Satu teman ibu menjelaskan duduk perkara karena saya dianggap sudah bisa memahami situasi. Teman ibu lainnya memberikan kehangatan pada saya, yakni menanyakan keseharian saya, kegiatan yang saya suka apa saja, dan hal-hal yang berkenaan dengan diri saya lainnya, tanpa menghakimi ataupun menjelekkan kedua orang tua saya. Beliau pun selalu menyemangati saya untuk terus menimba ilmu dengan benar, supaya bisa membantu orang tua.
Teman saya mengajari saya hal yang berbeda, yakni sebelum saya menilai segala hal, saya harus membayangkan diri berada pada posisi orang ataupun situasi yang akan saya nilai. Saya diajarkan untuk tidak mudah menghakimi dan bersikap objektif ketika ada orang yang menjelek-jelekkan orang lainnya.
Jadi, akan ada baiknya, Anda, orang tua lebih bisa mengontrol emosi didepan anak, dan sebisa mungkin tidak melibatkan keluarga besar ketika terjadi pertengkaran, karena bisa jadi anggota keluarga ikut andil dalam mengaduk-aduk emosi sang anak.Â
Dekatkanlah diri dengan anak, sehingga mereka paham dengan kasih sayang Anda, jadi ketika ada tetangga ataupun teman yang bermaksud baik, tapi malah memberikan pengaruh yang kurang baik pada pikiran dan perasaan anak, sang anak tidak mudah terpengaruh dengan isu-isu yang beredar. Mereka akan tetap merasa hubungan kedua orangtuanya baik-baik saja.
Percayakan emosi hati Anda dengan orang yang sudah berpengalaman pada situasi Anda, bijaksana dan solutif, karena mereka bisa membantu Anda dalam mengurai dan menghadapi permasalahan.
Orang yang lebih tua, teman dekat ataupun tokoh yang kita sukai belum tentu bisa membantu kita karena belum tentu mereka bisa memahami situasi yang sedang Anda hadapi, malah takutnya membuat masalah lebih runyam lagi.Â
Menjalani kehidupan pernikahan memang tidak selalu mudah, namun tidak ada salahnya untuk terus belajar dari buku, artikel ataupun orang yang hubungan pernikahannya awet, dengan begitu Anda dan pasangan terus bertumbuh bersama dalam menjaga dan merawat sang buah hati.
Salam :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H