Demi kepentingan pribadi, buzzer-buzzer diciptakan karena tahu siapa yang sekarang tidak butuh uang untuk makan, membuat rakyat tidak lagi mampu berpikir dengan netral memilih pemimpin.
Semuanya dianggap lelucon, rakyat dibuat terombang-ambing. Belum lagi bermusuhan.Â
Ada yang memakai agama untuk berkampanye, ada yang memilih memanjakan rakyat untuk membagi-bagikan bansos saat berkampanye, ada juga yang berteriak "adanya kecurangan".Â
Belum lagi, bendera dipasang sepanjang jalan ditiang dan di pohon, tidak menggubris bahwa Indonesia sedang darurat lingkungan hidup. Polusi karena sampah, udara dan suara.
Rakyat tidak lagi dianggap sebagai manusia yang tinggal didalamnya, tapi dijadikan objek semata demi kepemimpinan.
Pengaruh media-media resmi saling diperebutkan demi mendapatkan suara, demi profesi, demi kantong pribadi.Â
***
Mungkin seharusnya negeri ini masih ada masa depan.Â
Aku saja yang terlalu pesimis.
Tapi rasanya jari begitu kelu untuk memilih.
Sangat terlihat sekali, semua aturan bisa diterabas, asalkan ada uang, ada koneksi.Â