Mohon tunggu...
Najwa asyilah
Najwa asyilah Mohon Tunggu... Guru - saya adalah seorang mahasiswa di Universitas Pamulang

Assalamualaikum WR.WB. Hai!! Selamat pagi semua nya. saya ingin sekali berbagi tips dalam berbagai pembelajaran dan perkembangan diri di setiap inspirasi untuk semua di seluruh dunia. Sekian terimakasih 🙏🏻

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Implementasikan konsep bunyi bahasa fonologi pada perkembangan pembelajaran bahasa Indonesia

4 Januari 2025   21:18 Diperbarui: 4 Januari 2025   21:18 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Fonologi merupakan kata yang terbentuk dari "phone" yang berarti "bunyi" dan "logos" yang berarti ilmu. Jadi, fonologi adalah ilmu tentang bunyi. Namun, bunyi yang ada dalam fonologi merupakan bunyi bahasa

 Bunyi bahasa adalah bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia, yang juga disebut sebagai organ artikulatoris. Sumber proses pembentukan bunyi itu ada dari getaran, angin, suara, dan alat ucap manusia. Ada beberapa alat ucap yang relevan dalam fonologi bahasa adalah paru-paru, laring, faring, rongga hidung, rongga mulut, bibir, gigi, lidah, alveolum (gusi), palatum (langit-langit), velum (ujung langit-langit), dan uvula. Semua alat ini berperan pada pembentukan bunyi-bunyi bahasa dan dalam perbedaan bunyi-bunyi tersebut dalam berbagai bahasa

Manusia dapat mempelajari bahasa asing secara efektif, manusia dapat memperbaiki kesalahan pengucapan sesuai dengan kaidah kebahasaan Indonesia, manusia dapat memiliki keterampilan ganda yakni keterampilan berbicara serta keterampilan menyimak seharusnya seluruh Warga Negara Indonesia.

Melalui Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) tahun 2003 Bab VII pasal 23 ayat ke-3 menyatakan bahwa "Bahasa Indonesia sebagai bahasa negara menjadi bahasa pengantar dalam pendidikan nasional." Jika kita merenungkan bersama, Undang-Undang SISDIKNAS tahun 2003 ini memiliki makna yang mendalam. Maknanya adalah bahwa pemerintah berupaya untuk menjadikan Bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar yang wajib digunakan di semua tingkat pendidikan, mulai dari tingkat dasar, menengah, hingga tingkat tinggi.

Manusia dapat mempelajari bahasa asing secara efektif, manusia dapat memperbaiki kesalahan pengucapan sesuai dengan kaidah kebahasaan Indonesia, manusia dapat memiliki keterampilan ganda yakni keterampilan berbicara serta keterampilan menyimak. 

proses pembelajaran menjadi delapan fase, yaitu: 1) motivasi, 2) pemahaman, 3) pemerolehan, 4) penahanan, 5) ingatan kembali, 6) generalisasi, 7) perlakuan dan 8) umpan balik.

Implementasi konsep-konsep ini membantu dalam memahami struktur dan pola bunyi dalam bahasa, serta bagaimana bunyi-bunyi tersebut digunakan untuk membentuk kata dan kalimat yang bermakna. berikut konsep penting dalan pembelajaran bahasa indonesia.

  • Fonologi: Studi tentang bunyi-bunyi dalam bahasa. Contoh: Perbedaan bunyi antara kata "padi" dan "badi" yang membedakan makna.

  • Morfologi: Studi tentang struktur kata dan pembentukan kata. Contoh: Kata "bermain" terdiri dari morfem "ber-" (awalan) dan "main" (kata dasar).

  • Sintaksis: Studi tentang struktur kalimat dan aturan tata bahasa. Contoh: Kalimat "Saya makan nasi" memiliki subjek (Saya), predikat (makan), dan objek (nasi).

  • Semantik: Studi tentang makna kata dan kalimat. Contoh: Kata "bintang" bisa berarti benda langit atau artis terkenal, tergantung konteksnya.

  • Pragmatik: Studi tentang penggunaan bahasa dalam konteks sosial. Contoh: Penggunaan kata "tolong" untuk meminta bantuan dengan sopan.

  • Sosiolinguistik: Studi tentang hubungan antara bahasa dan masyarakat. Contoh: Variasi bahasa yang digunakan dalam berbagai kelompok sosial, seperti bahasa gaul di kalangan remaja.

  • Dialek: Variasi bahasa yang digunakan di daerah tertentu. Contoh: Dialek Betawi yang berbeda dengan dialek Jawa.

  • Ejaan: Aturan penulisan kata dalam bahasa Indonesia. Contoh: Penggunaan huruf kapital di awal kalimat dan nama diri.

  • Kosakata: Kumpulan kata yang digunakan dalam bahasa. Contoh: Kata-kata serapan dari bahasa asing seperti "televisi" dari bahasa Inggris.

  • Gaya Bahasa: Penggunaan bahasa yang khas dalam karya sastra atau pidato. Contoh: Metafora dalam puisi, seperti "hati sekeras batu".

Melalui Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) tahun 2003 Bab VII pasal 23 ayat ke-3 menyatakan bahwa "Bahasa Indonesia sebagai bahasa negara menjadi bahasa pengantar dalam pendidikan nasional." Jika kita merenungkan bersama, Undang-Undang SISDIKNAS tahun 2003 ini memiliki makna yang mendalam. Maknanya adalah bahwa pemerintah berupaya untuk menjadikan Bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar yang wajib digunakan di semua tingkat pendidikan, mulai dari tingkat dasar, menengah, hingga tingkat tinggi.

Fonologi bisa dikaji berdasarkan dari dua perspektif, yaitu fonetik dan fonemik.  Fonetik melihat bahwa bunyi bahasa sebagai media komunikasi saja, sedangkan fonemik memahami bunyi bahasa menjadi bagian integral dari sistem bahasa. 

Dalam pandangan fonemik, bunyi-bunyi bahasa adalah unsur bahasa yang paling kecil dan memiliki fungsi dalam membedakan makna. Bahasa telah menjadi tonggak utama dalam evolusi manusia dan berperan besar dalam komunikasi, pemahaman, serta perkembangan peradaban. ada beberapa penelitian tentang fonologi yaitu :

Fonetik, menurut (Masnur Muslich) dalam bukunya "Fonologi Bahasa Indonesia", adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari bagaimana manusia menghasilkan bunyi-bunyi dalam bahasa saat berbicara.

 (Jaya, 2019). Bunyi-bunyi tersebut sangat diperlukan untuk perkembangan seseorang agar mengenali bunyi sejak dini. Dalam bahasa Indonesia reduplikasi merupakan mekanisme yang penting dalam pembentukan kata, di samping afiksasi, komposisi dan akronimisasi.

(Sulihingtyas, 2013), manusia dapat mengetahui perbedaan bunyi-bunyi bahasa seperti kategori atau golongan bunyi vokal, bunyi konsonan, dan beberapa bunyi yang lain.

Seharusnya seluruh Warga Negara Indonesia memiliki kebanggaan pada bahasa yang dimiliki oleh negara ini, bahasa Indonesia lahir dan berkembang dari pemikiran para tokoh Indonesia. Berbeda dari negara luar negri lain, meskipun negara luar negri itu medeka tetapi masih menggunakan bahasa yang bukan asli di wilayah atau bahasa asing dari wilayah luar negri tersebut pemerintah Dalam konteks ini, bahasa memiliki beberapa peran yang sangat penting yakni: dari ucapan, membentuk kata, indikator kecerdasan, perkembangan peradaban, kepahaman makna, dan resolusi.

Fonetik Artikulatoris ini adalah dari manusia menghasilkan bunyi-bunyi dalam bahasa, termasuk mekanisme organ bicara seperti lidah, langit-langit, dan gigi yang digunakan saat menghasilkan bunyi ujaran.

Terdapat empat jenis fonetik yang dapat dipelajari, yaitu fonetik artikulatoris, fonetik akustik, fonetik auditif, dan fonetik kombinatoris

 Fonetik Akustik: Jenis fonetik ini mempelajari karakteristik bunyi bahasa, seperti frekuensi dan intensitas gelombang pada bunyi. Ada 4 komponen yaitu Frekuensi, Forman, Durasi,  dan Intensitas. Dari ke 4 komponen ini membantu dari berbagai suara bahasa.

 Fonetik Auditif: fonetik ini pada telinga manusia dapat menganalisis bunyi-bunyi ujaran atau memproses kepekaan pendengaran.

 Fonetik Kombinatoris: bunyi yang jarang diucapkan sendiri, melainkan dalam rangkaian bunyi lain.

Fonetik, sebagai bagian integral dari fonologi, berkonsentrasi pada analisis bunyi-bunyi bahasa dengan cara berikut:

a. Menyelidiki setiap bunyi bahasa yang dihasilkan melalui alat ucap manusia.

b. Memahami proses terbentuknya bunyi-bunyi bahasa tersebut.

c. Mengklasifikasikan bunyi-bunyi tersebut ke dalam kategori bunyi vokal (vokoid), konsonan (kontoid), dan bunyi prosodi (termasuk jeda, irama, dan intonasi).

d. Mendeskripsikan bunyi-bunyi bahasa ini dalam bentuk fonetis melalui pencatatan audio yang kemudian diubah menjadi bentuk tertulis.

Sebagai kesimpulan nya, ini pembelaaran penting bagi kita untuk terus mengembangkan pemahaman dan penerapan konsep-konsep yang telah dibahas dalam artikel ini. Dengan demikian, kita dapat mencapai tujuan yang diinginkan dan memberikan kontribusi positif bagi masyarakat. Semoga artikel ini bermanfaat dan dapat menjadi referensi yang berguna bagi pembaca. Terima kasih telah meluangkan waktu untuk membaca, dan jangan ragu untuk berbagi pemikiran atau pertanyaan Anda.

Sekian Terimakasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun