Patung tersebut tidak diukir seperti patung Bunda Maria dan Yesus seperti biasanya, tapi diukir dengan gaya Jawa. Ukirannya pun bernuansa motif Batik. Patung Bunda Maria dan Yesus ini melambangkan penguasa dan guru Jawa.
Lantai pendopo tersebut juga sangat adem sekali, membuat orang semakin tenang dan betah berdoa di sana.Â
Di depan patung sang Bunda dan Yesus juga ada banyak bunga dan ada dupa, membuat pendopo tersebut semakin harum, dan sepertinya membuat orang berdoa semakin konsentrasi dan menghayati doanya, walau di ruang terbuka.Â
Reliefnya benar-benar menggambarkan perjalanan Salib Yesus, yang dibingkai dengan batu yang diukir dengan nuansa Jawa.Â
Nah, relief ini ternyata bisa terbuat karena adanya sumbangan dari masyarakat. Rancangan reliefnya sendiri dibuat oleh pendiri Gereja Bantulan, Joseph dan Julius Schmutzer, orang berkebangsaan Belanda.
Bercerita sedikit tentang pendirinya, beliau berdua adalah pemilik pabrik gula yang memiliki perhatian pada hak buruh.Â
Tidak hanya Gereja yang mereka dirikan pada tahun 1924, supaya meningkatkan kualitas kehidupan para buruh yang merupakan orang Indonesia, mereka mendirikan sekolah dan rumah sakit St. Elisabeth di Ganjuran. Selain itu Schmutzer bersaudara juga mendirikan Rumah Sakit Panti Rapih.Â
Dengan begitu kualitas kehidupan para buruh dari segi pendidikan dan kesehatan bisa lebih baik, dan tidak diperlakukan semena-mena oleh penjajah yang hanya mementingkan keuntungannya sendiri kala itu.
Urutan pencuciannya sendiri, saya kurang memperhatikan, tapi rasa-rasanya ada urutannya.Â