Mohon tunggu...
Nayla I. Hisbiyah
Nayla I. Hisbiyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - 🎓 2021. Dalam pengabdian.

🍁 Worship | Work | Word | Worth | World 🦩 Menulis yang terbaik dari apa yang pernah dibaca, didengar, dilihat, dan dirasa || Freelancer || Tentang Pesantren.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Abu Nawas, Sufi yang Menghibur Tidak Dengan Melawak

5 Oktober 2021   23:35 Diperbarui: 5 November 2021   17:09 1277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat Abu Nawas mengatakan bahwa salat tidak perlu ruku' dan sujud. Serta menuduh Raja suka berbuat fitnah. Raja pun memanggilnya, dan menanyakan alasan mengapa ia bisa berkata demikian. 

Abu Nawas mengatakan bahwa orang-orang saja yang telah salah paham dengan apa yang ia katakan padahal ia belum selesai menagtakannya. Maksudnya, salat tanpa ruku' dan sujud ialah saat melaksanakan salat jenazah. 

Dan terkait menuduh raja suka fitnah, ia membacakan surah al Baqarah ayat 28 yang menerangkan bahwa anak-anak dan harta benda adalah fitnah. 

Bagaimana ia tidak mengatakan demikian sedangkan Raja memang sangat mencintai anak-anak Raja dan begitu juga dengan harta kemewahannya. Raja pun terdiam karena jawaban Abu Nawas di luar dugaannya dan tidak juga salah. 

Secara tidak langsung, itu merupakan kritik halus kepada Raja, supaya ia jangan terlena dengan hal-hal duniawi yang akan menjadikan Raja lupa dengan Akhirat.

Demikianlah diantara cerita kecerdikan, sifat sufi, dan kedalaman ilmu agama Abu Nawas yang dikemas dalam cita rasa humor yang tinggi.

Banyak sekali buku bertajuk cerita 1001 malam diterbitkan, dimana Abu Nawas tak pernah ketinggalan masuk sebagai seorang figur dengan cerita-ceritanya yang terkesan memang konyol, namun pada kenyataannya itu merupakan sebuah problem solving yang tak terasa jika telah dibuat menjadi cerita memiliki unsur humor yang tinggi.

Tak dapat dipungkiri meskipun ada yang menganggap bahwa Tokoh Abu Nawas hanya sebagai tokoh fiksi belaka. Tapi memang sudah menjadi cerita. 

Penulis pun juga belum bisa 100 persen mengklarifikasi kevalidan kejenakaan diri Abu Nawas dalam cerita tersebut. Mungkinkah bila memang ada cerita tentang kecerdikan Abu Nawas, kemudian di dramatisir lagi oleh orang-orang tertentu sehingga lebih menarik untuk diceritakan?

Entahlah.

Yang jelas di mata penulis. Abu Nawas adalah salah satu shufi, orang zuhud, cendekiawan muslim, 'alim, dan penyair.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun