Pers mahasiswa Pijar melalui situsnya mediapijar.com merupakan Lembaga Pers Mahasiswa yang berada di bawah naungan Laboratorium Departemen Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Sumatera Utara. Organisasi ini didirikan pada 16 Juni 2012 di Kota Medan.
Organisasi Persma Pijar bertujuan menghimpun dan membina bakat dan potensi mahasiswa Ilmu Komunikasi di bidang jurnalistik, sekaligus mengembangkan intelektualitas dan karakter diri yang berlandaskan nilai-nilai moral dalam tataran Tri Dharma Perguruan Tinggi. Persma Pijar memiliki fungsi sebagai wadah belajar dan berlatih mahasiswa Ilmu Komunikasi yang memiliki minat di bidang jurnalistik.
Berbagai elemen budaya organisasi yang diterapkan di Persma Pijar memainkan peran kunci dalam mendukung produktivitas dan menciptakan lingkungan kerja yang kondusif.
Budaya Organisasi yang Mengakar Kuat
Budaya organisasi di Pers Mahasiswa Pijar (Persma Pijar) Universitas Sumatera Utara tidak hanya menjadi dasar keberlangsungan kegiatan jurnalistik, tetapi juga menjadi pembeda yang membangun karakter anggotanya. Budaya ini didasarkan pada nilai-nilai utama yang terus dijunjung tinggi oleh setiap anggotanya, yaitu berpikir kritis, menjunjung integritas jurnalistik, dan menanamkan rasa kekeluargaan. Nilai-nilai ini menjadi pedoman dalam setiap langkah organisasi, baik dalam memproduksi konten jurnalistik maupun mengelola dinamika internal.
Nilai berpikir kritis mendorong anggota untuk mampu menganalisis dan mengevaluasi isu-isu sosial, budaya, hingga politik secara objektif. Selain itu, integritas jurnalistik diwujudkan dalam komitmen untuk mematuhi kode etik jurnalistik, menjunjung tinggi kejujuran, serta menjaga kualitas informasi yang diberikan kepada publik. Rasa kekeluargaan yang terbangun menciptakan suasana kerja yang mendukung perkembangan individu dan kolektif dalam organisasi.
Norma-norma yang berlaku di Persma Pijar turut memperkuat budaya organisasi ini. Kehadiran wajib dalam kegiatan proyeksi mingguan, yang merupakan ajang diskusi dan evaluasi karya jurnalistik, menjadi salah satu bentuk kedisiplinan yang ditanamkan sejak awal. Tenggat waktu yang jelas dalam menyelesaikan tugas juga menjadi faktor penting untuk menjaga produktivitas dan relevansi konten yang dihasilkan. Selain itu, struktur pembagian tugas yang dirancang dengan baik memastikan setiap anggota memahami perannya dan dapat berkontribusi sesuai dengan keahliannya masing-masing.
Elemen simbolis yang dimiliki oleh Persma Pijar juga menjadi penguat identitas organisasi. Logo organisasi yang menampilkan pena tajam berbentuk huruf "A" melambangkan keberanian berpikir kritis dan kejujuran.
Warna merah pada logo serta seragam organisasi mempertegas semangat tersebut. Pakaian Dinas Harian (PDH) yang dikenakan oleh anggota saat bertugas tidak hanya menjadi simbol identitas tetapi juga representasi profesionalisme.
Tidak hanya itu, cerita dan tradisi yang diwariskan antar generasi turut memperkuat rasa memiliki di antara anggota. Komitmen pada tugas dan tanggung jawab ditekankan dengan aturan tegas, seperti pentingnya menyelesaikan redlist (daftar penugasan berita) sebagai syarat untuk mendapatkan sertifikat keanggotaan. Kebiasaan ini tidak hanya mendukung keberlanjutan budaya organisasi tetapi juga membangun profesionalisme dan rasa tanggung jawab yang kuat.
Melalui kombinasi nilai, norma, elemen simbolis, dan tradisi ini, budaya organisasi di Persma Pijar mampu menciptakan lingkungan yang kondusif untuk berkembangnya potensi jurnalistik setiap anggota. Lebih dari itu, budaya ini menjadi fondasi yang mempersatukan mereka dalam semangat kerja sama dan inovasi untuk menghadirkan karya jurnalistik yang kritis, relevan, dan berkualitas.
Dinamika Komunikasi dalam Organisasi
Komunikasi menjadi elemen krusial dalam keberlangsungan dan keberhasilan Pers Mahasiswa Pijar (Persma Pijar). Sebagai organisasi jurnalistik, Persma Pijar mengelola komunikasi dalam tiga level utama, yaitu antarpribadi, kelompok kecil, dan publik, yang semuanya dirancang untuk mendukung tercapainya tujuan bersama.
Pada level antarpribadi, komunikasi difokuskan pada interaksi langsung antaranggota untuk menyelesaikan masalah atau meningkatkan kualitas kerja individu. Salah satu program kerja yang mencerminkan komunikasi ini adalah "Duduk Manis". Program ini dirancang untuk mengevaluasi tulisan para anggota secara personal. Redaktur tulisan bertemu dengan anggota tertentu untuk memberikan masukan detail terkait hasil karya mereka, baik dari sisi teknik jurnalistik maupun kualitas konten. Selain itu, ada juga kegiatan "Komunikasi Antar Pribadi" yang diinisiasi oleh Divisi Pengembangan Sumber Daya Manusia (PSDM). Dalam program ini, anggota yang kurang aktif didampingi untuk mengidentifikasi hambatan mereka, sekaligus mencari solusi bersama agar keterlibatan mereka di organisasi meningkat.
Di tingkat kelompok kecil, komunikasi terjadi dalam subdivisi yang terdiri dari 4-5 anggota. Subdivisi ini rutin mengadakan rapat bulanan untuk membahas perkembangan program kerja, mengevaluasi pencapaian, dan merancang strategi ke depan. Selain itu, komunikasi kelompok juga diperkuat melalui kepanitiaan dalam kegiatan internal, seperti perayaan ulang tahun Persma Pijar, kegiatan sertijab, hingga agenda penyegaran seperti refreshing anggota. Kepanitiaan ini tidak hanya menjadi ajang untuk membangun kerja sama, tetapi juga memperkuat relasi antaranggota melalui komunikasi intensif yang terjalin selama pelaksanaan kegiatan.
Pada level komunikasi publik, Persma Pijar menunjukkan perannya sebagai jembatan antara mahasiswa dan masyarakat melalui berbagai program dan platform. Pelatihan Jurnalistik Tingkat Dasar (PJTD), kelas ilustrasi, dan kelas menulis adalah beberapa kegiatan yang secara langsung melibatkan khalayak luas. Melalui kegiatan ini, Persma Pijar tidak hanya menyampaikan pesan informatif tetapi juga memberikan kontribusi nyata dalam pengembangan keterampilan jurnalistik masyarakat, terutama kalangan mahasiswa.
Selain itu, komunikasi publik juga dilakukan melalui media sosial seperti Instagram, Twitter (sekarang dikenal sebagai X), dan YouTube. Platform ini digunakan untuk mempublikasikan karya jurnalistik, menyampaikan informasi organisasi, serta berinteraksi dengan audiens secara langsung. Melalui media sosial, Persma Pijar mampu menjangkau audiens yang lebih luas dan memberikan dampak positif dengan menyajikan konten yang relevan, kritis, dan mendidik.
Dengan pengelolaan komunikasi yang terstruktur dan efektif di berbagai level, Persma Pijar tidak hanya menciptakan alur kerja yang lancar di internal organisasi tetapi juga memperluas pengaruh positifnya ke ranah eksternal. Dinamika komunikasi yang terjalin menjadi salah satu kekuatan utama organisasi ini dalam menjalankan fungsi jurnalistik sekaligus membangun reputasi sebagai organisasi mahasiswa yang kredibel dan informatif.
Kepemimpinan Demokratis yang Inklusif
Gaya kepemimpinan di Persma Pijar cenderung demokratis, dengan pemimpin umum yang mengutamakan musyawarah dan partisipasi aktif dari seluruh anggota dalam pengambilan keputusan. Kepemimpinan ini ditandai oleh keterbukaan untuk mendengarkan berbagai sudut pandang, menghargai perbedaan pendapat, dan memastikan bahwa setiap keputusan yang diambil mencerminkan aspirasi bersama. Dalam forum formal, pemimpin menunjukkan ketegasan dan profesionalisme, sementara dalam interaksi informal, pemimpin kerap menciptakan suasana yang santai dan ramah, sehingga anggota merasa nyaman untuk berbicara. Â
Salah satu aspek yang menonjol dari gaya kepemimpinan ini adalah penerapan struktur komunikasi upward. Dalam sistem ini, setiap ide, usulan, atau inisiatif program kerja harus melalui proses diskusi berjenjang, mulai dari tingkat divisi hingga ke pimpinan umum. Misalnya, jika sebuah subdivisi memiliki rencana kegiatan, mereka terlebih dahulu mengajukannya ke kepala divisi untuk mendapatkan masukan dan persetujuan. Selanjutnya, rencana tersebut dibahas lebih lanjut di tingkat pimpinan umum untuk dievaluasi secara komprehensif. Pendekatan ini memastikan bahwa setiap program kerja terencana dengan matang dan mendapat dukungan penuh dari seluruh elemen organisasi. Â
Kepemimpinan demokratis ini menciptakan suasana kerja yang inklusif dan terbuka. Anggota organisasi diberi ruang yang cukup untuk menyuarakan ide-ide kreatif mereka, mengemukakan pandangan, serta terlibat langsung dalam proses penyelesaian konflik. Dengan adanya sistem yang mengedepankan dialog, konflik internal dapat dikelola dengan baik, melalui diskusi mendalam dan pencarian solusi yang adil bagi semua pihak. Ketika musyawarah menghadapi jalan buntu, keputusan biasanya diambil melalui mekanisme voting yang transparan, sehingga semua pihak merasa dilibatkan. Â
Selain itu, pemimpin juga berperan sebagai fasilitator yang memotivasi anggota untuk terus berinovasi dan berkembang. Pemimpin tidak hanya berfokus pada pencapaian target organisasi, tetapi juga pada pengembangan individu anggotanya. Pendekatan ini tidak hanya menciptakan hubungan kerja yang harmonis, tetapi juga membangun rasa memiliki yang kuat di antara anggota terhadap organisasi. Â
Secara keseluruhan, gaya kepemimpinan yang demokratis di Persma Pijar tidak hanya mendorong tercapainya tujuan organisasi, tetapi juga memperkuat budaya kerja sama, rasa hormat antaranggota, dan keterlibatan aktif dalam semua aspek operasional. Dengan pola kepemimpinan yang demikian, Persma Pijar mampu menciptakan lingkungan yang mendukung profesionalisme dan kolaborasi, sekaligus mempertahankan semangat kolektif untuk terus maju bersama.
Tantangan dan Peluang Pijar
Meskipun Pers Mahasiswa Pijar (Persma Pijar) memiliki budaya organisasi yang kuat, tantangan dalam manajemen waktu menjadi salah satu isu yang harus segera diatasi. Dalam proses menghasilkan karya jurnalistik, anggota sering kali menghadapi tekanan tenggat waktu yang ketat. Hal ini disebabkan oleh kebutuhan untuk menjaga relevansi dan aktualitas konten, yang menjadi kunci dalam dunia jurnalistik. Ketidakmampuan untuk memenuhi tenggat waktu tidak hanya memengaruhi kualitas karya yang dihasilkan, tetapi juga dapat menurunkan kredibilitas organisasi di mata pembaca. Â
Untuk mengatasi tantangan ini, organisasi perlu menanamkan kedisiplinan yang lebih kuat melalui pelatihan manajemen waktu bagi anggotanya. Selain itu, optimalisasi alur kerja di tiap subdivisi juga menjadi solusi yang dapat membantu mempercepat proses penyelesaian tugas tanpa mengorbankan kualitas. Dengan struktur tugas yang lebih jelas dan efisien, anggota diharapkan dapat lebih mudah memprioritaskan pekerjaan mereka, sekaligus tetap mempertahankan standar jurnalistik yang tinggi. Â
Di sisi lain, tantangan ini juga menciptakan peluang bagi Persma Pijar untuk terus berkembang sebagai organisasi yang adaptif dan inovatif. Dengan menerapkan sistem monitoring dan evaluasi secara berkala, organisasi dapat lebih tanggap dalam mengidentifikasi kendala dan memberikan solusi yang tepat. Selain itu, kolaborasi antardivisi juga dapat diperkuat untuk mempercepat proses produksi berita dan fitur yang lebih kompleks. Â
Persma Pijar memiliki fondasi budaya organisasi yang mendukung keberlanjutan. Nilai-nilai seperti kritis, integritas jurnalistik, dan rasa kekeluargaan menjadi motor penggerak bagi anggotanya untuk terus berkembang, baik sebagai individu maupun sebagai bagian dari tim. Semangat profesionalisme yang ditanamkan dalam organisasi juga memacu anggotanya untuk selalu memberikan yang terbaik, baik dalam karya jurnalistik maupun kontribusi mereka terhadap organisasi. Â
Selain itu, peluang untuk memperluas jangkauan publik juga terbuka lebar melalui pemanfaatan media digital. Dengan semakin berkembangnya platform media sosial, Persma Pijar memiliki kesempatan untuk meningkatkan interaksi dengan audiens yang lebih luas. Melalui konten-konten kreatif, edukatif, dan inspiratif, organisasi dapat memperkuat perannya sebagai sumber informasi yang kredibel di kalangan mahasiswa dan masyarakat. Â
Keberanian berpikir kritis yang menjadi ciri khas budaya organisasi Persma Pijar juga memberikan keunggulan kompetitif dalam menghadapi perubahan tren di dunia jurnalistik. Dengan mengintegrasikan nilai-nilai ini ke dalam program pelatihan dan kegiatan organisasi, Persma Pijar dapat terus membentuk generasi jurnalis muda yang berbakat, beretika, dan mampu beradaptasi dengan tantangan zaman. Â
Sebagai organisasi mahasiswa yang telah berdiri lebih dari satu dekade, Persma Pijar membuktikan bahwa budaya organisasi yang kuat dapat menjadi landasan kokoh dalam mencapai tujuan bersama. Dengan terus mengatasi tantangan dan memanfaatkan peluang yang ada, Persma Pijar tidak hanya akan bertahan tetapi juga berkembang menjadi organisasi yang semakin relevan dan inspiratif di masa depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H