Tidak berhenti disana, Menurut Kepala Laboratorium Kimia Analisis Sekolah Tinggi Teknik Tekstil (STTT), Sukirman, tanah yang sudah tercemar oleh zat kimia pada pakaian, kemudian ditanami tumbuhan, yang kemudian dikonsumsi oleh manusia, bisa menyebabkan kanker pada manusia.
Izinkan saya memberikan ilustrasi sirkulasi (sesuai yang saya pahami).
Pakaian yang kita buang itu memiliki dilapisi pewarna yang mengandung zat kimia. Kalau pun kita makan zat kimia langsung, bisa jadi kita akan cepat menghadap Yang Kuasa.Â
Nah, kita bayangkan kalau pakaian tersebut teronggok di tanah, kemudian ketika air hujan mengguyur, maka zat kimia pada pakaian akan ikut menyerap ke tanah.Â
Dari tanah, kemudian disekitar wilayah tempat pembuangan pakaian, terdapat penanaman sayur. Daun-daun pun menyerap air yang terkandung dalam tanah yang sudah terkontaminasi oleh zat kimia pakaian. Saat panen, nahh... sayur tersebut kita konsumsi.Â
Hoho, bisa dibayangkan kan, kita sebenarnya sedang makan makanan sehat, atau secara tidak langsung makan "racun".
Andaikata kita tidak memakan tumbuhannya, yang kita konsumsi adalah daging hewan. Tetap saja sebelum sang hewan, kita santap, bisa jadi memakan tumbuhan yang penyerapan sari makanannya berasal dari air tanah yang sudah terkontaminasi pewarna pakaian.
Bukankah secara tidak langsung kita telah mengonsumsi zat kimia dari pakaian?
Mungkin pilihan menu makan dan bahan bakunya yang kita gunakan, terlihat sehat. Namun kalau bahan baku makanan tercemar oleh proses penguraian sampah, bukankah kita sebenarnya mengkonsumsi "racun" secara tidak langsung?
Saya pribadi tidak menganggap sirkulasi seperti ini bisa menyehatkan tubuh kita, walau mungkin kita sudah menjaganya dengan berolahraga dan menerapkan pola makan yang sehat.