Mohon tunggu...
yuli mokhtar
yuli mokhtar Mohon Tunggu... -

ORI is the best;)

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Cerita Charita

30 April 2010   07:14 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:30 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Chitaa ganti baju dulu yaa baru kembali ke sini?!" Ibunya membelai
rambutnya. Dalam kurung merapihkan.

"Tak usah, Chita mau makan ongol". Ujarnya tanpa menawar.

"Iyaa sebentar kalau jadi,ibu simpankan yang baaanyaak. Iya sayang..?!"
Ia menjentik hidung bangir anak kecilnya.
"Oh iya tadi belum dijelaskan, kenapaa ya sama bapak gurunya..?!
Hmm?"

"Bapak guru bilang rambut chita sebaiknya diikat, biar manis seperti
kakak."

Ia melengos masuk.
"Aku tak suka ikat rambut!" mulutnya maju dua centi.

Ia menatap cermin dan mengatakan,
Aku gadis paling cantik!

Mamanya mengiyakan dari dapur. Rupanya Charita berteriak...

"Aku mau jadi presiden!"

"Aamin.." Kali ini kakak wanitanya yang manis itu menggoda.
Kakak satu2nya yang kini menginjak sma.
Mereka beda 10 tahun.

Charita yang masih 6 tahun dan pikirannya terkadang melampaui usianya.

Selang 10 menit suara si kecil Charita sudah berganti dengkuran.
Ia tertidur dengan pakaian sekolah di kursi hadapan cermin.
Ia memang sering tertidur dengan mendadak.
Tak ada basa basi dan
semuanya berjalan sesuai keinginanx.
Ngantuk ya tidur.
Rupanya tadi omelan karena kantuk sangat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun