Mohon tunggu...
Nana Marcecilia
Nana Marcecilia Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Menikmati berjalannya waktu

Mengekspresikan hati dan pikiran melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

6 Tips agar Tidak Emosi Saat Mengajar Anak

17 September 2020   11:03 Diperbarui: 17 September 2020   23:10 2596
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi menetralkan emosi | Foto : Healthifyme.com

Dari pengalaman tersebut, saya sangat bersenang hati membagi tips pada Anda untuk mengajar anak-anak, siapa tahu bisa bermanfaat.

Ilustrasi menetralkan emosi | Foto : Healthifyme.com
Ilustrasi menetralkan emosi | Foto : Healthifyme.com

1. Netralkan emosi terlebih dahulu

Ketika Anda baru pulang kerja ataupun sedang ada masalah, ada baiknya Anda hirup dan buang nafas sebanyak tiga kali. Buat diri Anda serileks mungkin.

Saya pun ketika mengajar dulu, sama sekali tidak diperbolehkan berhadapan dengan murid ketika sedang emosi, karena hal tersebut membuat kita cepat meledak. Anak secara naluri malah akan membentengi dirinya dari ledakan kemarahan kita, seperti melawan, ataupun malah tidak mau mendengarkan apa yang kita bicarakan sama sekali.

Ilustrasi memahami hobi anak | Foto : Cakap.com
Ilustrasi memahami hobi anak | Foto : Cakap.com

2. Pahami hobinya

Anda, sebagai orangtua, tentu tahu kesukaan anak apa. Anak lebih mudah dibuat tertarik ketika ia melakukannya dengan kegiatan yang ia sukai, sama seperti kita, orang dewasa, tentu akan lebih bersemangat belajar dan bekerja bila melakukan sesuatu yang kita sukai.

Contoh dulu, ada salah satu murid saya yang sangat tergila-gila dengan film "Choo Choo Train", semua benda ia jadikan Choo Choo Train. Awalnya saya kesal sekali karena barang jadi berantakan ke mana-mana, dan sama sekali tidak fokus belajar matematika. Namun koordinator saya melarang saya menegur.

Koordinator pun mecontohkan dengan mendekati sang murid dan mengajaknya berbicara. Kemudian perlahan-lahan ia mulai mengajak sang murid berhitung dengan Choo Choo Train. Belajar bahasa pun ternyata bisa juga kita latih dengan Choo Choo Train. 

Cara seperti itu membuat saya terkagum-kagum sekaligus terheran-heran, karena setelah menerapkan apa yang dilakukan oleh koordinator, saya tidak lagi merasa emosi jiwa ketika mengajar. Sang murid pun tidak merasa tertekan dengan pelajaran yang diberikan. Ia malah membuka diri untuk mempelajari hal baru melalui hobinya itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun