Mohon tunggu...
Najwa Kaylyla
Najwa Kaylyla Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - pelajar

Hanya penulis yang sedang belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Dimanakah Diriku?

25 April 2023   02:02 Diperbarui: 25 April 2023   02:03 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Satu detik, dua detik, tiga detik. BAMM... Lana mencoba untuk membuka matanya dengan kesal. Beberapa bagian tubuhnya terasa sakit. Saat ia mencoba memandang ke berbagai arah, ia merasakan aura asing di sekitarnya.

Tiba-tiba ruangan yang ramai tadi berubah menjadi sepi. Bukan sepi lagi, melainkan kosong! Lana bangkit dengan rasa kaget.

Tidak seperti ruangan di mall, disini ia berada di ruangan lain yang berbeda. Lana berada di tengah-tengah lorong panjang dengan dinding biru muda dan lantai berkarpet gelap. Lana merentangkan tangannya, dan memasang kuda-kuda dengan was-was.

"Aku... dimana?" ucap Lana pelan.

Fyuuhhh... suara angin entah darimana berdesir pelan. Lana dengan setengah ketakutan, Lana mencoba menyusuri lorong berkarpet itu. Lorongnya sangat panjang sampai ujungnya tak terlihat.

Kenapa aku bisa berada disini? Apa karena efek terjatuh tadi? Mana mungkin! Berbagai pertanyaan berkelabat di benak Lana. Dia merasa tak enak, tangannya juga mulai mendingin.

Sambil berjalan pelan, ia memikirkan semua peristiwa sebelum terjatuh tadi. Kemudian ia ingat bahwa sempat menonton video pendek mengenai  dunia asing itu. Lana mulai berpikir yang aneh-aneh.

Jangan-jangan inilah dunia asing yang dimaksud didalam video tadi? Ah, tak mungkin! Ini pasti hanya mimpi!

Lana merasa sudah berjalan jauh sekali, tapi masih belum menemukan jalan lain. Jangankan jalan lain, ujung lorong saja tak terlihat. Lama-lama ia merasa lelah dan juga ketakutan.

Kakinya sudah terlalu lemas. Lana duduk ditengah lorong, mencoba untuk bersandar di dinding sebelah kirinya. Setitik air mata mulai menetes.

Oh, betapa takutnya diri ini berada di ruangan aneh! Keluhnya dalam hati. Selama beberapa menit, Lana membiarkan air matanya mengalir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun