Mohon tunggu...
Nahrudin
Nahrudin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Bermain sepak bola

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Merosotnya pendidikan moral pada generasi muda

22 Desember 2024   16:26 Diperbarui: 22 Desember 2024   16:26 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia adalah negara kesatuan yang terdiri dari berbagai suku, ras, dan bahasa,

serta memiliki salah satu populasi terbesar di dunia, berada di peringkat keempat setelah

Tiongkok, India, dan Amerika Serikat. Pada tahun 2016, sekitar 3,49 persen dari jumlah

penduduk dunia. Berdasarkan proyeksi jumlah penduduk tahun 2014, sekitar 65 juta jiwa atau

25 persen dari 225 juta jiwa, penduduk Indonesia merupakan kelompok remaja.

Generasi muda mempunyai peran penting dalam kemajuan suatu negara, karena mereka

menjadi penentu kemajuan tersebut, Di tengah pesatnya perkembangan zaman dan

modernisasi, generasi muda dituntut untuk berperan sebagai agent of change. Oleh karena itu,

pendidikan menjadi faktor utama yang diandalkan Indonesia dalam mencapai tujuan nasional,

mempertahankan kedaulatan, serta memajukan negara. Masa depan Indonesia sangat

bergantung pada kontribusi generasi mudanya.

Pendidikan yang baik tidak hanya diperoleh di sekolah, tetapi juga di lingkungan

keluarga dan masyarakat, yang dapat memberikan dampak positif atau negatif terhadap

perkembangan generasi muda, terutama dalam aspek pendidikan moral.

Akhir-akhir ini, media massa sering memberitakan tindakan kriminal, pemerkosaan,

dan pembunuhan yang dilakukan oleh remaja. Hal ini menunjukkan rendahnya moral di

kalangan remaja, yang menjadi ancaman bagi masa depan generasi muda Indonesia. Masa

remaja adalah periode transisi, di mana remaja cenderung lebih mudah terpengaruh oleh

lingkungan sekitarnya. Remaja yang dapat memahami diri dan perannya, serta memiliki

pemahaman agama yang baik, akan menemukan jati dirinya. Sebaliknya, jika gagal, mereka

dapat mengalami kebingungan atau kekacauan yang berujung pada depresi dan tindakan

kriminal.

Menurut W. J. S. Poerdarminta, moral adalah ajaran tentang baik buruknya perbuatan

dan perilaku, sedangkan Dewey juga memberikan pandangan serupa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun