Kisah tragis Nia Kurnia Sari, seorang gadis penjual gorengan yang menjadi korban pembunuhan dan pemerkosaan, terus menarik perhatian masyarakat hingga kini. Peristiwa mengenaskan ini tidak hanya menyisakan duka mendalam bagi keluarga korban, tetapi juga memunculkan fenomena sosial yang unik.
Nia Kurnia Sari(18), yang dikenal sebagai sosok gadis sederhana dan pekerja keras, tewas secara tragis pada 6 September lalu. Dalam peristiwa tersebut, ia menjadi korban kekerasan sadis oleh pelaku berinisial IS(26) saat pulang sekolah setelah berjualan gorengan untuk membantu ekonomi keluarganya. Kejadian ini meninggalkan trauma mendalam bagi masyarakat sekitar yang mengenalnya.
Pelaku akhirnya ditangkap oleh Polres Padang Pariaman saat sedang bersembunyi di dalam loteng salah satu rumah di Padang Kabau setelah 12 hari buron, tetapi luka sosial dari peristiwa ini tetap terasa. Nia yang dikenal ramah kini dikenang dengan cara yang tidak terduga.
Rumah dan Kuburan Nia Jadi Tempat Ziarah
Setelah kepergiannya, rumah Nia dan makamnya mulai didatangi oleh orang-orang yang penasaran akan kisahnya. Tidak hanya kisah tragis yang dialaminya, Alasan lain di balik banyaknya orang yang datang dan berziarah ke sana lantaran makam tersebut dinilai memunculkan aroma yang wangi.
https://x.com/KemenperinRI/status/1857373906178322924?t=sgsEtRc3I7q23tgN2dU6_Q&s=19
"Kuburan Nia Kurnia Sari, korban perkosaan dan pembunuhan, sekarang dijadiin tempat ziarah karena katanya kuburannya 'wangi'," cuit akun @KemenperinRI di X, Jumat (15/11/2024).
Meski begitu, persoalan terkait 'aroma wangi' tersebut memunculkan kontra. Pasalnya, diduga jika orang-orang yang datang ke sana menilai aroma tersebut datang bukan karena faktor fisik.
Jika melihat kondisi makamnya, aroma wangi bisa dijelaskan dengan mudah dari banyaknya bunga dan potongan daun pandan yang ditinggalkan di atasnya. Banyak yang datang untuk berdoa, mengirimkan doa kepada almarhumah, atau sekadar mengambil pelajaran dari tragedi ini. Tidak sedikit pula yang percaya bahwa Nia memiliki "karomah" tertentu, sehingga mereka menjadikan tempat tersebut sebagai lokasi spiritual sehingga menyandingkan makan Nia dengan makan para wali.
Bermula dari kisahnya yang mencuri perhatian hingga menjadi objek sanjungan, penampakan makam dari Nia Kurnia Sari kini menimbulkan keresahan. Bahkan ada dugaan makam tersebut menjadi sarana menjalankan syirik, menduakan Allah dalam agama Islam.
"Dan kata orang kampung gue, kuburannya juga dijadiin tempat mohon hajat (katanya anak pilihan Allah)," bunyi salah satu komentar di X.
Sebagian orang yang berziarah meyakini bahwa makam Nia memberikan ketenangan batin, bahkan terdapat seorang ibu yang berdoa di atas lubang peristiwa meski telah ditutup oleh police line, sementara yang lain datang karena ingin mengenang perjuangan hidupnya yang penuh keteguhan. Tradisi ziarah ini kini berkembang menjadi fenomena sosial yang unik, bahkan menarik perhatian media lokal dan nasional.
Tetapi fenomena ini juga memiliki tim pro yang mendukung kegiatan ini karena terdapat beberapa stan jualan di sekitar area ziarah yang dianggap membantu roda ekonomi warga sekitar.
https://x.com/KemenperinRI/status/1857388241206567170?t=_chhVhRpX9-8Q2_JP5IEuw&s=19
 Rasa simpati ini merupakan hal wajar, mengingat ia adalah korban dari perbuatan zalim. Namun, jangan sampai rasa simpati itu berlebihan sehingga menjerumuskan kita pada perbuatan yang melanggar ajaran agama, seperti menganggap kuburan mendiang sebagai tempat keramat.
Ziarah kubur dianjurkan dalam Islam dengan niat mengingat kematian dan mendoakan mendiang. Namun, segala bentuk pengagungan yang melampaui batas, seperti meminta berkah atau pertolongan kepada penghuni kubur, adalah penyimpangan yang bertentangan dengan tauhid.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H