Memperkuat Nilai Budaya Anti-Korupsi
Ranggawarsita melalui konsep Kalasuba menekankan pentingnya nilai-nilai budaya yang menekankan pada kejujuran, kebersamaan, dan integritas. Untuk mengatasi korupsi, pemerintah dan masyarakat perlu membangun kembali karakter bangsa yang berlandaskan pada nilai-nilai ini.Â
Penguatan karakter bangsa melalui pendidikan dan kampanye sosial dapat membantu masyarakat untuk menghormati etika dan menghargai kejujuran. Budaya anti-korupsi perlu terus dipromosikan melalui media, pendidikan, dan program masyarakat, agar terbentuk generasi yang sadar akan pentingnya integritas.
Kesimpulan
Konsep tiga era menurut Ranggawarsita Kalasuba, Katatidha, dan Kalabendhu memberikan pandangan yang jelas tentang bagaimana perubahan sosial dapat membawa masyarakat ke dalam masa kejayaan, ketidakpastian, atau bahkan kehancuran moral.Â
Fenomena korupsi yang terjadi di Indonesia saat ini mencerminkan kondisi Kalabendhu, di mana sistem sosial dan hukum melemah, serta korupsi merajalela. Namun, kita masih memiliki kesempatan untuk keluar dari masa gelap ini dan menuju Kalasuba yang penuh harapan.
Langkah-langkah konkret yang dapat diambil untuk memberantas korupsi adalah dengan menerapkan pendidikan moral dan anti-korupsi, memperkuat penegakan hukum yang tegas, meningkatkan transparansi, melakukan reformasi birokrasi, dan memperkuat nilai-nilai budaya anti-korupsi. Dengan mengambil inspirasi dari karya Ranggawarsita, Masyarakat
Daftar Pustaka
1. Atmojo, M. S. (2009). Ranggawarsita: Pujangga Nusantara dan Ramalan Sosial Budaya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.Â
2. Day, T. (2012). The Fall of Java: An Analysis of the Works of Ranggawarsita. London: Routledge.Â
3. Geertz, C. (1960). The Religion of Java. New York: The Free Press.Â