PENDAHULUAN
Negara Indonesia terdiri dari pulau, suku, bahasa daerah, agama, ras dan budaya atau adat istiadat yang berbeda-beda. Keberagaman inilah yang menjadi landasan Indonesia sebagai bangsa yang multikultural. Kekayaan yang dimiliki negara Indonesia akan diwariskan kepada generasi penerus bangsa untuk dilindungi, dilestarikan, dan dipelihara dengan baik. Negara Indonesia yang terdiri dari banyak pulau, suku, bahasa daerah, agama, ras dan budaya, masih bisa bersatu dalam satu dasar negara yaitu Pancasila. Perbedaan-perbedaan yang ada dalam diri masyarakat Indonesia tetap bisa eksis secara bersama-sama dan berdampingan, sehingga lahirlah semboyan "Bhinneka Tunggal Ika", dengan makna yang berbeda-beda namun tetap sama.
Pancasila merupakan gagasan negara Indonesia dan pedoman kehidupan bangsa. Pancasila merupakan gagasan dasar negara Indonesia yang terdiri dari lima prinsip atau lima prinsip dasar, yaitu Ketuhanan, Kemanusiaan, Keberagaman, Demokrasi, dan Keadilan Sosial. Hal ini tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 sebagai landasan Pancasila dan sebagai pedoman hidup bernegara Indonesia. Sebagai landasan ideologi, Pancasila dijadikan pedoman dalam berbagai aspek kehidupan di Indonesia, yaitu pendidikan, politik, hukum, kemasyarakatan, ekonomi, dan budaya. Jadi, jika kita melihat nilai-nilai yang ada dalam Pancasila, kita akan menemukan dan mengenali karakter yang berbeda-beda.
Pancasila mencerminkan seperangkat nilai yang menyatu dalam kehidupan politik masyarakat Indonesia, khususnya sistem nilai yang dijadikan acuan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Segala gagasan yang timbul dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara disusun secara sistematis menjadi satu kesatuan yang utuh. Sebagai acuan kebenaran dalam menjelaskan nilai-nilai dasar Pancasila yaitu persatuan, persatuan dan kesatuan. Acuan ini digunakan karena kehidupan di Kerajaan Pancasila penuh vitalitas berdasarkan dialog, musyawarah dan mufakat.
PEMBAHASAN
Pendidikan berbasis karakter Pancasila di sekolah bertujuan untuk membentuk kepribadian siswa yang mencerminkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Sekolah mempunyai peran strategis dalam mengembangkan dan membina kepribadian siswa, agar menjadi warga negara yang baik, bertanggung jawab, dan cinta tanah air. Landasan Pancasila adalah moralitas, etika, dan legalitas dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Nilai-nilai dalam Pancasila
Nilai sila pertama "Ketuhanan Yang Maha Esa" menekankan pentingnya keimanan kepada Tuhan, menghargai keberagaman agama, dan kerukunan dalam kehidupan berbangsa. Nilai tersebut tercermin dalam berbagai kebijakan negara yang bertujuan untuk melindungi kebebasan beragama dan menciptakan kehidupan yang penuh toleransi.
Sila kedua "Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab" menekankan pentingnya menghormati hak asasi manusia, keadilan, dan sikap saling menghargai. Nilai ini menjadi landasan bagi bangsa Indonesia untuk menciptakan kehidupan bermasyarakat yang adil, beradab, dan sejahtera.
Sila ketiga "Persatuan Indonesia" mengajarkan pentingnya menjaga persatuan bangsa dalam konteks keberagaman. Nilai-nilai tersebut menjadi pedoman untuk mewujudkan Indonesia yang damai, kuat, dan harmonis.
Sila keempat "Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan Perwakilan" menekankan hak kepemilikan rakyat yang dilaksanakan melalui prinsip demokrasi dan musyawarah untuk mufakat. Nilai-nilai tersebut menjadi pedoman dalam menjalankan pemerintahan yang adil, bijaksana, dan mengutamakan kepentingan rakyat.
Sila kelima "Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia" mengajarkan pentingnya mencapai keadilan dan perlindungan sosial yang setara bagi seluruh rakyat Indonesia. Nilai inilah yang menjadi pedoman untuk mengatasi kesenjangan dan menciptakan kehidupan yang harmonis.
Nilai-nilai Pancasila mencerminkan pedoman hidup bangsa Indonesia yang berdasarkan pada keimanan, kemanusiaan, solidaritas, demokrasi dan keadilan sosial.
Membentuk Karakter Anak Sekolah Dasar
Siswa sekolah dasar berusia 6 hingga 12 tahun. Pada usianya, mereka cenderung lebih aktif karena sehat jasmani dan dalam tahap perkembangan sehingga banyak melakukan aktivitas fisik. Dalam hal belajar, anak SD suka bermain, suka membuat benda taktil, senang bergerak dan suka bekerja dalam kelompok. (Gunarsa,2006). Untuk membentuk kepribadian anak sekolah dasar dapat dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi kepribadian
Dalam proses pembelajaran guru harus mampu mengidentifikasi kepribadian apa yang diharapkan setelah proses pembelajaran selesai. Mengidentifikasi karakter ini sangat penting agar dapat disesuaikan dengan karakter siswa SD agar anak tidak merasa terkekang dalam memahami dan menerapkan nilai-nilai karakter.
2. Budaya karakter
Penanaman karakter dapat dilakukan dengan mengintegrasikan nilai-nilai karakter ke dalam proses pembelajaran yang akan dilaksanakan, sehingga siswa dapat lebih mudah mencerna dan memahami makna dari setiap karakter. Akhlak mulia mempunyai topik yang berkaitan, yaitu pendidikan Agama dan pendidikan kewarganegaraan. Kedua mata pelajaran ini dapat memudahkan pemahaman siswa tentang sikap beragama dan mengajarkannya untuk berakhlak mulia. Karakter cerdas dan kreatif dapat diintegrasikan ke dalam berbagai mata pelajaran seperti matematika. Dalam matematika, siswa dapat didorong untuk berpikir cerdas dan kreatif dalam memecahkan masalah.
3. Membentuk kebiasaan perilaku dan kepribadian
Untuk membentuk kepribadian siswa, pembentukan kebiasaan harus dilakukan secara konsisten. Dengan melakukan hal ini secara konsisten, sifat tersebut akan tertanam dalam sikap siswa. Kebiasaan merupakan kunci utama dalam mewujudkan kepribadian anak, untuk itu penting bagi guru menguasai cara mengajar.
Membentuk Karakter Anak Sekolah Dasar Melalui Pancasila
Membangun karakter Pancasila di lingkungan sekolah dapat dilakukan melalui berbagai kegiatan yang berkaitan dengan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam setiap sila. Di bawah ini beberapa contoh penerapan kata Pancasila dalam kegiatan sekolah:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
Melaksanakan kegiatan keagamaan seperti doa bersama sebelum dan sesudah sekolah.
Memberikan pendidikan agama menurut keyakinan siswa.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
Melaksanakan kegiatan bakti sosial untuk membantu masyarakat setempat.
Menanamkan nilai-nilai toleransi melalui diskusi atau simulasi konflik.
3. Persatuan Indonesia
Pelajar mengikuti upacara pengibaran bendera untuk menumbuhkan semangat kebangsaan.
Menyelenggarakan kompetisi budaya untuk menampilkan keragaman budaya Indonesia.
4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan
Melatih siswa memecahkan masalah melalui diskusi dan musyawarah.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Mengajarkan siswa untuk berbagi, seperti membawa makanan tambahan bagi yang kurang mampu.
Libatkan siswa dalam kegiatan kerja sama bersama untuk menjaga kebersihan sekolah.
Melalui kegiatan tersebut, nilai-nilai Pancasila tidak hanya diajarkan secara teoritis tetapi juga diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini membantu siswa menginternalisasikan Pancasila sebagai pedoman hidup yang membentuk karakternya.
KESIMPULAN
Karakter cerdas, kreatif, dan berakhlak mulia dapat dikembangkan melalui pendidikan karakter yang berakar pada nilai-nilai Pancasila. Upaya pembentukan karakter tersebut dapat dilakukan melalui proses pendidikan. Dalam pendidikan, nilai-nilai Pancasila dapat diintegrasikan ke dalam mata pelajaran sekolah yang ada melalui kebiasaan-kebiasaan yang dapat diterapkan guru dalam kegiatan pembelajarannya. Sebab bagi siswa sekolah dasar, Pancasila merupakan landasan awal pembentukan pribadi yang cerdas, kreatif, dan berakhlak mulia.Â
DAFTAR PUSTAKA
Wibowo, G. S. D., Primadhany, I. C., & Meilani, P. (2023). Pancasila Sebagai Karakter Bangsa. Indigenous Knowledge, 2(6), 447-452.
Nurhayati, D. A., & Ambari, A. (2020). Aktualisasi nilai-nilai pancasila di dalam menghadapi permasalahan bangsa. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Undiksha, 8(2), 177-185.
Ayu, Dwiputri Fira, Anggraeni Dinie. (2021). Penerapan Nilai Pancasila dalam Menumbuhkan Karakter Siswa Sekolah Dasar yang Cerdas Kreatif dan Berakhlak Mulia. Jurnal Pendidikan Tambusai, 5(1), 1267-1273.
Gunarsa, S.D., & Gunarsa, Y.S.D (2006). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia.
Kaelan. (2010). Pendidikan Pancasila . Yogyakarta: Paradigma.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H