Mohon tunggu...
Naila Puspita
Naila Puspita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Memiliki kemauan untuk maju, menjadi wanita yang punya value 🤍

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mengikhlaskanmu

30 Juni 2024   19:06 Diperbarui: 30 Juni 2024   19:15 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

" Ana... Ayah lihat selama kamu kuliah belum pernah kamu memiliki hubungan yang serius dengan laki-laki  ya nak? "  Tanya ayah 

" Lho ada angin apa tiba-tiba ayah tanya hal ini, kan ayah tau ana gak mau punya hubungan sebelum halal." Jawab Hasna 

" Maksudnya ayah bukan menyuruh mu untuk pacaran, tapi ayah dan ibu serta om Damar sahabat ayah itu. Berniat menjodohkan mu dengan Arga."   Pernyataan ayah membuat Hasna tidak nyaman . Bagaimana dia bisa menerima lelaki itu sedangkan ada seseorang yang sudah lama berada dalam hatinya. 

" Kamu jangan terkejut seperti itu na... Ibu setuju kalau kamu sama Arga dia laki-laki yang baik, dari keluarga yang baik.  Bibit, bebet ,dan bobot nya jelas. Ibu dan ayah juga kenal dekat dengan keluarga om Damar jadi udah klop banget."   Ibu juga seakan semangat sekali membahas hal ini. 

" Yah... Ana belum ada kepikiran untuk menikah. Ana masih ingin berkarir terlebih dahulu lagi pula ana masih semester 6 yah... Ana mau kejar gelar sarjana dulu baru menikah." Jawab Hasna dengan sedikit penekanan. 

" Menikah sambil kuliah gak ada yang melarang kan? Jadi tunggu apa lagi ayah ibu sudah tua tinggal kamu yang belum berkeluarga. Ayah ibu juga ingin menyaksikan kamu menikah na..."  

Hasna melihat kedua orang tuanya dengan perasaan tak enak. 

"Tapi yah... Dia bukan laki-laki yang masuk dalam kriteria ku, aku juga belum tau dia faham agama atau enggak. Lagi pula dia cuma tamatan SMA. Aku gak mau yah  punya suami yang pendidikannya gak setara dengan ku." Hasna mulai terbawa emosi , dibalik shalihah nya seorang Hasna dia tetap manusia biasa yang kadang  memiliki  rasa tinggi hati. 

" HASNA! Istighfar kamu, jangan pernah merendahkan orang lain pokoknya tanggal pertunangan kalian sudah ayah dan ibu tentukan! Tidak ada sama sekali penolakan dari kamu." Ayah mulai meninggikan suaranya.

Runtuh sudah harapan Hasna, bagaimana bisa dia menerima perjodohan ini sedangkan sudah ada sosok laki-laki yang sedang dia tunggu kepulangan nya.  

Dingin nya waktu di sepertiga malam tak meruntuh kan niat Hasna untuk bermunajat kepada Rabb nya. Tangisan pilu teriring saat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun