Mohon tunggu...
Nana Marcecilia
Nana Marcecilia Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Menikmati berjalannya waktu

Mengekspresikan hati dan pikiran melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengapa Peristiwa Serangan Umum 1 Maret Mesti Diperingati?

1 Maret 2023   14:57 Diperbarui: 1 Maret 2023   15:08 659
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Infografis pejabat pemerintahan yang diasingkan | Desain Canva/pribadi

Ada yang segera ke luar kota, dan ada juga yang menjadi "manusia siluman" yang aktif dibawah tanah.

Para pion negara Republik Indonesia dibuat tidak berkutik oleh Belanda. Mereka tidak bisa mengatur strategi perlawanan secara bersamaan.

Namun, seperti dalam adegan film perang, bukan berarti mereka tidak bisa berkomunikasi sama sekali.

Infografis komunikasi yang dilakukan oleh para pejabat pemerintahan | Desain Canva/Pribadi
Infografis komunikasi yang dilakukan oleh para pejabat pemerintahan | Desain Canva/Pribadi

Sultan Hamengku Buwono IX bekerja sama dengan Raja Paku Alam VIII, yang saat itu menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Pertahanan DIY sekaligus Wakil Kepala Daerah Istimewa.

Komunikasi dilakukan tidak secara langsung, melainkan melalui kurir, yakni Letnan I Marsudi dan Amir Murtono. 

Sri Sultan dan Raja Paku Alam sangatlah kompak dalam mengambil keputusan dan melindungi negara RI, membuat Belanda geram sekaligus salut pada kekompakan mereka yang tidak mempan diadu domba, dan dibujuk rayu dengan harta ataupun wilayah kekuasaan.

Tidak hanya dengan Raja Paku Alam, Sultan Hamengku Buwono IX juga bisa berkomunikasi secara rahasia dengan Ir. Juanda, Kusnan dr. Halim dan para pimpinan militer lainnya, termasuk Panglima Besar Sudirman.

Walau menjadi tahanan rumah, Sri Sultan juga tetap berkomunikasi dengan rakyatnya, yang diistilahkan dalam fluistercampagne, dimana isi pesan disampaikan dari mulut ke mulut. Bukan seperti gosip ya... hehe

Keadaan ekonomi dan sosial pada saat itu bisa dibayangkan sangatlah susah dan mengerikan. 

Menurut Presiden Soeharto yang pada saat itu menjabat sebagai Komandan Brigade, beliau dan rekan-rekannya serta rakyat setempat terus melakukan serangan pada malam hari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun