Tinggal di Gading Serpong sejak kecil, bukan berarti aku gak tahu kalau aku orang Betawi asli. Disaat teman-temanku memanggil ayah ibunya, papa-mama, papi-mami, daddy dan mom. Aku malah memanggil ayah ibuku dengan sebutan babe-nyak.
"Biar beda dari yang lain", mereka selalu menjawab seperti ini setiap aku tanya kenapa mereka tidak mau dipanggil sebutan orang tua yang lebih modern.
Hmm.. mungkin faktor ayahku orang Betawi tulen, sedangkan ibuku Peranakan Tionghoa-Betawi. Jadi khas Betawi ingin tetap mereka pakai.
***
Suatu hari aku pergi bersama ayah dan ibuku mengantarkan pesanan, sekalian jalan-jalan supaya tidak bosan di rumah saja.
Tujuan perjalanan ke Kelapa Dua, Jakarta Barat, kemudian dilanjutkan ke Kelapa Gading, Jakarta Utara.
"Nyak, kok di Jakarta nama tempatnye pada pake kelapa sih?", tanyaku yang duduk di mobil bersama ibuku, sembari menunggu ayah yang sudah turun dari mobil dan sedang memberikan pesanan pada pelanggannya.
"Di Jakarta dulu banyak pohon kelapa.", jelas ibuku.Â
"Hoo...", sahutku, yang kemudian teringat dengan Soto Betawi yang kuahnya terbuat dari santen dan susu. "Santen itu dari kelapa kan ye, Nyak?"
"Iye.".Â
Aku pun langsung memberikan kesimpulan, "jadi dibilang Soto Betawi karena kuahnye dari kelapa, yang pohonnye ditanem di Jakarta".Â