Dalam beberapa tahun terakhir, fenomena penurunan angka perkawinan telah menjadi perhatian di berbagai negara, termasuk Indonesia
Meski pilihan hidup ini sepenuhnya sah dan perlu dihormati, namun dilain pihak penurunan angka perkawinan ini memiliki implikasi sosial, ekonomi, dan budaya yang luas.
Bagaimana kita bisa menghadapi fenomena ini? Berikut adalah solusi yang bisa dipertimbangkan oleh pemerintah, komunitas, dan individu agar penurunan angka perkawinan dapat dihadapi dengan bijaksana
1. Menyediakan Akses Pendidikan Finansial bagi Generasi Muda
Salah satu faktor terbesar yang menyebabkan penurunan angka perkawinan adalah masalah finansial. Banyak anak muda merasa belum siap menikah karena beban biaya hidup yang tinggi dan ketidakstabilan ekonomi.Â
Untuk mengatasinya, pemerintah dan lembaga keuangan dapat memberikan edukasi finansial yang membantu generasi muda mengelola keuangan dengan lebih baik, menabung, serta membuat perencanaan finansial untuk masa depan.
Langkah yang bisa dilakukan adalah dengan mengadakan seminar, pelatihan, atau konten edukasi finansial di media sosial untuk mengedukasi anak muda tentang manajemen uang, investasi, dan pentingnya perencanaan keuangan untuk masa depan.
2. Memberikan Ruang untuk Mengembangkan Diri Sebelum Menikah
Sebagian besar generasi muda saat ini lebih fokus pada pengembangan karier dan pendidikan sebelum mempertimbangkan pernikahan.Â
Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk tidak memberikan tekanan berlebihan kepada mereka soal menyegerakan usia pernikahan, melainkan mendukung mereka dalam menemukan jalur karier dan kebahagiaan pribadi terlebih dahulu.
Pemerintah, komunitas, perusahaan, tokoh agama,tokoh masyarakat, dan keluarga bisa memberikan dukungan dalam bentuk bimbingan karier, peluang magang, memperluas lapangan kerja, pembinaan keterampilan melalui pelatihan pelatihan yang mempersiapkan mereka menjadi individu mandiri, baik sebelum maupun sesudah menikah.Â
Dan salahsatu yang tidak kalah penting adalah adanya peran tokoh agama dan tokoh masyarakat untuk memberikan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat terutama dikalangan anak muda dengan cara yang bijaksana
3. Mempromosikan Konsep Pernikahan yang Sehat dan Setara
Generasi muda cenderung memilih hubungan yang sehat dan setara, di mana komunikasi dan dukungan emosional menjadi prioritas. Konsep pernikahan yang sehat harus disosialisasikan lebih luas sehingga calon pasangan tidak hanya fokus pada pernikahan sebagai simbol sosial, tetapi sebagai hubungan yang dapat memberikan nilai positif bagi kedua belah pihak.
Mengadakan lokakarya atau konseling pranikah yang berfokus pada komunikasi yang sehat, pembagian peran yang adil, dan cara membangun hubungan yang mendukung perkembangan emosional kedua pasangan.
4. Mendorong Program Rumah Terjangkau untuk Pasangan Muda
Masalah tempat tinggal menjadi salah satu alasan yang membuat generasi muda menunda pernikahan. Untuk mengatasi hal ini, pemerintah dan sektor swasta dapat bekerja sama untuk menyediakan program rumah terjangkau yang mendukung pasangan muda dalam memiliki hunian sendiri.
Membuat skema bantuan KPR dengan bunga rendah atau insentif pembelian rumah pertama yang khusus dirancang untuk pasangan muda dengan pendapatan menengah ke bawah.
5. Memberikan Edukasi tentang Keseimbangan Antara Karier dan Kehidupan Pribadi
Dengan fokus yang tinggi pada pengembangan karier, banyak anak muda merasa terjebak dalam kesibukan dan khawatir bahwa pernikahan akan mengganggu karier mereka.Â
Edukasi mengenai work-life balance sangat penting untuk membantu mereka memahami bahwa kesuksesan karier dan pernikahan bisa berjalan seiring, asalkan mereka memiliki keterampilan manajemen waktu yang baik.
Hal yang bisa dilakukan adalah melakukan kampanye di media sosial dan melalui seminar, lokakarya dengan mengangkat tema tentang pentingnya work-life balance dan cara mencapainya, serta menghadirkan tokoh inspiratif yang berhasil menyeimbangkan karier dan kehidupan keluarga mereka.
6. Memperkuat Dukungan Sosial dan Mental bagi Generasi Muda
Fenomena penurunan angka perkawinan sering kali juga berhubungan dengan kondisi kesehatan mental generasi muda. Banyak yang mengalami tekanan hidup, stres kerja, dan kelelahan yang membuat mereka sulit mempertimbangkan pernikahan.
Dukungan kesehatan mental yang memadai akan membantu mereka merasa lebih siap, baik untuk membangun hubungan yang sehat maupun untuk menghadapi berbagai tekanan sosial.
Untuk itu perlu upaya untuk meningkatkan akses ke layanan konseling mental yang terjangkau atau bahkan gratis, baik secara langsung maupun melalui aplikasi atau layanan digital, sehingga generasi muda dapat mengelola tekanan emosional dengan lebih baik.
Menghadapi Perubahan Sosial dengan Bijaksana
Penurunan angka perkawinan merupakan fenomena sosial yang muncul seiring dengan perubahan nilai, ekonomi, dan budaya di kalangan generasi muda.
Meski sering dilihat sebagai sesuatu yang negatif, sebenarnya fenomena ini adalah bentuk pilihan hidup yang lebih mandiri dan penuh kesadaran akan kebahagiaan serta kesehatan mental.
Dengan memberikan beberapa bentuk dukungan, serta menciptakan lingkungan yang mendukung kesejahteraan finansial dan emosional, fenomena ini dapat dikelola dengan lebih baik. Sehingga mereka akan tetap dapat menemukan kesejahteraan dalam hidupnya.
Fenomena penurunan angka perkawinan sudah terlebih dahulu dirasakan dan dialami oleh negara negara maju dan sampai saat ini belum menemukan solusi efektif dan signifikan yang dapat memacu pertumbuhan angka perkawinan tersebut
Permasalahan yang sama terjadi juga di Indonesia dan menjadi kekhawatiran kita bersama. Untuk itu perlu adanya kerjasama semua pihak dari mulai pemangku kebijakan, swasta, komunitas, tokoh agama , tokoh masyarakat, dan keluarga dapat bersinergi memperkuat dukungan melalui kebijakan kebijakan strategis dan melalui dukungan kekuatan budaya, agama, serta kearifan lokal dan semoga masalah tersebut bisa segera diatasi bersama
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H