Gereja Ganjuran yang termasuk Gereja tertua di Bantul, pernah hancur pada tahun 2006, kemudian dibangun lagi dengan gaya Jawa. Hoho. Mantap.Â
Beginilah seharusnya negara kita, mengadaptasi budaya luar dengan budaya sendiri, sehingga keotentikan negara kita terus terjaga. Dengan begitu kita tidak terlihat seperti followers.
Ada juga yang mengobrol, tapi menggunakan level nada suara yang rendah, sopan sekali dan sangat menghargai orang lain yang membutuhkan ketenangan dalam rumah ibadah.Â
Ada juga yang khusuk berdoa, ada yang memakai Rosario, ada juga yang berdoa biasa.
Hal ini sangatlah menunjukkan etika yang baik, dimana orang yang satu dengan yang lain benar-benar menghargai kehadiran dan kepentingan orang lain. Kita manusia, kan, tidak hidup sendiri.Â
Saya merasa salut, karena pernah ada pengalaman dimana almarhum kakek saya sedang didoakan, banyak orang yang melayat.Â
Ada yang sopan dan menghormati, tapi tidak sedikit orang yang malah tertawa terbahak-bahak dan bersuara kencang, sudah seperti kami, keluarga yang saat itu bersedih, sedang mengadakan pesta.Â
Padahal selama hidupnya, kakek saya tidak pernah memperlakukan mereka secara tidak sopan. Ketika ditegur, mereka hanya diam sebentar, kemudian melakukan hal yang sama lagi. Macam orang yang tidak pernah diajari sopan santun.
Lanjut tentang Gereja, berjalan masuk lagi, saya melihat pendopo yang ada patung Bunda Maria yang sedang memangku Yesus kecil.Â