Mohon tunggu...
najwa amsa
najwa amsa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasisiwa S1-Kimia

Saya merupakan mahasiswi Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam di Universitas Sebelas Maret Surakarta

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Modal Masuk PTN, Belajar Mandiri atau Les?

9 Desember 2024   15:06 Diperbarui: 11 Desember 2024   14:57 364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: Bimbel dan les sekolah. (Foto: KOMPAS/FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY)

Keunggulan Perguruan Tinggi Negeri (PTN)

Perguruan Tinggi Negeri (PTN) merupakan lembaga pendidikan tinggi yang didirikan dan dikelola oleh pemerintah. Ada banyak keuntungan yang diperoleh ketika berkuliah di PTN. 

Selain dosen yang profesional dan fasilitas yang lengkap, kuliah di PTN umumnya mempunyai reputasi yang unggul di dunia kerja. Terlebih lagi jika memiliki jaringan alumni yang kuat dan luas. 

Biaya untuk berkuliah di PTN juga umumnya lebih terjangkau dibandingkan dengan Perguruan Tinggi Swasta. Untuk masuk ke PTN, ada beberapa jalur seleksi yang bisa diikuti oleh calon mahasiswa, yaitu Seleksi Nasional Berbasis Prestasi (SNBP), Seleksi Nasional Berbasis Tes (SNBT), atau seleksi mandiri. 

Dalam setiap jalur seleksi tersebut, terdapat mekanisme yang berbeda-beda dan tentunya terjadi persaingan sehingga calon mahasiswa harus mempersiapkan diri dengan baik.

Perdebatan dalam Penentuan Keberhasilan PTN

Sering sekali terjadi adu argumen mengenai faktor dalam menentukan keberhasilan calon mahasiswa untuk bisa mendapatkan PTN. 

Sebagian orang berpendapat bahwa les atau bimbel adalah kunci sukses kelulusan PTN. Namun, banyak juga yang berpendapat bahwa belajar secara mandiri lebih efektif dan lebih fokus daripada mengikuti les. 

Perdebatan ini  tidak pernah selesai dan akan terus terjadi selama musim memasuki dunia kuliah. 

Oleh karena itu, timbul pertanyaan: apakah faktor penentu utama diterima PTN  adalah mengikuti les atau dengan belajar mandiri? Mari kita simak keunggulan dan kekurangan dari masing-masing argumen.

Belajar Mandiri: Bertanggung Jawab dan Disiplin

Calon mahasiswa yang memilih belajar mandiri berpendapat bahwa, belajar mandiri bisa membentuk dan menanamkan sifat kedisiplinan dan tanggung jawab pada diri mereka. Seperti yang kita ketahui, di zaman dimana penggunaan internet yang semakin maju, banyak akses dalam mencari sumber belajar  yang tersebar luas di platform social media,, artikel, serta video pembelajaran. 

Materi pembelajaran tersebut bisa didapatkan tanpa harus mengeluarkan sepeser rupiah. Ini sangat menguntungkan bagi siswa yang tidak mampu secara finansial untuk mengikuti bimbel atau les.

Dengan memanfaatkan internet, serta mengatur waktu untuk belajar, secara tak sadar dapat membentuk pribadi yang berjiwa disiplin serta tanggung jawab. 

Mereka juga bisa fokus untuk mempelajari lebih dalam tentang materi yang kurang bisa dipahami, tanpa harus dibebani dengan tugas atau Pekerjaan Rumah yang biasanya diberikan di tempat les.

 Para calon mahasiswa juga bisa mengatur gaya belajar yang mereka sukai sehingga belajar terasa asyik dan tidak membosankan. 

Namun dibalik itu semua, memegang komitmen untuk disiplin terhadap waktu belajar menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi mereka. Para siswa harus bisa mengelola time management dengan baik. 

Mereka harus bisa membagi waktu untuk belajar, waktu istirahat, serta waktu untuk me time. Jika mereka menekankan dirinya untuk terus belajar tanpa memperhatikan waktu istirahat, dapat menyebabkan gangguan kesehatan secara fisik maupun mental. 

Sebaliknya, jika calon mahasiswa lebih banyak menghabiskan waktunya untuk bermain tanpa memperhatikan waktu untuk belajar, target pembelajaran tidak dapat dicapai dengan maksimal, dan berujung mendapat skor yang tidak diinginkan saat ujian nanti. 

Oleh karena itu, pentingnya penanaman kedisiplinan serta tanggung jawab agar belajar mandiri dapat dijalankan dengan efektif dan maksimal.

Bimbel atau Les: Intensif dan Fokus

Di sisi lain, calon mahasiswa yang memilih belajar dengan bimbel atau les, membuat pembelajaran lebih intensif dan fokus. Bimbel mempunyai struktur pembelajaran yang lebih tertata sehingga calon mahasiswa dapat mengikuti alur belajar secara sistematis. 

Hal tersebut menjadikan mereka dapat menyelesaikan target pembelajaran serta menguasai berbagai materi. Tutor atau guru yang sudah ahli dan berpengalaman, dapat menciptakan pembelajaran secara mendalam sehingga memudahkan calon mahasiswa untuk memahami. 

Para calon mahasiswa yang belum memahami materi secara maksimal, dapat berkonsultasi dengan tutornya. 

Tempat bimbel atau les juga biasanya menyediakan website yang berisi materi, video pembelajaran yang dikemas secara menarik, kumpulan soal-soal, dan try out yang lengkap, sehingga calon mahasiswa tidak perlu kesusahan untuk mencari materi tambahan dalam menunjang pembelajaran. 

Website tersebut hanya bisa diakses oleh orang-orang yang ada di bimbel. Selain itu, bimbel juga dapat menambah relasi pertemanan sehingga dapat tercipta suasana kelas yang memotivasi serta penuh dukungan. Namun, tidak menutup kemungkinan bahwa belajar melalui bimbel juga mempunyai beberapa kekurangan. 

Biaya yang dikeluarkan tentu saja tidak sedikit, terlebih jika sudah mendekati musim UTBK (Ujian Tulis Berbasis Komputer). Beberapa siswa juga mengeluhkan tugas bimbel yang sangat banyak, yang mana deadline nya bertabrakan dengan tugas di sekolah. 

Belajar lewat bimbel juga tidak menjamin 100% akan lolos masuk PTN, karena itu semua tergantung dari kesungguhan para siswa. 

Siswa yang tidak mengikuti pembelajaran bimbel dengan baik dan intensif, tentu akan tertinggal materi dan terkesan hanya menghambur-hamburkan uang saja.

Mana yang Lebih Efektif?

Berdasarkan dua argumen diatas dapat disimpulkan bahwa, tidak ada metode yang paling efektif dalam penentuan keberhasilan lolos PTN. 

Semua itu bergantung dengan preferensi, kebutuhan, serta kesungguhan setiap pribadi siswa. Ada beberapa siswa yang metode belajarnya harus dengan bimbingan dari pengajar, dan ada siswa yang belajarnya cukup dengan membaca materi dan mengerjakan soal-soal. 

Nah, yang terpenting disini adalah bagaimana siswa tersebut dapat memanfaatkan waktu sebaik mungkin untuk mengerahkan seluruh kemampuan dalam mempersiapkan  PTN incarannya. 

Kenali metode belajar yang efektif dalam diri. Istirahat yang cukup juga harus diterapkan guna mempertahankan sistem kekebalan tubuh. 

Selain belajar, perlu juga memperhatikan kesehatan fisik dan mental. Perlu diingat bahwa, terdapat faktor-faktor lain dalam penentuan faktor lolos seleksi PTN seperti peluang tiap jurusan dari setiap universitas yang berbeda-beda, serta keberuntungan. Jurusan dengan peminat yang sedikit tentu skor keberhasilannya berbeda dengan jurusan yang banyak peminatnya. 

Begitu juga dengan tingkat peluang kelulusan dari setiap universitas. Saat berhasil mendapatkan jurusan dan PTN yang diimpikan. Jangan lupa untuk memaksimalkan setiap pembelajaran di kuliah dengan sungguh-sungguh. 

Namun jika tidak lolos, jangan merasa putus asa dan menyalahkan keadaan. Masih ada kesempatan untuk mengejar PTN impian lewat UM (Ujian Mandiri), daftar ke universitas swasta, atau gap year. 

Gap year merupakan masa jeda seseorang dari setelah lulus SMA/SMK menuju ke perguruan tinggi. Dengan gap year, siswa dapat lebih mendalami materi pembelajaran serta mengevaluasi diri dari metode belajar sebelumnya. Jangan lupa juga untuk selalu memanjatkan doa di setiap kegiatan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun