Mohon tunggu...
Naila Rokhmah
Naila Rokhmah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas PGRI Wiranegara

saya suka kucing

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peran Santri dalam Membangun Masyarakat Berkarakter di Era Modern

23 November 2024   14:40 Diperbarui: 23 November 2024   15:00 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Santri adalah sebutan bagi mereka yang mempelajari ilmu agama. Di tingkat nasional, batas-batas Islam sering dipandang sebelah mata. Mereka dianggap kuno.Kita sangat tertinggal dalam ilmu pengetahuan.

Rasulullah bersabda:

  طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ
Menuntut ilmu adalah suatu keharusan bagi setiap orang Muslim. Berdasarkan hadist di atas, telah tiba saatnya para murid bangkit menjadi agen perubahan. Anda tidak hanya akan belajar ilmu agama tetapi juga pengetahuan umum, Karena baik ilmu umum maupun agama adalah ilmu Allah SWT. Saat ini perkembangan teknologi menuju digitalisasi semakin pesat. Di era digital ini, masyarakat umumnya memiliki gaya hidup baru yang tidak lepas dari perangkat elektronik. Teknologi merupakan alat yang dapat memenuhi sebagian besar kebutuhan manusia. Manusia dapat memanfaatkan teknologi untuk mempermudah dalam menyelesaikan tugas apa pun. Peran penting teknologi adalah membawa peradaban manusia memasuki era digital. Waktu telah berubah, Masyarakat yang dahulu berjalan kaki untuk berkeliling kini menggunakan kendaraan, atau orang yang berkomunikasi jarak jauh tidak perlu bertemu. Kita sudah punya telepon, jadi selain kondisi fisik saat itu, teknologi pemikiran modern tentu saja sama. Terkadang Anda harus bisa berpartisipasi dalam pembangunan jangka panjang. Santri merupakan pilar bangsa yang perannya dalam sejarah negeri ini tidak bisa dilupakan, meski peran Santri di masa lalu tidak terdokumentasikan.

Di era teknologi yang berkembang pesat saat ini, kita harus mampu berubah dan beradaptasi. Tapi bukan itu saja, santri dituntut untuk memiliki keterampilan intelektual yang komprehensif. Penelitian paralel dengan kajian agama. Era globalisasi telah memunculkan gaya hidup yang lebih kebarat-baratan, sangat kontras dengan fokus kehidupan spiritual di pesantren. Hal ini merupakan sebuah tantangan dan tantangan bagi kehidupan masa depan Santri baik di tingkat nasional maupun negara.

Di era digital, bukan soal siap atau tidak, bukan pilihan, itu sudah akibat. Ibarat arus laut yang terus mengalir dalam kehidupan manusia, teknologi pun akan terus bergerak. Oleh karena itu, tidak ada lagi yang bisa dilakukan selain menggunakan teknologi dengan benar dan mengendalikannya untuk manfaat yang sebesar-besarnya.

Pondok pesantren modern merupakan salah satu jenis lembaga pendidikan Islam yang juga dikenal dengan pendidikan karakternya, termasuk pengembangan keterampilan kepemimpinan pada santrinya. Slogan-slogan yang sering dilontarkan para kepala pesantren modern: “Siap memimpin” dan “Siap dipimpin” dirancang untuk mengembangkan kepribadian kepemimpinan santri. Hal ini menjadi bukti bahwa hal tersebut penting. Tujuan dari pelatihan karakter kepemimpinan adalah untuk membekali peserta didik dengan kemampuan menghadapi situasi yang harus dihadapi dalam perkembangan zaman, berperan serta dalam masyarakat, dan memiliki karakter yang tidak mudah terpengaruh oleh bisikan siapapun menjadi pemimpin yang kharismatik. Kegembiraan atas posisi yang dipegangnya. Terdapat rangkaian fenomena di mana para pemimpin, baik dalam organisasi maupun dalam kepemimpinan nasional, merasa puas dengan posisi mereka saat ini, mengabaikan tanggung jawab utama mereka sebagai pemimpin, dan tidak konsisten dengan apa yang mereka pimpin. Menuju tujuan yang direncanakan dan berkomitmen sebelumnya.

Banyak lulusan pesantren yang sukses menjadi ilmuwan, dosen, pengusaha, bahkan kepala negara. Misalnya saja Sekretaris Jenderal ASEAN Surin Pitsuwan yang juga lulusan pesantren di Thailand. Ada pula Gus Nadir yang mampu menjadi akademisi di kampus bergengsi di Australia. Kami juga memiliki instruktur terkenal yang sedang menjadi berita seperti Pak Ushtadz Abdul Somad dan Pak Ushtadz Adi Hidayat.

Eric Tohir, seorang pengusaha sekaligus menteri, juga menjabat sebagai Menteri BUMN di pemerintahan Presiden Jokowi saat itu. Tentunya jika kita melihat-lihat, kita akan menemukan lebih banyak lagi pejabat, pengusaha, akademisi, diplomat, walikota, dll dari Santri. Hal ini menunjukkan pengaruh Santri nyata di era modernisasi dan globalisasi.

Di era modernisasi dan globalisasi, mahasiswa mempunyai hak untuk bermimpi menjadi sesuatu. Banyak bidang pekerjaan dengan karakteristik unik dan menarik yang membutuhkan orang-orang dengan latar belakang mahasiswa. Santri mempunyai peluang besar dan tidak ada hambatan untuk menjadi apa yang mereka inginkan, kecuali bertentangan dengan hak dan tanggung jawab orang yang paham ilmu agama.

Perkembangan santri pada hakikatnya bukan sekedar pengembangan pola-pola tradisional lama, namun juga inovasi dalam pengembangan sistem, sistem modern. Namun demikian, bukan berarti keberadaan sistem pendidikan di pesantren modern meniadakan sistem pendidikan tradisional yang sudah mengakar kuat di pesantren. Sistem pendidikan modern merupakan pengembangan lebih lanjut dari sistem pendidikan tradisional yang sudah ada. Dengan kata lain, kita akan memadukan tradisi dan modernitas untuk menciptakan sistem pendidikan yang sinergis. Pasca Gerakan Pembaharuan, pesantren mulai mengembangkan metode pendidikan seperti sistem madrasi (sistem klasik), sistem kursus (tahassus), dan sistem magang.

Tujuan umum pesantren adalah: Menyesuaikan diri dengan ajaran Islam dan menanamkan rasa keagamaan ini dalam segala aspek kehidupan, menjadikannya pribadi yang berkarakter. Agar bermanfaat bagi agama, masyarakat, dan bangsa.

Tujuan khusus pondok pesantren adalah:

  • Mendidik warga/santri menjadi umat Islam yang bertaqwa kepada Allah SWT, berakhlak mulia, cerdas, cakap, serta warga negara yang sehat jasmani dan rohani. Tetap memegang Pancasila.
  • Melatih santri untuk mentransformasikan umat Islam menjadi kader ulama, dakwah yang jujur, solid dan tangguh, wirausaha yang mengamalkan sejarah Islam secara utuh dan dinamis.
  • Mengembangkan jati diri, memperkokoh jiwa kebangsaan, dan menghasilkan sumber daya manusia yang cakap dan bertanggung jawab terhadap pembangunan dan tanggung jawab bangsa dan negara.
  • Pelatihan penasehat pembangunan mikro (keluarga) dan lokal (pedesaan/masyarakat) Di dunia sekarang ini, perkembangan pesantren Tidak hanya meningkat sejak saat itu.

Ini tentang inovasi dalam pengembangan sistem, yaitu sistem modern, bukan pola tradisional. Namun demikian, bukan berarti keberadaan sistem pendidikan pesantren modern serta merta meniadakan sistem pendidikan tradisional yang sudah mengakar kuat di pesantren. Sistem pendidikan modern merupakan pelengkap dari sistem pendidikan tradisional yang  sudah ada. Dengan kata lain memadukan tradisi dan modernitas menjadi satu sistem pendidikan yang sinergis.

Sebagai Santri, mereka juga berperan sebagai wali Islam di masyarakat. Mereka diajarkan untuk menjadi pemimpin yang baik dalam mengamalkan ajaran agama dan menanamkan nilai-nilai Islam pada masyarakat sekitar. Selain itu, Santri juga berperan penting dalam mempererat hubungan antar anggota masyarakat. Mereka diajarkan untuk selalu menjaga hubungan baik dengan orang lain, membina persahabatan dan saling membantu dalam kegiatan sosial. Dalam konteks global, peran santri juga sangat penting dalam membangun perdamaian dunia. Santri juga diajarkan pentingnya menjaga perdamaian, menjaga persatuan dan menolak segala bentuk kekerasan dan ekstremisme.

Dalam beberapa kasus, seperti di berbagai media sosial, kita melihat Santri kurang berperan dalam perkembangan teknologi. Meski demikian,Santri masih kurang memahami perkembangan perekonomian berbasis digital dan belum mampu beradaptasi dengan baik terhadap perekonomian berbasis digital. Permasalahan ini muncul karena peran pemerintah dalam mendidik siswa agar memahami perkembangan teknologi sangat kecil. Pemerintah hanya bisa menjangkau 4. 444 komunitas selain pesantren dengan mengembangkan kapasitas teknis untuk 4. 444 komunitas.

Potensi santri dalam mengembangkan dunia teknologi dapat menunjang pertumbuhan ekonomi, karena santri dapat mempengaruhi persoalan peran ekonomi, namun tidak demikian halnya bagi santri yang dididik di pesantren karena sikapnya yang konsisten terhadap nilai-nilai Istiqomah. Dalam berbagai kasus, Santri dianggap hanya berperan sebagai Dawa. Santri merupakan konten kreator dalam bidang komunikasi dakwah dan nilai-nilai agama. Santri yang kurang beruntung kini memainkan peran kunci di sektor ekonomi sebagai bagian dari pembangunan ekonomi di era digital. Tentu saja kelemahan ini menjadi perhatian besar berbagai kalangan ilmuwan, namun peran penting Santri sangat kecil dan kurang berperan baik karena pemahaman dunia ekonomi di era digital. Di sisi lain, perkembangan ekonomi terjadi dengan sangat pesat dalam peradaban teknologi, dan hal ini terjadi melalui masyarakat yang bersekolah di luar pesantren.

Fokusnya adalah pada perluasan pesantren, karena masyarakat lokal dan pemerintah berharap pesantren mempunyai potensi besar di bidang pendidikan, khususnya pendidikan agama.Sektor pendidikan di negara ini sedang mengalami penurunan standar moral, terutama di kalangan anak-anak.Hal ini dapat disebabkan oleh banyak faktor, antara lain lemahnya ilmu agama, pemahaman dan pengamalannya saat menulis jurnal tentang peran pesantren dalam masyarakat modern saat ini.

Dalam perkembangan pesantren tidak hanya pola tradisional lama yang terus berkembang, namun juga terjadi inovasi dalam pengembangan sistem yaitu sistem modern.

Salah satu tujuan pondok pesantren juga adalah mengembangkan masyarakat menjadi berkepribadian muslim sesuai dengan ajaran Islam, menanamkan rasa keagamaan dalam segala aspek kehidupan, dan di dalam diri merekalah mereka menjadi pribadi.yang bermanfaat bagi agama, masyarakat, dan bangsa.

Di era modern perkembangan pesantren, tidak hanya pola tradisional lama yang terus berkembang, namun juga terjadi inovasi-inovasi dalam pengembangan sistem, sistem modern.Sistem pendidikan modern merupakan evolusi dari sistem pendidikan tradisional yang sudah ada.

Peran santri di zaman modern mencerminkan adaptasinya terhadap perubahan zaman dan tantangan global. Mereka tidak hanya mewarisi tradisi keagamaan dan moral yang kuat, namun juga aktif dalam berbagai aspek kehidupan sosial, politik, dan ekonomi. Melalui pendidikan pesantren, santri belajar memperjuangkan nilai-nilai inklusif, toleransi, dan keadilan, serta menjadi agen perubahan positif di masyarakat.

Dengan memahami peran dan kontribusi masyarakat Santri ini, kita dapat lebih menghargai warisan budaya dan spiritual mereka serta membangun masyarakat yang lebih adil, berbudaya dan harmonis di era global saat ini.Pondok pesantren bukan hanya sekedar lembaga pendidikan agama, namun juga pusat pengembangan karakter dan keterampilan yang diperlukan untuk menjawab tantangan zaman yang semakin kompleks dan dinamis.

Santri adalah seorang yang menuntut ilmu di pesantren, tempat pendidikan agama Islam yang komprehensif.

  • Pertama, siswa tidak hanya mempelajari ilmu agama seperti tafsir, hadis, dan fiqh, tetapi juga pengetahuan umum seperti matematika, bahasa, dan kecakapan hidup.
  • Kedua, santri biasanya tinggal di asrama atau pesantren yang menerapkan disiplin ketat dan menanamkan nilai-nilai seperti berhemat, disiplin, dan mandiri.
  • Ketiga, Santoris sering mengikuti kegiatan sosial di masyarakat sekitar sehingga memberikan kontribusi terhadap perkembangan spiritual dan sosial masyarakat serta menjadi tokoh penting dalam menjaga nilai-nilai moral di masyarakat Masu.

Di era modern ini, peran Santri tidak terbatas pada ranah agama saja. Santri telah menunjukkan keahliannya di berbagai bidang seperti pendidikan, bisnis, masyarakat dan politik. Banyak lulusan pesantren yang berhasil menjadi pemimpin di berbagai tingkatan baik di pemerintahan maupun swasta. Pondok pesantren juga menjadi pusat pemberdayaan ekonomi masyarakat setempat melalui pembentukan unit usaha produktif dan koperasi. Selanjutnya pesantren dan pesantren terus memperkuat perannya sebagai agen moderasi beragama. Di dunia yang semakin kompleks, pelajar dituntut untuk memiliki kemampuan dalam mengekspresikan sisi Islam yang damai dan toleran. Hal ini sejalan dengan semangat Rahmatan lil Alamin: Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam.

Berdasarkan realita yang ada, setidaknya ada tiga hal yang harus dipersiapkan oleh santri untuk menjadi pelaku sejarah dan pionir kemajuan peradaban di Indonesia.

Pertama: Persiapan yang harus dilakukan seorang santri adalah santri harus mempunyai kecerdasan intelektual yang tinggi dan kemampuan berpikir kritis untuk mampu menyikapi setiap permasalahan yang ada. Pengetahuan santri harus dapat disesuaikan dengan konteks waktu sehingga tidak terjadi dikotomi antara pengetahuan dunia dan pengetahuan akhirat.

Santri harus mampu menguasai ilmu-ilmu yang akan membawa pada kemenangan dalam kehidupan dunia dan akhirat. Imam al- Ghazali mengutip dalam Haditsdalam Kitab Ikhya’ Ulumuddin: ``Sesungguhnya kalian berada pada masa yang banyak Fuqaha (ahli ilmu) dan sedikit sekali orang yang qurro’ (orang yang baca al quran).

 “Dan akan tiba saatnya umat manusia akan memiliki sedikit fuqaha dan banyak qurro’ dan khutbah.” Maka ilmu lebih baik dari amal di zaman ini tidak dapat dipungkiri bahwa ilmu pengetahuan akan memegang peranan yang sangat penting, namun tentunya juga harus diimbangi dengan amal shaleh.

Kedua: mahasiswa Santri harus dibekali dengan keterampilan kewirausahaan yang mumpuni dan mampu mengenali peluang bisnis yang datang dengan pesatnya pertumbuhan ekonomi dan merebaknya kewirausahaan di kalangan generasi muda.

Saat ini, santri tidak cukup hanya berilmu saja, mereka juga harus menjadi wirausaha sukses. Rasulullah SAW telah memberikan contoh langsung kepada kita sebagai seorang pebisnis sukses. Karena sikapnya yang serius terhadap perdagangan, Nabi mencapai kemandirian finansial di usia muda. Keteladanan inilah yang patut ditiru oleh pelajar masa kini, bahwa kemandirian finansial dimulai dan harus diperjuangkan sejak usia muda.

Oleh karena itu, sudah sepantasnya santri tidak hanya belajar menghukum dengan membaca buku saja, namun juga mampu menerapkannya. Harapan besar lainnya adalah santri menjadi mesin pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Ketiga: Persiapan yang harus dilakukan seorang santri adalah ia harus mampu memegang teguh dan konsisten prinsip-prinsip khusus dirinya.

Penulis :

Aminatuzzuhriyah
Fiki Najma Jumala
Hasnak Munjidah
Khurin Tadzlilah
Moch Hidayatullah
Muslihatul Mila
Naila Rokhmah
Nila Auliah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun