Mohon tunggu...
Naila Syaida Ullaya
Naila Syaida Ullaya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Don't forget to be grateful today

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Emosi dan Suasana Hati Identik terhadap Remaja

16 Mei 2023   09:15 Diperbarui: 16 Mei 2023   09:35 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Hal yang sehat bila anak remaja belajar untuk mandiri dan memiliki tujuan, keyakinan, dan pedoman mereka sendiri, yang terpisah dari orangtua mereka. Upaya untuk membangun kemandirian juga menyebabkan remaja mengalami berbagai emosi. Hal ini mungkin terjadi karena mereka takut, sedih dan kesepian tentang masa depan, dan disaat yang bersamaan juga mereka merasa bersemangat mengingat kebebasan yang akan dimilikinya.
Beberapa hal yang memicu emosional remaja mudah berubah yaitu seperti:

*Perubahan hormon
Perubahan suasana hati remaja sebagian dapat disalahkan pada biologi yakni hormon, naik turunnya hormon yang signifikan dapat mempengaruhi suasana hati remaja saat pubertas. Saat remaja dewasa, mereka biasanya mengalami peningkatan iritabilitas, kesedihan yang intens, dan sering frustrasi akibat perubahan kimia ini.

*Identitas
Pencarian jati diri pada anak remaja juga berpengaruh dalam emosi dan suasana hati. Saat membangun kemandirian remaja cenderung mengalami gejolak batin yang dapat bermanifestasi sebagai perilaku yang mudah berubah. Saat mencari jati diri, beberapa remaja mungkin juga mulai mempertanyakan identitas gender atau seksualitas mereka. Proses ini dapat membingungkan atau bahkan membuat frustasi bagi remaja dan pengalaman tersebut dapat mempengaruhi suasana hati mereka.

*Ekspresi diri
Perkembangan remaja yang sehat membuat remaja akan bertanya pada diri sendiri, "Siapakah saya?" Pertanyaan yang berkembang ini mungkin berada di balik fase ekspresi diri yang dialami beberapa remaja selama masa dan berperan mengubah suasana hati mereka.

*Kebingungan secara Sosial
Semua remaja pasti akan masuk ke lingkungan sosial yang baru ketika akan memasuki tahun ajaran baru. Dirinya akan mulai menyesuaikan diri dengan teman-teman barunya dan mungkin merasakan perbedaan latar belakang, serta cara bersosialisasi. Terkadang, proses tersebut terbilang sulit untuk dilalui.

*Pubertas
Remaja akan mengalami perubahan hormon dan perkembangan fisik yang dapat membuatnya menjadi labil secara emosi. Hal ini bisa menjadi metamorfosis fisik dan fisiologis yang lengkap. Dirinya tidak mengerti semua yang dirasakannya dan tidak nyaman dengan apa yang terjadi. Oleh karena itu, dirinya sulit untuk mengontrol emosi yang pada akhirnya diekspresikan secara meledak-ledak.

Remaja memang menghadapi banyak masalah emosi pada tahap ini. Dirinya akan menghadapi pertanyaan mengenai identitas, hubungan, tujuan, hingga perpisahan. Selain itu, hubungan antara anak dan orangtua akan berubah setelah memasuki fase remaja yang akan berkembang hingga dewasa.
 

iii.Faktor emosi dan suasana hati remaja (orangtua, lingkungan/pertemanan, percintaan)

Keluarga memiliki peran penting dalam mempengaruhi emosi dan suasana hati remaja. Orangtua harus memiliki kemampuan untuk mendeteksi, memahami, dan memberikan penanganan yang tepat terhadap emosi positif dan negatif anak, karena hal ini sangat mempengaruhi perkembangan karakter dan watak anak di masa depan. Namun, banyak orangtua yang belum memahami perannya sebagai orangtua, sehingga mengganggu stimulasi dan perkembangan anak.

Kurangnya pengetahuan orangtua dalam menangani emosi anak dan lingkungan keluarga yang tidak memahami tugas perkembangan anak, membuat orangtua kesulitan menyelesaikan permasalahan emosi yang dialami anak.
 

Lingkungan tempat tinggal dan bergaul sangat mempengaruhi emosi dan suasana hati remaja. Lingkungan perkotaan yang padat penduduk, bising, dan polusi dapat menyebabkan gangguan kesehatan mental pada remaja. Beberapa remaja dapat menjadi agresif, hipervigilan, dan kehilangan moral dan etika yang dapat mengarah pada perilaku kriminal. Di sisi lain, lingkungan desa yang memiliki hubungan kekerabatan yang kuat dan sifat gotong-royong, dapat memberikan pengaruh positif terhadap pembentukan emosi dan kecerdasan emosional remaja. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun