Mohon tunggu...
Nana Marcecilia
Nana Marcecilia Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Menikmati berjalannya waktu

Mengekspresikan hati dan pikiran melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Berkunjung dan Menikmati Keindahan Gereja Ganjuran yang Memikat

7 Desember 2019   12:43 Diperbarui: 8 Desember 2019   17:07 1220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendopo yang memasang banner isinya mengajak untuk bertoleransi antar umat beragama | Dokumentasi pribadi

Patung tersebut tidak diukir seperti patung Bunda Maria dan Yesus seperti biasanya, tapi diukir dengan gaya Jawa. Ukirannya pun bernuansa motif Batik. Patung Bunda Maria dan Yesus ini melambangkan penguasa dan guru Jawa.

Lantai pendopo tersebut juga sangat adem sekali, membuat orang semakin tenang dan betah berdoa di sana. 

Di depan patung sang Bunda dan Yesus juga ada banyak bunga dan ada dupa, membuat pendopo tersebut semakin harum, dan sepertinya membuat orang berdoa semakin konsentrasi dan menghayati doanya, walau di ruang terbuka. 

Relief Jalan Salib Yesus | Dokumentasi pribadi
Relief Jalan Salib Yesus | Dokumentasi pribadi
Selanjutnya ketika berjalan ke samping pendopo, ada relief yang menggambarkan jalan Salib Yesus menuju Bukit Golgota (tempat Yesus di Salib). 

Reliefnya benar-benar menggambarkan perjalanan Salib Yesus, yang dibingkai dengan batu yang diukir dengan nuansa Jawa. 

Nah, relief ini ternyata bisa terbuat karena adanya sumbangan dari masyarakat. Rancangan reliefnya sendiri dibuat oleh pendiri Gereja Bantulan, Joseph dan Julius Schmutzer, orang berkebangsaan Belanda.

Bercerita sedikit tentang pendirinya, beliau berdua adalah pemilik pabrik gula yang memiliki perhatian pada hak buruh. 

Tidak hanya Gereja yang mereka dirikan pada tahun 1924, supaya meningkatkan kualitas kehidupan para buruh yang merupakan orang Indonesia, mereka mendirikan sekolah dan rumah sakit St. Elisabeth di Ganjuran. Selain itu Schmutzer bersaudara juga mendirikan Rumah Sakit Panti Rapih. 

Dengan begitu kualitas kehidupan para buruh dari segi pendidikan dan kesehatan bisa lebih baik, dan tidak diperlakukan semena-mena oleh penjajah yang hanya mementingkan keuntungannya sendiri kala itu.

8 keran air yang ada disamping Candi untuk membasuh wajah, tangan dan kaki sebelum masuk ke Candi | Dokumentasi pribadi
8 keran air yang ada disamping Candi untuk membasuh wajah, tangan dan kaki sebelum masuk ke Candi | Dokumentasi pribadi
Berjalan lebih ke dalam, di samping kiri, akan ada 8 keran air. Saya melihat banyak orang yang mencuci wajah, tangan, dan kaki secara berurutan di 8 keran tersebut, kemudian baru berdoa menuju Candi. 

Urutan pencuciannya sendiri, saya kurang memperhatikan, tapi rasa-rasanya ada urutannya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun