Mohon tunggu...
Najwa Kaylyla
Najwa Kaylyla Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - pelajar

Hanya penulis yang sedang belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Dimanakah Diriku?

25 April 2023   02:02 Diperbarui: 25 April 2023   02:03 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Hari Sabtu yang cerah, cocok untuk memulai hari yang membosankan seperti biasa. Hari ini libur, tapi Lana dan keluarga besarnya mempunyai wacana untuk menghadiri acara peragaan busana di salah satu mall terkenal. Lana bersiap-siap untuk berganti pakaian dan mengurus beberapa hal lainnya. Tanpa banyak cakap, Lana dan keluarganya menaiki mobil untuk segera ke mall yang letaknya di tengah kota.

Di perjalanan ke mall, Lana mendengar beberapa lagu dan menonton video pendek di MeTube.  Ia iseng melihat video random tentang teori yang mengatakan bahwa ada dunia asing yang bisa dikunjungi bila memasuki portal rahasia. Tentu saja hal ini fiktif. Toh, dia menontonnya karena penasaran belaka. Tak terasa perjalanan sudah berakhir. Satu persatu keluarga Lana turun dari mobil.

Dengan sigap Lana juga ikut turun dan mengikuti rombongannya agar sampai di tempat peragaan tersebut. Lana memperhatikan sekitarnya dengan cermat. Toko-toko yang menjual berbagai alat kebutuhan berderet dengan rapi. Sudah lama sekali Ia tak ke mall. Terakhir kali ia pergi bersama ayahnya saat ulang tahun ke-12, sekarang Lana sudah berumur 14 tahun.

Tak lama berselang, Lana dan rombongan kecilnya sudah sampai di sebuah ruangan besar dengan panggung lebar di tengahnya. Panggung tersebut dihiasi pita-pita berwarna ungu dan pink dengan gorden panjang berwarna merah. Ayah Lana sudah memesan tempat sebelumya, jadi Lana dan yang lainnya sudah bisa duduk tenang di barisan yang menghadap lurus ke arah panggung.

Acara berlangsung dengan meriah, banyak model yang memperagakan baju-baju unik yang mereka pakai dengan baik. Lana sendiri memang menikmati acara itu, tapi lama-lama ia jenuh. Beberapa anak kecil dari rombongan keluarga Lana sudah keluar barisan untuk bermain di tempat wahana bermain, ditemani oleh Tante Varren.

Setelah meminta izin kepada ibu dan ayah untuk berkeliling sebentar di mall, Lana bergegas keluar dari ruangan tersebut. Lana tiba-tiba mendapat ide untuk ikut bermain ke wahana yang berada di lantai 1 bersama adik-adiknya. Dengan sabar, ia turuni ekskalator panjang untuk ke lantai 1.

Tanpa susah-payah mencari, Lana segera menemukan Tante Varren yang menemani si kecil Dea dan Luna. Lana dengan riang memilih permainan bianglala kuda yang berputar.  Setelah meminta izin dengan sopan pada Tante Varren, ia segera menaiki kuda warna hitam yang ditengah-tengahnya terdapat tiang panjang berwarna emas untuk berpegangan.

Setelah putarannya selesai, Lana turun dan tak melihat keberadaan Tante Varren dan adik-adiknya di tempat sebelumnya. Lana kebingungan, ia juga sadar bahwa kerumunan di depan tempat wahana tersebut kian ramai. Dengan sedikit panik, Lana mencoba untuk mencari tantenya di tengah-tengah rombongan yang berlalu-lalang didepan wahana.

Tubuh Lana yang kecil ikut terhimpit di dalam lautan manusia. Lana berteriak di tengah himpitan, mencoba melawan suara-suara yang keras,

"Permisi! Ah, maaf, pak! Aduh, permisi dong!"

Berkali-kali ia tersenggol dengan tubuh orang yang lebih besar. Di salah satu kesempatan, seorang pria tinggi dengan kulit putih tanpa sengaja mendorong Lana akibat sikutan orang dewasa lainnya. Lana jatuh berdebam ke lantai mall yang dingin.

Satu detik, dua detik, tiga detik. BAMM... Lana mencoba untuk membuka matanya dengan kesal. Beberapa bagian tubuhnya terasa sakit. Saat ia mencoba memandang ke berbagai arah, ia merasakan aura asing di sekitarnya.

Tiba-tiba ruangan yang ramai tadi berubah menjadi sepi. Bukan sepi lagi, melainkan kosong! Lana bangkit dengan rasa kaget.

Tidak seperti ruangan di mall, disini ia berada di ruangan lain yang berbeda. Lana berada di tengah-tengah lorong panjang dengan dinding biru muda dan lantai berkarpet gelap. Lana merentangkan tangannya, dan memasang kuda-kuda dengan was-was.

"Aku... dimana?" ucap Lana pelan.

Fyuuhhh... suara angin entah darimana berdesir pelan. Lana dengan setengah ketakutan, Lana mencoba menyusuri lorong berkarpet itu. Lorongnya sangat panjang sampai ujungnya tak terlihat.

Kenapa aku bisa berada disini? Apa karena efek terjatuh tadi? Mana mungkin! Berbagai pertanyaan berkelabat di benak Lana. Dia merasa tak enak, tangannya juga mulai mendingin.

Sambil berjalan pelan, ia memikirkan semua peristiwa sebelum terjatuh tadi. Kemudian ia ingat bahwa sempat menonton video pendek mengenai  dunia asing itu. Lana mulai berpikir yang aneh-aneh.

Jangan-jangan inilah dunia asing yang dimaksud didalam video tadi? Ah, tak mungkin! Ini pasti hanya mimpi!

Lana merasa sudah berjalan jauh sekali, tapi masih belum menemukan jalan lain. Jangankan jalan lain, ujung lorong saja tak terlihat. Lama-lama ia merasa lelah dan juga ketakutan.

Kakinya sudah terlalu lemas. Lana duduk ditengah lorong, mencoba untuk bersandar di dinding sebelah kirinya. Setitik air mata mulai menetes.

Oh, betapa takutnya diri ini berada di ruangan aneh! Keluhnya dalam hati. Selama beberapa menit, Lana membiarkan air matanya mengalir.

Tiba-tiba suara keras berdentum dari arah lorong yang gelap. Lana segera berdiri dengan cepat. Entah kenapa ia merasa khawatir sekali.

Sejurus kemudian, keluarlah  sebuah makhluk besar dengan tubuh hitam yang terdapat bolongan besar di tengah badannya. Makhluk mengerikan itu berlari ke arahnya. Lana yang panik berlari dengan rusuhnya, berteriak histeris melihat makhluk itu makin mendekat.

Kakinya sudah terlalu lelah hingga tak sanggup berlari lagi. Sedangkan makhluk aneh itu masih terus mengejar dibelakangnya. Lana betul-betul pasrah sekarang. Auman makhluk itu berasa menggema di kepala Lana.

Ia merasa mual, larinya juga memelan. Sekali lagi makhluk itu mengaum. Lana tak kuat dan jatuh tersungkur dengan keras.

Satu detik, dua detik, tiga detik. BAMM... Tepukan kecil di bahunya membuat Lana bangun dengan berteriak histeris. Seorang satpam berkumis kebingungan melihat reaksi Lana. Lana segera tersadar bahwa ia sudah kembali ke dunia nyata,

"PAK, MAKASIH BANYAK PAK!" teriak Lana tak kalah keras sambil memandang satpam yang makin kebingungan.

"Ekhm... omong-omong, Dek, kok bisa pingsan disini?" Tanya si satpam sambil menautkan alisnya.

"Hah, pingsan?" Lana balik bertanya.

Satpam mengangguk, Lana mencoba menjawab, "mungkin efek kelelahan, pak. Saya tadi lewat rombongan yang ramai, jadi sesak napas. Ditambah saya tadi juga terjatuh."

"Oohh, pantes... tadi Adek hampir keinjak sama orang, lho! Untung ada yang segera nolongin!" jelas si satpam.

Lana mengangguk terima kasih. Setelah berterima kasih, Lana segera berlari menyusuri mall kembali, mengarah ke lantai 2 dimana tempat acara peragaan  tadi berlangsung. Jadi tadi itu cuma mimpi belaka, ya? Untunglah!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun