Mohon tunggu...
Naily Syafithri
Naily Syafithri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sarjana Akuntansi

-Mahasiswa Sarjana Akuntansi -NIM 43223010046 -Fakultas Ekonomi dan Bisnis -Pendidikan Anti Korupsi dan Etik UMB -Dosen : Apollo,Prof. Dr,,M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

TB 2, Kebatinan Ki Ageng Suryomentaram pada Upaya Pencegahan Korupsi dan Transformasi Memimpin Diri Sendiri

21 November 2024   20:45 Diperbarui: 21 November 2024   22:30 421
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Powerpoint Naily
Powerpoint Naily

Pendahuluan


Korupsi tidak hanya menjadi persoalan hukum, ekonomi, atau tata kelola, tetapi juga menyentuh dimensi kebatinan dan moralitas manusia. Dalam konteks ini, ajaran kebatinan Ki Ageng Suryomentaram, seorang tokoh filsuf Jawa, memberikan wawasan mendalam tentang bagaimana pengendalian diri dan pemahaman batin dapat menjadi langkah awal dalam mencegah tindakan korupsi. 

Ki Ageng Suryomentaram mengajarkan pentingnya memahami "diri sejati" sebagai upaya untuk mencapai kebahagiaan hakiki yang tidak bergantung pada materi duniawi, melainkan pada ketenangan batin.  

Ajaran Ki Ageng Suryomentaram dan Esensi Pengendalian Diri
Ki Ageng Suryomentaram menekankan konsep "narima ing pandum" atau menerima apa yang menjadi bagian kita dengan tulus. Dalam ajarannya, korupsi muncul karena ketidakpuasan individu terhadap apa yang dimiliki. 

Dorongan untuk memenuhi ambisi duniawi yang berlebihan sering kali menciptakan hasrat untuk melanggar norma, hukum, dan moralitas. Ajaran ini menyoroti bahwa manusia cenderung merasa kurang bahagia karena terjebak dalam keinginan tak berujung, yang oleh Ki Ageng disebut sebagai "kemrungsung" (kegelisahan batin).  

Penerapan nilai ini pada pencegahan korupsi sangat relevan. Jika individu, terutama mereka yang berada dalam posisi kekuasaan, mampu mengendalikan hasrat dan memahami kebahagiaan sejati, tindakan koruptif dapat dicegah sejak tingkat personal. Pengendalian diri menjadi pondasi dalam membangun karakter pemimpin yang berintegritas.  

Transformasi Memimpin Diri Sendiri
Ki Ageng Suryomentaram mengajarkan bahwa untuk memimpin orang lain, seseorang harus terlebih dahulu mampu memimpin dirinya sendiri. Transformasi kepemimpinan dimulai dari pengenalan dan pengendalian atas nafsu duniawi, seperti keserakahan, kemarahan, dan kesombongan. Melalui refleksi dan meditasi kebatinan, seseorang dapat memahami bahwa kekuasaan sejati bukanlah kemampuan untuk mengendalikan orang lain, melainkan kemampuan untuk mengendalikan diri sendiri.  

Transformasi diri ini sangat penting dalam dunia modern, terutama bagi pemimpin yang diberi tanggung jawab besar dalam pengelolaan aset dan keputusan publik. Korupsi sering kali terjadi karena individu tidak mampu mengatasi godaan materi dan kesempatan. 

Dengan mempraktikkan ajaran Ki Ageng Suryomentaram, seorang pemimpin dapat melatih dirinya untuk melihat kekuasaan bukan sebagai alat pemenuhan ambisi pribadi, tetapi sebagai sarana melayani masyarakat dengan tulus.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun