Membantu dan berbakti kepada orang tua adalah kewajiban seorang anak, namun terdapat beberapa tantangan yang dapat menghadang pelaksanaan kewajiban ini. Pertama, kesibukan dan tuntutan hidup yang tinggi sering kali membuat anak sulit untuk menyempatkan waktu dan tenaga untuk membantu orang tua. Kedua, perbedaan generasi dan pemahaman dapat menyulitkan komunikasi antara anak dan orang tua, sehingga sulit untuk saling memahami dan bekerjasama. Ketiga, konflik dan perselisihan dalam keluarga juga dapat menjadi hambatan dalam upaya membantu dan berbakti kepada orang tua.
Meskipun demikian, terdapat beberapa strategi yang dapat dilakukan untuk mengatasi tantangan ini. Pertama, penting untuk menjaga komunikasi yang baik dan terbuka dengan orang tua, sehingga masalah dan kesulitan dapat lebih mudah diatasi. Kedua, kita perlu mengatur waktu dan prioritas dengan bijak, sehingga tetap bisa memberikan waktu dan perhatian kepada orang tua di tengah kesibukan yang ada. Ketiga, mencari dukungan dari keluarga dan orang-orang terdekat juga dapat membantu mengatasi tantangan yang ada. Dengan menghadapi dan mengatasi tantangan ini, kita dapat memenuhi kewajibannya untuk membantu dan berbakti kepada orang tua dengan lebih baik.
Kesibukan dan tuntutan hidup yang tinggi menjadi tantangan baru bagi anak-anak dalam membantu dan berbakti kepada orang tua. Dalam era modern ini, banyak anak yang sibuk dengan aktivitas sekolah, pekerjaan, dan kehidupan sosial mereka. Beban tugas dan tuntutan yang tinggi membuat mereka sulit memiliki waktu yang cukup untuk meluangkan waktu bersama orang tua. Selain itu, tekanan dari lingkungan juga bisa membuat anak-anak lupa akan kewajiban mereka dalam membantu dan berbakti kepada orang tua. Oleh karena itu, penting bagi anak-anak untuk memahami bahwa meski hidup sibuk, mereka tetap memiliki tanggung jawab untuk membantu dan berbakti kepada orang tua, karena orang tua adalah sumber cinta, perhatian, dan dukungan bagi mereka.
Seperti yang tertulis dalam hadhis yang berbunyi :
Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
.
"Sungguh terhina, sungguh terhina, sungguh terhina." Ada yang bertanya, "Siapa, wahai Rasulullah?" Beliau bersabda, "(Sungguh hina) seorang yang mendapati kedua orangtuanya yang masih hidup atau salah satu dari keduanya ketika mereka telah tua, namun justru ia tidak masuk surga." (HR. Muslim)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H