Mohon tunggu...
Najmie Zulfikar
Najmie Zulfikar Mohon Tunggu... Administrasi - Putra : Hamas-ruchan

Pe[ngen]nulis | Konten Kreator YouTube | Channel : James Kalica

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kotor dan Bau, Isi Dompet Siapa yang Tau

29 Juni 2020   12:41 Diperbarui: 29 Juni 2020   12:41 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Courtesy: Glimpses
Courtesy: Glimpses
Tantangan Keberlanjutan Sektor Pertanian

Sektor pertanian merupakan satu dari beberapa sektor yang turut membantu mendorong perekonomian dan membangun kemajuan bangsa. Sadar atau tidak sadar, bangsa ini memang mempunyai kekayaan sumber daya alam yang luar biasa. Tak salah, jika bangsa lain iri dengan apa yang kita punya. Apa yang sudah kita punya, jangan sampai hilang begitu saja.

Dalam hal ini dibawah Kementrian Pertanian harus menyiapkan sistem pertanian yang baik untuk menginventarisasi dan tata kelola petani yang ada, baik petani padi, karet, kopi dsb guna menjaga keberlanjutan sektor pertanian untuk tetap ada di masa depan.

Selain itu masyarakat khususnya para petani juga harus melek teknologi untuk mempermudah dan melakukan percepatan agar sektor pertanian mengalami kemajuan.

Pendeknya, bisa memanfaatkan teknologi untuk membantu, merawat dan menjaga aset bangsa ini. Karena ini bagian dari kekayaan Ibu Pertiwi. Sekaligus mengembalikan entitas bumi pertiwi sebagai negara yang agraris.

Dari sinilah, penulis menyadari betapa bersyukurnya terlahir sebagai anak dari seorang petani. Dari sektor pertanian bisa membangun infrastruktur negara melalui sumber daya manusia yang dirintis oleh orang tua. Tak ubahnya hal tersebut, dari sektor pertanian pulalah, satu dari sektor yang ada termasuk infrastruktur-infrastuktur negara dapat terbangun. Pemerataan kesejahteraan masyarakat bisa ditingkatkan. Ketahanan pangan menjadi kuat. Sehingga bangsa ini mampu berdikari di kaki sendiri.

Tentunya, profesi yang sangat mulia ini tidak boleh berhenti disini. Pelajaran berharga sudah penulis temukan dan saatnya profesi ini untuk diteruskan.

Bagi generasi milenial, masih takut terjun menjadi petani. Atau masih bermindset petani identik pakai celana hitam pendek, sering pakai kaos partai. Topi terbuat dari anyaman bambu (caping). Kerja di tempat kotor dan bahu. Itulah tantangannya. Tapi siapa sangka isi di dompet bisa beli avanza.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun