"Chitaa ganti baju dulu yaa baru kembali ke sini?!" Ibunya membelai
rambutnya. Dalam kurung merapihkan.
"Tak usah, Chita mau makan ongol". Ujarnya tanpa menawar.
"Iyaa sebentar kalau jadi,ibu simpankan yang baaanyaak. Iya sayang..?!"
Ia menjentik hidung bangir anak kecilnya.
"Oh iya tadi belum dijelaskan, kenapaa ya sama bapak gurunya..?!
Hmm?"
"Bapak guru bilang rambut chita sebaiknya diikat, biar manis seperti
kakak."
Ia melengos masuk.
"Aku tak suka ikat rambut!" mulutnya maju dua centi.
Ia menatap cermin dan mengatakan,
Aku gadis paling cantik!
Mamanya mengiyakan dari dapur. Rupanya Charita berteriak...
"Aku mau jadi presiden!"
"Aamin.." Kali ini kakak wanitanya yang manis itu menggoda.
Kakak satu2nya yang kini menginjak sma.
Mereka beda 10 tahun.
Charita yang masih 6 tahun dan pikirannya terkadang melampaui usianya.
Selang 10 menit suara si kecil Charita sudah berganti dengkuran.
Ia tertidur dengan pakaian sekolah di kursi hadapan cermin.
Ia memang sering tertidur dengan mendadak.
Tak ada basa basi dan
semuanya berjalan sesuai keinginanx.
Ngantuk ya tidur.
Rupanya tadi omelan karena kantuk sangat.