Mohon tunggu...
Najma Fatiha Rahma
Najma Fatiha Rahma Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa 23107030029 UIN Sunan Kalijaga

Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Penulis pemula ini belum memiliki spesifikasi, hanya memiliki tekad untuk menebar manfaat.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Artikel Utama

Pakaianmu adalah Identitas Diri atau Sebuah Sikap Konsumtif?

8 Juni 2024   17:13 Diperbarui: 10 Juni 2024   14:30 1138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ILUSTRASI gaya berpakaian dan sikap konsumtif | Freepik.com/rawpixel.com via Kompas.com

Terakhir, membangun konektivitas sosial. Memiliki penampilan yang menarik atau sesuai dengan tren dapat membantu membangun koneksi sosial. Orang cenderung merasa lebih mudah berinteraksi dengan orang lain yang memiliki selera fashion yang sama atau mengikuti tren yang sama. 

Misalnya, komunitas fashion atau penggemar merek tertentu seringkali membentuk grup atau komunitas yang mempererat hubungan sosial dan memberikan dukungan emosional satu sama lain.

Kemudian, bagaimana seharusnya kita menyikapi fenomena ini?

Kita perlu menyadari bahwa penampilan bukan segalanya. Menghargai diri sendiri dan orang lain berdasarkan karakter, kemampuan, dan nilai-nilai yang dimiliki jauh lebih penting daripada sekadar penampilan luar. Kita harus belajar melihat dan menghargai keunikan setiap individu, yang tidak selalu tercermin dari apa yang mereka pakai. Hindari perilaku konsumtif dengan membeli pakaian yang benar-benar dibutuhkan dan berkualitas baik. 

Pertimbangkan juga dampak lingkungan dari produk fashion yang kita beli. Pilihlah produk yang berkelanjutan dan ramah lingkungan dengan mendukung merek-merek yang memiliki tanggung jawab sosial dan lingkungan.

Selanjutnya, batasi waktu yang dihabiskan di media sosial untuk mengurangi tekanan dan perbandingan diri dengan orang lain. Fokuslah pada kehidupan nyata dan hubungan yang lebih berarti. 

Menciptakan lingkungan digital yang sehat dengan mengikuti akun-akun yang memberikan inspirasi positif dan menghindari konten yang menimbulkan perasaan negatif. Alih-alih mengikuti tren tanpa berpikir panjang, temukan gaya pribadi yang sesuai dengan kepribadian dan kenyamanan kita. Ini akan membantu kita merasa lebih percaya diri dan autentik. 

Mengembangkan gaya yang unik dan personal tidak hanya memberikan kepuasan diri, tetapi juga menunjukkan kepercayaan diri yang tidak bergantung pada opini orang lain.

Setiap orang memiliki keunikan masing-masing. Hargai perbedaan dan jangan merasa perlu untuk selalu menyesuaikan diri dengan standar yang ditetapkan oleh masyarakat atau media sosial. Menerima dan menghargai perbedaan bisa menciptakan lingkungan yang lebih nyaman dan menghargai keberagaman. 

Pada akhirnya, penting untuk menyadari bahwa kebahagiaan dan rasa puas seharusnya tidak bergantung pada seberapa unik atau trendy pakaian yang kita miliki, tetapi lebih pada bagaimana kita merasa nyaman dan percaya diri dengan diri kita sendiri, terlepas dari apa yang kita pakai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun