Yang membuat saya sangat belajar adalah ketika saya sudah lama sekali tidak membeli roti dari Bang Ipul, tetangga saya pun juga sudah lama tidak membeli.Â
Tapi Bang Ipul tidak pernah bersikap kecut pada kami, tetap selalu menyapa dengan ramah. Dengan begitu, walau jarang-jarang membeli, tapi kalau mau roti, carinya tetap Bang Ipul.
Apakah menjadi tukang roti keliling dan menjadi karyawan adalah passion Bang Ipul? Saya rasa tidak.
Belajar Ikigai dari seorang Junior
Rasa salut saya berikan kepada junior di tempat kerja saya, sekaligus saya banyak juga belajar darinya. Awal datang, usianya baru 19 tahun, lolosan SMA.Â
Perlu diperhatikan kalau junior saya ini lolos, bukan lulus. Hehe. Pekerjaannya adalah mengangkut roll-an kain dan mengambil contoh kain kalau ada yang mau contoh.
Ngobrol punya ngobrol, dia tidak memiliki cita-cita sama sekali, bahkan bentuk masa depannya saja seperti apa, dia tidak tahu. Awalnya saya berpikir, "mau jadi apa anak ini nanti?".Â
Tapi pandangan saya berubah ketika saya menemukan rak diberi label tulisan sesuai dengan kategori nama kain. Tulisannya seperti anak kecil, dan saya tahu karyawan disana tulisannya tidak ada yang sekaku itu.Â
Ketika saya menanyakannya, ia mengatakan bahwa benar ia melabelinya, supaya semakin kenal, dan kalau disuruh bisa cepat ambilnya. Senang sekali melihatnya, karena ia memiliki rasa inisiatif yang tinggi.Â
Kemudian hampir setiap hari, saya lihat junior saya mengutak-atik kain, dan saya perhatikan dari jauh, ternyata ia sedang menghafal kode setiap kain yang ada.Â
Setiap ada pembeli yang datang, dia pasti dengan sigap melayani, padahal saat itu ia tidak mengerti sama sekali perbedaan kualitas kain yang dijual. Tapi saya tertarik melihat kesigapannya dalam  bekerja. Selain itu, banyak hal yang junior saya kerjakan tanpa harus disuruh lebih dulu.Â