Mohon tunggu...
Najla Khairani
Najla Khairani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Halo. Hobi saya menulis apapun dimanapun dan kapanpun. Menulis menjadi kegiatan luang saya mengembangkan potensi diri saya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Pers Mahasiswa Pijar USU: Potret Budaya Organisasi dalam Pengembangan Jurnalistik Mahasiswa

12 Desember 2024   20:04 Diperbarui: 12 Desember 2024   20:04 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tidak hanya itu, cerita dan tradisi yang diwariskan antar generasi turut memperkuat rasa memiliki di antara anggota. Komitmen pada tugas dan tanggung jawab ditekankan dengan aturan tegas, seperti pentingnya menyelesaikan redlist (daftar penugasan berita) sebagai syarat untuk mendapatkan sertifikat keanggotaan. Kebiasaan ini tidak hanya mendukung keberlanjutan budaya organisasi tetapi juga membangun profesionalisme dan rasa tanggung jawab yang kuat.

Melalui kombinasi nilai, norma, elemen simbolis, dan tradisi ini, budaya organisasi di Persma Pijar mampu menciptakan lingkungan yang kondusif untuk berkembangnya potensi jurnalistik setiap anggota. Lebih dari itu, budaya ini menjadi fondasi yang mempersatukan mereka dalam semangat kerja sama dan inovasi untuk menghadirkan karya jurnalistik yang kritis, relevan, dan berkualitas.

Dinamika Komunikasi dalam Organisasi

Komunikasi menjadi elemen krusial dalam keberlangsungan dan keberhasilan Pers Mahasiswa Pijar (Persma Pijar). Sebagai organisasi jurnalistik, Persma Pijar mengelola komunikasi dalam tiga level utama, yaitu antarpribadi, kelompok kecil, dan publik, yang semuanya dirancang untuk mendukung tercapainya tujuan bersama.

Pada level antarpribadi, komunikasi difokuskan pada interaksi langsung antaranggota untuk menyelesaikan masalah atau meningkatkan kualitas kerja individu. Salah satu program kerja yang mencerminkan komunikasi ini adalah "Duduk Manis". Program ini dirancang untuk mengevaluasi tulisan para anggota secara personal. Redaktur tulisan bertemu dengan anggota tertentu untuk memberikan masukan detail terkait hasil karya mereka, baik dari sisi teknik jurnalistik maupun kualitas konten. Selain itu, ada juga kegiatan "Komunikasi Antar Pribadi" yang diinisiasi oleh Divisi Pengembangan Sumber Daya Manusia (PSDM). Dalam program ini, anggota yang kurang aktif didampingi untuk mengidentifikasi hambatan mereka, sekaligus mencari solusi bersama agar keterlibatan mereka di organisasi meningkat.

Di tingkat kelompok kecil, komunikasi terjadi dalam subdivisi yang terdiri dari 4-5 anggota. Subdivisi ini rutin mengadakan rapat bulanan untuk membahas perkembangan program kerja, mengevaluasi pencapaian, dan merancang strategi ke depan. Selain itu, komunikasi kelompok juga diperkuat melalui kepanitiaan dalam kegiatan internal, seperti perayaan ulang tahun Persma Pijar, kegiatan sertijab, hingga agenda penyegaran seperti refreshing anggota. Kepanitiaan ini tidak hanya menjadi ajang untuk membangun kerja sama, tetapi juga memperkuat relasi antaranggota melalui komunikasi intensif yang terjalin selama pelaksanaan kegiatan.

Pada level komunikasi publik, Persma Pijar menunjukkan perannya sebagai jembatan antara mahasiswa dan masyarakat melalui berbagai program dan platform. Pelatihan Jurnalistik Tingkat Dasar (PJTD), kelas ilustrasi, dan kelas menulis adalah beberapa kegiatan yang secara langsung melibatkan khalayak luas. Melalui kegiatan ini, Persma Pijar tidak hanya menyampaikan pesan informatif tetapi juga memberikan kontribusi nyata dalam pengembangan keterampilan jurnalistik masyarakat, terutama kalangan mahasiswa.

Selain itu, komunikasi publik juga dilakukan melalui media sosial seperti Instagram, Twitter (sekarang dikenal sebagai X), dan YouTube. Platform ini digunakan untuk mempublikasikan karya jurnalistik, menyampaikan informasi organisasi, serta berinteraksi dengan audiens secara langsung. Melalui media sosial, Persma Pijar mampu menjangkau audiens yang lebih luas dan memberikan dampak positif dengan menyajikan konten yang relevan, kritis, dan mendidik.

Dengan pengelolaan komunikasi yang terstruktur dan efektif di berbagai level, Persma Pijar tidak hanya menciptakan alur kerja yang lancar di internal organisasi tetapi juga memperluas pengaruh positifnya ke ranah eksternal. Dinamika komunikasi yang terjalin menjadi salah satu kekuatan utama organisasi ini dalam menjalankan fungsi jurnalistik sekaligus membangun reputasi sebagai organisasi mahasiswa yang kredibel dan informatif.

Kepemimpinan Demokratis yang Inklusif

Gaya kepemimpinan di Persma Pijar cenderung demokratis, dengan pemimpin umum yang mengutamakan musyawarah dan partisipasi aktif dari seluruh anggota dalam pengambilan keputusan. Kepemimpinan ini ditandai oleh keterbukaan untuk mendengarkan berbagai sudut pandang, menghargai perbedaan pendapat, dan memastikan bahwa setiap keputusan yang diambil mencerminkan aspirasi bersama. Dalam forum formal, pemimpin menunjukkan ketegasan dan profesionalisme, sementara dalam interaksi informal, pemimpin kerap menciptakan suasana yang santai dan ramah, sehingga anggota merasa nyaman untuk berbicara.  

Salah satu aspek yang menonjol dari gaya kepemimpinan ini adalah penerapan struktur komunikasi upward. Dalam sistem ini, setiap ide, usulan, atau inisiatif program kerja harus melalui proses diskusi berjenjang, mulai dari tingkat divisi hingga ke pimpinan umum. Misalnya, jika sebuah subdivisi memiliki rencana kegiatan, mereka terlebih dahulu mengajukannya ke kepala divisi untuk mendapatkan masukan dan persetujuan. Selanjutnya, rencana tersebut dibahas lebih lanjut di tingkat pimpinan umum untuk dievaluasi secara komprehensif. Pendekatan ini memastikan bahwa setiap program kerja terencana dengan matang dan mendapat dukungan penuh dari seluruh elemen organisasi.  

Kepemimpinan demokratis ini menciptakan suasana kerja yang inklusif dan terbuka. Anggota organisasi diberi ruang yang cukup untuk menyuarakan ide-ide kreatif mereka, mengemukakan pandangan, serta terlibat langsung dalam proses penyelesaian konflik. Dengan adanya sistem yang mengedepankan dialog, konflik internal dapat dikelola dengan baik, melalui diskusi mendalam dan pencarian solusi yang adil bagi semua pihak. Ketika musyawarah menghadapi jalan buntu, keputusan biasanya diambil melalui mekanisme voting yang transparan, sehingga semua pihak merasa dilibatkan.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun