Mohon tunggu...
Nana Marcecilia
Nana Marcecilia Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Menikmati berjalannya waktu

Mengekspresikan hati dan pikiran melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Pilih Dihargai atau Dijadikan Objek Hiburan?

5 November 2019   15:11 Diperbarui: 7 November 2019   05:18 622
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jadi untuk apa memiliki pasangan kalau hanya untuk dilihat dan dinikmati, kemudian peluk-peluk saja? Hanya sebagai objek hiburan kah? 

Berapa lama rasa sayang dan menghargai kepada pasangan akan bertahan? Kalau sampai ada yang lebih ganteng, dan jauh lebih romantis bagaimana? Kemungkinan berpaling pasti sangat besar.

Hal ini bisa jadi sama yang dirasakan para pria, bila kita, sebagai wanita, tidak menempatkan diri sebagai partner yang selevel dengan kaum pria, apa yang akan dirasakan dan dinilai oleh kaum pria kepada kita? 

Akankah kecantikan kita akan selalu bertahan seiring dengan bertambahnya usia? Tidak mungkin kan kita operasi plastik atau pakai jamu-jamuan di setiap tahunnya, supaya kecantikan kita selalu bertahan?

Andaikata ingin terkenal ataupun karena masalah ekonomi, coba kita pikirkan lagi, seberapa lama kita terkenal dengan hanya mengandalkan kecantikan dan keindahan tubuh? 

Kita bisa lihat banyak artis yang mengandalkan kedua hal itu saja hanya tenar dalam sekejap saja. 

Masalah ekonomi, ingin dapat uang banyak, terpikir tidak bagaimana nanti anak-anak kita ketika tahu kalau ibunya pernah mempertontonkan tubuhnya di depan banyak pria? Alasan apa yang harus diberikan kepada mereka?

Bila anak kita berjenis kelamin wanita juga dan melakukan hal yang sama seperti yang pernah kita lakukan, apakah kita rela sebagai seorang ibu melihat anak yang kita urus dengan penuh darah dan air mata, mempertontonkan kecantikan dan lekuk tubuhnya seperti itu? 

Apakah kita rela mereka dijadikan bahan hiburan para pria? Yang hanya dilihat, dan terkesan mudah terlupakan, karena akan selalu banyak wanita cantik di sekitar para pria.

Mohon maaf saya menulis seperti ini, akan tetapi ada baiknya kita, sebagai wanita, mengambil jalur yang membuat kita dihargai dan dianggap setara dengan kaum pria. 

Jangan sampai, karena ketenaran dan kenikmatan sesaat, pada akhirnya membuat kaum kita, para wanita, mengalami penurunan level seperti zaman nenek moyang dulu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun