Kini serasa mendapat bola yang digulirkan padanya. Mau ditendang kembali atau dibiarkan saja entah kemana. Ia menimbang2....
Telalu banyak modus penipuan dari yang paling polos sampai yang rada kreatif semisal menyamar menjadi mama, ia konsumsi setiap hari di media massa maupun berita dari mulut ke mulut. Ia gamang, antara kasihan ingin membantu dan waspada.
Sesuatu berbisik...
'Ehh jangan mau ditipu neng.. Mungkin tiap penumpangnya ia cerita bermacam2 hal yang memprihatinkan... Bayangkan kalau sehari pelanggannnya 50, kena tipu semua sama wajah memelasnya... Menyebalkan bukan? Uhh jangan mau percaya...' ((Nome lama))
Namun rasa prihatin di hatinya berungkap, bagaimana kalau bapak ini bicara apa adanya? Dan butuh uluran tangan? Bukannya ini hari jumat yang berkah, saatnya memperbanyak sedekah?
Ia ingat petuah pak petua: jikalau ada seseorang mengetuk pintumu minta sedekah, yakinlah itu utusan Allah..
Yang mempercayakanmu untuk membersihkan hartamu... Allah yang sedang mengetuk pintumu... Memberimu kesempatan untuk menjemput kemuliannya. Amanah. Jangan liat apa di balik itu, tapi niat tulusmu.
Jikalau sudah begitu, penipuan modus apapun, tak berlaku jikalau nome berniat sedekah.
Setipis hasutan itu kembali berguman,' iya tapi kalau tidak benar berarti kamu membantu suburnya modus penipuan kayak gini, lagi pms aja nih nome gampang terharu mudah terhasut... Huu mudah jangan percaya'
(((nome lama)))
dari tadi pagi saya mutar2 aja dik belum dapat penumpang.... Untung adik bersedia masuk...