Mohon tunggu...
Najwa AminiHafidz
Najwa AminiHafidz Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa jurnalistik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Konsep Ekonomi Politik Media Beserta Contoh Praktiknya di Indonesia

2 Desember 2023   11:59 Diperbarui: 2 Desember 2023   12:09 311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Media massa sebagai wadah penyampaian informasi dan pesan kepada masyarakat memiliki peran penting dalam memproduksi kepentingan berbagai daya sosial yang kuat.  

Salah satu pendekatan kritis yang ada dalam kajian media massa ialah Ekonomi Politik Media. Berdasarkan pemahaman Barker (2009), ekonomi politik media tidak lepas dari kaitannya dengan kekuasaan distribusi sumber daya ekonomi dan sosial.

Pada teori ekonomi politik media menunjukkan bahwa media saat ini lebih condong mengutamakan kepentingan komersil (pasar) daripada kepentingan khalayak, sebagaimana ia menjadikan sebuah program kesukaan penonton sebagai komoditas periklanan untuk meraup keuntungan.

Dalam ekonomi politik media, pendekatan dilakukan dengan cara melihat media massanya, seperti siapa penguasa sumber produksinya, siapa pemegang rantai distribusinya, hingga siapa yang menciptakan pola konsumsi masyarakat dalam konten media (Haryono, 2020).

Teori-teori ekonomi politik media sendiri telah banyak dipaparkan oleh para ahli seperti Karl Marx, Vincent Mosco, Golding, dan Murdrock.

Teori Karl Marx

Ekonomi Politik Media merupakan sebuah pendekatan kritik sosial yang berfokus pada hubungan struktur ekonomi serta dinamika indtustri media dan konten ideologis media. (McQuail, 2011)

Teori Vincent Mosco

Suatu kajian relasi sosial berupa kekuasaan yang secara seimbang berkontribusi dalam produksi, distribusi, dan konsumsi dari sumber daya termasuk komunikasi.

Mosco juga menekankan bahwa kajian ekonomi politik media sangat berkaitan dengan bagaimana proses saling mempengaruhi oleh sistem media massa, informasi, hiburan, hingga perkembangan teknologi pada media.

Teori Golding dan Murdock

Media massa memiliki dua kemampuan yang fantastis sebagai institusi bisnis dan alat mendesiminasikan struktur politik. Keduanya lalu membagi ekonomi politik media menjadi dua macam yaitu ekonomi politik liberal dan ekonomi politik kritis.

Pada varian liberal, media massa dianggap sebagai produk yang bebas dimiliki semua orang, dikelola secara professional dan saling berkompetisi di pasar.

Ekonomi politik kritis  maksudnya ialah media massa memiliki organisasi tertentu yang mendominasi satu pihak ke pihak yang lain di dalamnya.

Ekonomi politik media dalam arti sempit mengacu pada studi tentang hubungan antara struktur ekonomi, kebijakan politik, dan  produksi, distribusi, dan konsumsi informasi melalui media.

Ekonomi politik media secara luas ialah kajian untuk mengontrol (bersifat politis) kehidupan sosial yang dimaknai sebagai bentuk pengendalian individu serta anggota kelompok dalam organisasi.

Ekonomi politik media di Indonesia mencerminkan dinamika yang kompleks antara kepentingan politik dan ekonomi dalam industri media. Pemilik media terkadang terikat dengan elit politik atau ekonomi dan dapat mempengaruhi pemberitaan untuk mencapai tujuan tertentu.

Contohnya pada masa Pemilu 2014 ini, ketua Dewan Pers, Bagir Manan mengkritik media yang dianggap terlalu sering memberitakan soal kampanye kandidat ketimbang penyelenggaraan pemilu itu sendiri. Pemilik perusahaan telah memanfaatkan medianya untuk kepentingan partai dan golongan mereka. (Pusat Data dan Analisa Tempo, 2019)

Lalu pada pemilu 2019, beberapa media cenderung meliput kandidat secara positif (menguntungkan) atau negatif (merugikan) berdasarkan afiliasi politik atau kepentingan bisnis pemiliknya. Hal ini dapat mendistorsi informasi yang diberikan kepada publik.

Praktik ekonomi politik media di Indonesia juga tidak bisa dilepaskan dari peran iklan yang berfungsi menyebarkan pengaruh kepada khalayak. Iklan dari entitas pemerintah juga dapat menjadi faktor yang signifikan dalam ekonomi politik media, terutama jika ada intervensi atau pengaruh politik yang memengaruhi alokasi iklan pemerintah.

Keterlibatan pemerintah dalam regulasi periklanan dan media juga memainkan peranan   penting. Kebijakan dan peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah dapat mempengaruhi tren dalam industri media dan hubungannya dengan periklanan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun