Lalu, pertanyaan terlontar.
Pak Ustaz di kelas dulu juga pernah bercerita saat beliau mendapat jatah berceramah di sebuah masjid dengan lingkungan masyarakat yang berwarna-warni, ada abangan dan sebagainya. Waktu itu pak ustaz masih belum tamat sekolah, tapi sudah di tugaskan belajar berceramah di depan umum.
Dengan percaya diri beliau melangkah menuju mimbar. Di tatapnya audience dan beliau mendapati di tempat duduk belakang ada hadirin dengan penampilan ala preman dan bertato.
Sedikit gugup tapi harus tetap berceramah.
Benar saja, sebelum ceramah diakhiri, seorang yang hadir berpenampilan preman bertato mengajukan satu pertanyaan. Pak ustaz pun mempersilahkan. Alangkah paniknya pak ustaz karena pertanyaannya begitu memusingkan.
"Pak Ustaz, saya mau bertanya. Tapi di luar yang pak ustaz ceramahkan tadi. Pak, mengapa yang keluar gas anus, tapi yang di basuh mukannya?"
Sementara, pak ustaz mendengarkan, hatinya begitu panik tak bisa memberi jawaban yang memahamkan. Pada Akhirnya, pak ustaz mengirim hadiah fatihah pada Kyai nya yang sudah wafat berharap Allah menurunkan keberkahan dan mendapat wangsit untuk jawaban pertanyaan itu.
Zeppp. Alhamdulillah, sedikit terbersit dalam benak akan sebuah analogi. Dengan bergaya mantab, pak ustaz menjawab,
"Terimakasih, pak. Pertanyaannya bagus sekali. Jadi begini, apakah jika anda sakit diare yang disuntik anus atau perutnya? Apakah jika anda sakit mata yang di suntik matanya? Pasti yang disuntik adalah lengan atau antara pinggang dan pantat bukan?"
Si Penanya mengangguk-angguk dengan jawaban pak ustaz. Mungkin hatinya bergumam menjawab 'tidak' pertanyaan jawaban analogi dari pak ustaz.
"Nah begitulah kiranya, pak" lanjut pak ustaz.