Mohon tunggu...
Nana Marcecilia
Nana Marcecilia Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Menikmati berjalannya waktu

Mengekspresikan hati dan pikiran melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Membentuk Pola Pendidikan Anak sejak Dini

14 Desember 2019   14:06 Diperbarui: 14 Desember 2019   23:04 449
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi mendidik anak sejak dini | Foto : Hellosehat.com

Jangan remehkan kemampuan bayi dalam menangkap apa yang dilihat dan didengarnya, walaupun bayi tidak bisa bicara, dan terlihat tidak berdaya, kemampuan dalam menangkap sesuatu lebih cepat dan sangat tertanam pada alam bawah sadarnya.

Perubahan tren dunia mengharuskan orangtua untuk selalu mempelajari hal baru dalam mengedukasi anak-anaknya. Tentu sangat disayangkan sekali, ketika orangtua merasa bisa mengedukasi anak-anaknya dengan cara-cara yang diketahuinya saja, mungkin bisa jadi benar, akan tetapi belum tentu efektif untuk si anak. 

Akan ada baiknya bila orangtua menyertakan anaknya pada kelas bayi, bila terkendala dengan mertua ataupun orangtua, mungkin mertua dan orangtua bisa dijelaskan manfaat besarnya mengikuti kelas bayi, atau bisa juga mereka bisa ikut serta melihat apa saja yang dilakukan di kelas dan melihat perkembangan si bayi dalam satu tahun ke depan bagaimana.

Manfaat pertama, bayi yang akan bertumbuh menjadi seorang anak akan memiliki kemampuan bersosialisasi dengan baik, kemudian di sana bayi akan mulai belajar dengan cara bermain. 

Permainan untuk si kecil, tidak hanya sekadar membuatnya tersenyum senang saja sebenarnya, akan tetapi hal tersebut sekaligus menstimulasi saraf otak dan motorik si kecil. 

Ketika motorik bayi dilatih, dengan cara mengambil benda, belajar menggenggam benda dengan erat, kemudian melihat warna dan bentuk benda yang berbeda-beda, hal tersebut sebenarnya memberikan manfaat yang besar, antara lain kemampuan koordinasi saraf otak dan otot tubuhnya bisa berkembang sempurna, fungsi panca inderanya semakin terasa, mengasah kemampuan si kecil berpikir kritis, melatih si kecil untuk fokus dan konsentrasi, dan meningkatkan imajinasi, kreativitas, serta daya ingat si kecil.

Lihat kan, hanya dari sebuah permainan, ada manfaat besar yang ditimbulkan untuk sang bayi. Jadi, pandangan tentang menyekolahkan anak sedari bayi adalah menghamburkan uang saja, tidaklah benar, memang materinya lebih banyak seperti permainan, akan tetapi dari permainan tersebut, saraf otak, panca indera, imajinasi, kreativitas, daya ingat, konsentrasi, kemandirian, bersosialisasi, dan masih banyak lagi, sedang dilatih dalam kelas tersebut. 

Dari sana, ada baiknya orangtua menyempatkan waktu mengikuti kelas, dengan begitu oran tua juga bisa melatih bayinya di rumah. Ketika si bayi sudah bertumbuh menjadi besar, dan sudah lincah, kira-kira umur setahun, orangtua kurang lebih sudah mendapatkan gambaran, pola didik seperti apa yang harus diterapkan untuk anaknya. Jadi orangtua tidak lagi kelimpungan mengedukasi anaknya, dan kemudian mengatakan anak kita "bandel". Padahal belum tentu anak kita benar "bandel", bisa jadi sebenarnya anak kita sedang bereksplor.

Andaikata, kita tidak memiliki banyak dana untuk menyekolahkan sang bayi, hal tersebut tidak terlalu masalah, kita bisa banyak membaca buku atau menonton YouTube tentang permainan mendidik untuk sang anak. 

Saya menyarankan agar orangtua belajar tentang Montessori, karena dalam sistem pendidikan tersebut, anak kita akan berkembang secara baik sesuai dengan bakatnya, belum lagi, secara karakter, mereka juga dilatih untuk lebih mandiri, dan disiplin yang bagus.

Sebagai orangtua, dari pengalaman yang saya lihat, akan sangat menunjang kepintaran anak, apabila orangtua selalu mengupgrade wawasannya untuk mendidik anak. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun