Mohon tunggu...
Lilis Banowati
Lilis Banowati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi D3 Keperawatan Universitas Airlangga

Senantiasa berusaha lebih baik daripada hari kemarin.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Artikel Utama

Revolusi Industri 4.0: Menjadikan Tantangan Sekaligus Peluang bagi Perawat

2 April 2022   00:33 Diperbarui: 2 April 2022   18:30 1910
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diagram survei softskills dan hardskills yang dibutuhkan perawat dalam Revolusi Industri 4.0. 

Dengan menerapkan model keperawatan Roy, perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan dapat lebih memahami individu tentang hal-hal yang menyebabkan masalah pasien dan penyembuhannya.

  • Komunikasi 

Menjadi seorang perawat harus bisa mengembangkan sifat komunikatif agar apa yang disampaikan mampu terserap dengan baik oleh pasien. Skill komunikasi atau public speaking dapat dilatih melalui kepanitiaan maupun organisasi.

Sedangkan berdasarkan diagram di atas, hardskills yang perlu dikembangkan seorang perawat diantaranya adalah kemampuan IT (24,6%), kemampuan berbahasa asing (24,6%), menulis (15,9%), membaca (15,9%), dan menghitung (17,4%). Kemampuan IT saling berhubungan dengan perubahan yang terjadi dalam era Revolusi Industri 4.0.

Perawat dapat menjadikan hal tersebut sebagai tantangan sekaligus memanfaatkan peluang seperti penelitian atau pembuatan aplikasi berbasis digital, sehingga ilmu keperawatan akan terus berkembang.

Kemudian berbahasa asing perlu dilatih mengingat tidak menutup kemungkinan akan bertemu dengan pasien dari berbagai negara dengan bahasa yang berbeda. Penguasaan hardskills di atas menunjukkan seberapa kualitas dan kompetensi seorang perawat.

 Revolusi Industri 4.0 telah hadir dengan berbagai kemajuan dalam segala bidang tak terkecuali kesehatan. Karakteristik era revolusi industri tersebut dalam bidang kesehatan adalah kemunculan teknologi robot pengganti beberapa tugas seorang perawat.

Sebagai seorang perawat yang merupakan bagian dari tenaga kesehatan tentunya sangat wajar jika mengalami kekhawatiran akan hilangnya posisi profesi perawat dalam kesehatan.

Melihat dari sudut pandang pasien, pasien yang merupakan makhluk hidup, tidak sedikit yang memiliki masalah dalam kehidupannya yang mengakibatkan sakit. Disinilah pasien perlu mendapatkan dukungan secara psikis dan empati dari seorang perawat. Pasien tentu memiliki emosi dan perasaan yang tidak dapat dilayani oleh teknologi seperti robot.

Sehubungan dengan hal ini, peran perawat pasti selalu dibutuhkan oleh seorang pasien dalam melakukan pelayanan asuhan keperawatan.

Oleh karena itu, menjadi seorang perawat haruslah bersama-sama menjadikan keadaan yang muncul saat ini menjadi tantangan sekaligus peluang. Dunia harus merespon terhadap perubahan tersebut secara terintegrasi dan komprehensif melibatkan berbagai pihak.

Majunya dunia kesehatan melalui digitalisasi membuat perawat harus mampu beradaptasi. Seorang perawat harus lebih inovatif untuk merespon dunia yang cepat berubah. Peningkatan kualitas dan kompetensi diri perlu ditingkatkan dengan mengembangkan softskills seperti kemampuan komunikasi, adaptasi, kreativitas, dan tanggung jawab serta hardskills seperti kemampuan dalam bidang IT dan kemampuan berbahasa asing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun