Mohon tunggu...
Naily Syafithri
Naily Syafithri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sarjana Akuntansi

-Mahasiswa Sarjana Akuntansi -NIM 43223010046 -Fakultas Ekonomi dan Bisnis -Pendidikan Anti Korupsi dan Etik UMB -Dosen : Apollo,Prof. Dr,,M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Quiz 2, Ranggawarsita Tiga Era, Kalasuba, Katatidha, Kalabedhu dan Fenomena Korupsi di Indonesia

31 Oktober 2024   11:51 Diperbarui: 21 November 2024   13:07 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalabendhu ( Masa Kehancuran): 

   Kalabendhu adalah masa ketika masyarakat mengalami kehancuran total, baik dari segi moralitas, ekonomi, maupun kepercayaan. Dalam fase ini, korupsi dan tindakan amoral sudah merajalela di berbagai lapisan masyarakat. Kepercayaan masyarakat terhadap pemimpin runtuh, dan nilai-nilai etika tidak lagi dihormati. Masa Kalabendhu mencerminkan situasi yang sangat gelap dalam peradaban, di mana moralitas dan keadilan sudah tidak lagi menjadi pegangan utama.

Why: Relevansi Tiga Era dan Fenomena Korupsi di Indonesia

Korupsi di Indonesia telah menjadi masalah besar yang menghambat perkembangan negara di segala bidang. Dalam konteks ini, kita dapat melihat bahwa konsep tiga era Ranggawarsita masih sangat relevan dalam menjelaskan fenomena korupsi yang terjadi di Indonesia.

Mengapa Korupsi Masih Merajalela di Indonesia? 

   Korupsi di Indonesia bukan hanya masalah individual atau kelemahan personal, tetapi telah menjadi fenomena yang bersifat struktural dan melibatkan banyak lapisan masyarakat. Dalam konteks ini, konsep Kalabendhu menjelaskan bagaimana suatu masyarakat yang mengalami kehancuran moral tidak lagi mampu membedakan antara yang benar dan yang salah. 

Di Indonesia, lemahnya penegakan hukum, kesenjangan ekonomi, serta kurangnya pendidikan integritas membuat korupsi menjadi budaya yang sulit diberantas. Perilaku koruptif ini semakin berakar karena rendahnya nilai-nilai moral dalam sistem pendidikan dan lingkungan kerja.

Mengapa Korupsi Sulit Dihapuskan?

   Korupsi di Indonesia sulit diberantas karena banyak faktor yang saling terkait. Dalam Katatidha, Ranggawarsita menggambarkan bahwa ketidakpastian dan lemahnya penegakan hukum menciptakan ruang bagi korupsi untuk tumbuh subur. Selain itu, ada pula faktor seperti kuatnya tekanan ekonomi, lemahnya pengawasan, dan rendahnya rasa tanggung jawab sosial. 

Di Indonesia, beberapa kasus korupsi melibatkan pejabat tinggi yang membuat penegakan hukum tidak bisa dilakukan secara tegas dan menyeluruh. Hasilnya, para pelaku korupsi sering kali hanya diberikan hukuman ringan, dan tidak ada efek jera yang kuat untuk mencegah korupsi lebih lanjut.

How: Solusi Mengatasi Korupsi dalam Perspektif Tiga Era Ranggawarsita

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun