Mohon tunggu...
Najma Fatiha Rahma
Najma Fatiha Rahma Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa 23107030029 UIN Sunan Kalijaga

Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Penulis pemula ini belum memiliki spesifikasi, hanya memiliki tekad untuk menebar manfaat.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Artikel Utama

Pakaianmu adalah Identitas Diri atau Sebuah Sikap Konsumtif?

8 Juni 2024   17:13 Diperbarui: 10 Juni 2024   14:30 1138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ILUSTRASI gaya berpakaian dan sikap konsumtif | Freepik.com/rawpixel.com via Kompas.com

Kita sering merasa bahwa kita belum cukup senang dengan apa yang kita punya dan terus mencari kepuasan melalui pembelian barang baru, yang sebenarnya tidak memberikan kebahagiaan jangka panjang.

3. Menilai Hanya Berdasarkan Pakaian

Obsesi terhadap penampilan mendorong kita untuk menilai orang lain berdasarkan apa yang mereka pakai. Hal ini menciptakan penilaian yang superfisial dan dangkal, serta mengabaikan nilai-nilai dan karakteristik yang lebih penting dalam diri seseorang. 

Seringkali kita diajarkan untuk menilai orang lain berdasarkan penampilan luar mereka untuk mengetahui kebiasaan atau status sosial mereka. Ini mengurangi kemampuan kita untuk melihat keunikan dan nilai-nilai internal yang sebenarnya jauh lebih berharga.

4. Tekanan Sosial

Kewajiban untuk berpakaian sesuai dengan situasi tertentu, seperti mengenakan kemeja saat meeting dengan profesional atau berpakaian skena saat ke coffee shop, dapat menimbulkan tekanan sosial. 

Orang merasa perlu mengikuti aturan tidak tertulis ini agar diterima dalam kelompok atau lingkungan tertentu. Tekanan ini dapat menyebabkan kecemasan dan perasaan tidak nyaman, terutama bagi mereka yang tidak memiliki akses mudah atau finansial untuk memenuhi standar penampilan tersebut.

Namun disamping banyaknya dampak negatif, masih ada dampak positif yang bisa kita ambil. Pertama, sebagai bentuk mengekspresikan diri. Cara berpakaian dapat menjadi bentuk ekspresi diri yang kuat. Melalui pakaian, kita bisa menunjukkan kepribadian, minat, dan nilai-nilai yang kita anut. Ini dapat membantu membangun identitas diri dan memberikan rasa percaya diri. 

Misalnya, mengenakan pakaian dengan desain atau warna tertentu bisa mencerminkan suasana hati atau keyakinan seseorang, membantu mereka merasa lebih nyaman dan diterima dalam lingkungannya.

Kedua, melatih kreativitas. Dunia fashion mendorong kreativitas dan inovasi. Desainer dan individu dapat bereksperimen dengan berbagai gaya, warna, dan bentuk, menghasilkan tren dan gaya baru yang menarik. Ini juga membuka peluang bagi industri kreatif untuk berkembang, menciptakan lapangan pekerjaan, dan mendorong pertumbuhan ekonomi. 

Kreativitas dalam fashion juga bisa menjadi medium untuk menyampaikan pesan sosial atau politik, meningkatkan kesadaran tentang isu-isu penting melalui desain dan pakaian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun