Mohon tunggu...
Nana Marcecilia
Nana Marcecilia Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Menikmati berjalannya waktu

Mengekspresikan hati dan pikiran melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Ketika Negeri ini Sudah Sepi Pemimpin yang Tulus

23 Januari 2024   05:16 Diperbarui: 23 Januari 2024   06:18 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemimpin lainnya lagi segera membagi tugas untuk berdiplomasi dengan bangsa lainnya yang saat itu tergabung dalam PBB, supaya negeri ini terus diakui kemerdekaannya, bebas dari bentuk penjajahan apapun.

Serangan Maret 1949, yang bisa jadi kita ingat sliweran melalui buku sejarah, adalah momen penting bagi bangsa ini diakui oleh seluruh negara di dunia ini, bahwa kita adalah negara yang merdeka, dan tidak tunduk lagi dalam penjajahan dalam bentuk apapun.

Nenek moyang kita, rakyat Indonesia dan tentara Indonesia, bekerja sama, para pemimpin Indonesia dengan tulus mementingkan kemerdekaan negeri ini.

***

Masa demi masa berlalu, diawali dari Demokrasi Terpimpin ala Orde Lama, Demokrasi ala Orde Baru, hingga akhirnya Reformasi...

Orde Lama ditumbangkan karena dianggap pemimpinnya akan membangkitkan sebuah kerajaan lagi, Orde Baru ditumbangkan karena kepemimpinannya nyaris seperti monarki, namun diselubungi kata demokrasi. 

Reformasi....?

Aku tidak melihat adanya perubahan kepemimpinan. 

Miris saja, dari masa ke masa, rakyat selalu dijadikan alasan untuk menjabat. 

Setelah menjabat, profesinya hanya dijadikan sebagai alat bernegosiasi untuk mengisi kantong pribadi, mempertebal kantong sendiri. 

Infrastruktur dibangun dengan gemilang, membuat rakyat bahagia sebentar, dibuntuti dengan utang negara, yang membuat pajak terus muncul, hingga mencekik rakyat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun