan sosial media, serta buku, dan itu hampir rata-rata sudah pernah saya baca.
Disitulah saya merasa lega tidak mengambil kelas dengan harga dua digit. Pastinya mengalami ketidaksesuaian antara benefit yang diterima dengan uang yang dikeluarkan, akan membuat saya nangis bombay.
Rasa sesal pasti muncul dengan berpikir uang tersebut bisa saya gunakan hal yang lebih berguna, ketimbang harus mendengarkan materi yang disampaikan dengan ogah-ogahan, belum lagi banyak "iklan".Â
Mungkin orang akan berpikir, beda harga beda kualitas lah. Itu mungkin berlaku untuk beda perusahaan, ya.Â
Kalau dalam naungan personal yang sama, dan si pebisnis sendiri yang menawarkan dua level kelas, seharusnya ia bisa bersikap profesional dengan menanamkan rasa kepercayaan pada para peserta kelasnya, sehingga para peserta dengan senang hati ikut kelas berikutnya.
Ambil 1 kelas coach secara personal terlebih dahulu, apabila coach yang akan berbicara dengan kita berbeda dengan pembicara yang membuat kita tertarik
Seperti yang saya ceritakan, untuk kelas kedua, saya langsung mendaftar dua kelas sekaligus untuk coaching secara personal.Â
Merasa mendapatkan pengalaman yang baik tentang coaching melalui webinar gratis, saya pun tidak ragu untuk mengeluarkan kocek agak besar demi kemajuan bisnis yang saya jalani ke depannya.
Yang terlintas dalam pikiran saya, "free saja diberikan ilmu yang daging, bagaimana kalau bayar, pasti lebih baik".Â