4. Tahap Operasional Formal (11 tahun ke atas)
Anak mulai mampu berpikir abstrak dan memikirkan hipotesis. Mereka dapat melakukan penalaran logis dan memahami konsep yang kompleks, seperti matematika dan sains. Pada tahap ini, kemampuan untuk merencanakan dan mengevaluasi juga mulai berkembang. Apabila dilihat dari faktor biologisnya, tahapan terakhir ini akan muncul ketika pubertas dan menandai masuknya seseorang ke dunia dewasa baik secara penalaran moral, kognitif, fisiologis, perkembangan psikoseksual serta perkembangan sosial.
Implikasi dalam Pendidikan:
- Pendidik perlu merancang kurikulum yang sesuai dengan tahapan perkembangan kognitif anak.
- Metode pengajaran harus memanfaatkan pengalaman langsung, permainan peran, dan penggunaan alat peraga untuk mendukung pemahaman konsep.
- Penerapan prinsip-prinsip konstruktivisme membantu menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan bermakna.
Teori Perkembangan Kognitif Lev Vygotsky
Vygotsky ialah seorang ahli psikologi dalam perkembangan kognitif anak asal Rusia. Teori Lev Vygotsky mengenai perkembangan kognitif pun telah menjadi pegangan teori perkembangan kognitif hingga sekarang. Dalam teorinya, Lev Vygotsky menekankan pentingnya peranan dari interaksi sosial dalam berbagai tahapan perkembangan kognitif pada anak. Meskipun begitu, anak juga memiliki kemampuan untuk menyusun beragam pengetahuan maupun informasi yang ia dapatkan secara mandiri serta aktif.
Ketika seseorang ingin lebih memahami jalan pikiran atau kondisi kognitif anak, Vygotsky lebih memilih untuk melakukan penelusuran mengenai cara interaksi sosial yang dialami oleh anak. Tindakan penelusuran tersebut menurut Vygotsky didasarkan pada keyakinan bahwa perkembangan fungsi mental anak diperoleh melalui interkasi sosial dan bukan berasal dari individu itu sendiri.
Ada tiga konsep yang dikemukakan oleh Vygotsky dalam teori perkembangan kognitif, meliputi:
1. Konsep Zone of Proximal Development(ZPD)
Pada umumnya ZPD berupa suatu aktivitas mengajar di mana ada pengajar baik orang dewasa maupun anak kecil yang lebih mampu serta ada peserta didik yaitu anak yang tidak mampu mengerjakan serangkaian tugas tersebut. Melalui konsep ZPD ini, Vygotsky ingin menunjukan betapa pentingnya interaksi sosial. Terutama interaksi sosial berupa korelari antara pengajaran atau intruksi terhadap psikologi dari perkembangan kognitif anak. ZPD juga merupakan konsep yang menampilkan sejauh mana kemampuan anak untuk belajar secara mandiri maupun peningkatan keilmuan melalui belajar bersama orang lain.
2. Konsep Scafolding
Konsep yang berkaitan erat dengan zone of proximal development (ZPD) adalah scaffolding. Scaffolding merupakan sebuah teknik untuk mengubah level dukungan selama sesi pengajaran dengan orang yang lebih ahli, seperti: guru atau teman sebaya yang lebih mampu.