Mohon tunggu...
Nanang A.H
Nanang A.H Mohon Tunggu... Jurnalis - Pewarta

Penyuka Kopi Penikmat Literasi// Scribo Ergo Sum

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Menjawab Tantangan Fenomena Penurunan Angka Perkawinan

6 November 2024   21:17 Diperbarui: 6 November 2024   21:42 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu faktor terbesar yang menyebabkan penurunan angka perkawinan diantaranya masalah finansial (sumber gambar: Freepik)

Mengadakan lokakarya atau konseling pranikah yang berfokus pada komunikasi yang sehat, pembagian peran yang adil, dan cara membangun hubungan yang mendukung perkembangan emosional kedua pasangan.

4. Mendorong Program Rumah Terjangkau untuk Pasangan Muda

Masalah tempat tinggal menjadi salah satu alasan yang membuat generasi muda menunda pernikahan. Untuk mengatasi hal ini, pemerintah dan sektor swasta dapat bekerja sama untuk menyediakan program rumah terjangkau yang mendukung pasangan muda dalam memiliki hunian sendiri.

Membuat skema bantuan KPR dengan bunga rendah atau insentif pembelian rumah pertama yang khusus dirancang untuk pasangan muda dengan pendapatan menengah ke bawah.

5. Memberikan Edukasi tentang Keseimbangan Antara Karier dan Kehidupan Pribadi

Dengan fokus yang tinggi pada pengembangan karier, banyak anak muda merasa terjebak dalam kesibukan dan khawatir bahwa pernikahan akan mengganggu karier mereka. 

Edukasi mengenai work-life balance sangat penting untuk membantu mereka memahami bahwa kesuksesan karier dan pernikahan bisa berjalan seiring, asalkan mereka memiliki keterampilan manajemen waktu yang baik.

Hal yang bisa dilakukan adalah melakukan kampanye di media sosial dan melalui seminar, lokakarya dengan mengangkat tema tentang pentingnya work-life balance dan cara mencapainya, serta menghadirkan tokoh inspiratif yang berhasil menyeimbangkan karier dan kehidupan keluarga mereka.

6. Memperkuat Dukungan Sosial dan Mental bagi Generasi Muda

Fenomena penurunan angka perkawinan sering kali juga berhubungan dengan kondisi kesehatan mental generasi muda. Banyak yang mengalami tekanan hidup, stres kerja, dan kelelahan yang membuat mereka sulit mempertimbangkan pernikahan.

Dukungan kesehatan mental yang memadai akan membantu mereka merasa lebih siap, baik untuk membangun hubungan yang sehat maupun untuk menghadapi berbagai tekanan sosial.

Untuk itu perlu upaya untuk meningkatkan akses ke layanan konseling mental yang terjangkau atau bahkan gratis, baik secara langsung maupun melalui aplikasi atau layanan digital, sehingga generasi muda dapat mengelola tekanan emosional dengan lebih baik.

Menghadapi Perubahan Sosial dengan Bijaksana

Penurunan angka perkawinan merupakan fenomena sosial yang muncul seiring dengan perubahan nilai, ekonomi, dan budaya di kalangan generasi muda.

Meski sering dilihat sebagai sesuatu yang negatif, sebenarnya fenomena ini adalah bentuk pilihan hidup yang lebih mandiri dan penuh kesadaran akan kebahagiaan serta kesehatan mental.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun