Mohon tunggu...
Nanang A.H
Nanang A.H Mohon Tunggu... Jurnalis - Pewarta

Penyuka Kopi Penikmat Literasi// Scribo Ergo Sum

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Raja Salman Alami Infeksi Paru-Paru, Mengenal Gejala, Penyebab, dan Pencegahannya

7 Oktober 2024   21:05 Diperbarui: 7 Oktober 2024   21:21 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Raja Salman (sumber gambar: Saudi Press Agency via serambinews.com)

Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud, pemimpin Arab Saudi, dilaporkan mengidap radang paru-paru atau pneumonia. Penyakit ini merupakan peradangan yang terjadi pada jaringan paru-paru yang bisa disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, atau jamur. Kondisi ini perlu ditangani serius, terutama bagi lansia seperti Raja Salman yang usianya mencapai 88 tahun. 

Tulisan ini akan membahas lebih dalam tentang pneumonia, gejala yang perlu diwaspadai, penyebab umumnya, serta cara pencegahan yang dapat dilakukan untuk menghindari penyakit ini.

Mengenal Radang Paru-paru (Pneumonia)

Radang paru-paru adalah infeksi yang menyebabkan peradangan pada kantung udara di satu atau kedua paru-paru. Kantung udara ini bisa terisi cairan atau nanah, yang menimbulkan gejala seperti batuk berdahak, demam, menggigil, dan kesulitan bernapas. 

Menurut data dari World Health Organization (WHO, 2023), pneumonia adalah penyebab utama kematian di seluruh dunia, terutama pada kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, dan orang dengan sistem imun yang lemah.

Gejala Pneumonia

Gejala pneumonia bervariasi dari ringan hingga parah tergantung pada usia dan kondisi kesehatan pasien. Gejala-gejala yang umum di antaranya:

1. Batuk yang disertai dahak atau lendir berwarna kuning, hijau, atau berdarah.

2. Demam tinggi disertai menggigil dan berkeringat.

3. Sesak napas atau napas yang cepat dan dangkal.

4. Nyeri dada yang sering terasa lebih buruk saat batuk atau bernapas.

5. Kelelahan ekstrem dan merasa lemah.

6. Kebingungan atau penurunan kesadaran, terutama pada lansia.

Gejala ini bisa muncul secara tiba-tiba atau berkembang secara bertahap. Pada kelompok lansia atau orang dengan penyakit kronis, pneumonia sering kali tidak menunjukkan gejala demam tinggi, tetapi lebih menonjol pada kelemahan fisik dan kebingungan.

Penyebab Pneumonia

Pneumonia bisa disebabkan oleh berbagai agen infeksi, termasuk:

1. Bakteri  

Infeksi bakteri, seperti Streptococcus pneumoniae, adalah penyebab paling umum dari pneumonia pada orang dewasa. Menurut laporan dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC, 2023), pneumonia bakteri cenderung lebih serius dan sering terjadi setelah flu atau infeksi saluran pernapasan lainnya.

2. Virus

Virus seperti influenza, RSV (respiratory syncytial virus), atau bahkan COVID-19 juga dapat menyebabkan pneumonia. Data dari Johns Hopkins Medicine menunjukkan bahwa pneumonia akibat virus sering kali lebih ringan, tetapi dapat menjadi parah pada kelompok rentan, seperti lansia dan orang dengan penyakit kronis.

3. Jamur 

Pneumonia jamur jarang terjadi tetapi bisa terjadi pada individu dengan sistem imun yang lemah, seperti pasien HIV/AIDS atau orang yang sedang menjalani kemoterapi. Jenis jamur tertentu seperti Histoplasma atau Pneumocystis jirovecii bisa menyebabkan pneumonia, terutama di wilayah tertentu dengan iklim yang mendukung pertumbuhan jamur.

Faktor Risiko

Beberapa faktor yang meningkatkan risiko seseorang terkena pneumonia meliputi:

- Usia lanjut (di atas 65 tahun): 

Lansia memiliki sistem kekebalan tubuh yang lebih lemah, sehingga lebih rentan terhadap infeksi.

- Penyakit kronis seperti diabetes, penyakit jantung, atau penyakit paru-paru kronis (COPD).

- Kebiasaan merokok, yang dapat merusak paru-paru dan meningkatkan risiko infeksi.

- Sistem kekebalan tubuh yang lemah akibat kondisi medis tertentu atau penggunaan obat imunosupresan.

Pencegahan Pneumonia

1. Vaksinasi  

Vaksin pneumonia, seperti PCV13 dan PPSV23, sangat efektif dalam mencegah pneumonia bakteri, terutama bagi anak-anak dan lansia. Vaksin influenza juga penting karena flu dapat menjadi pemicu pneumonia. Menurut data dari CDC (2023), vaksin pneumonia dapat mengurangi risiko infeksi hingga 60% pada populasi yang divaksinasi.

2. Menjaga Kebersihan Diri

Cuci tangan secara rutin dengan sabun dan air mengalir untuk mencegah penyebaran kuman. Menghindari kontak dengan orang yang sakit dan menggunakan masker di tempat umum juga dapat membantu.

3. Hidup Sehat

Menjaga pola makan seimbang, rutin berolahraga, dan menghindari rokok dapat memperkuat sistem kekebalan tubuh dan melindungi paru-paru dari infeksi.

4. Mengelola Kondisi Kesehatan dengan Baik  

Jika memiliki penyakit kronis, seperti diabetes atau penyakit paru-paru, penting untuk menjaga kondisi tersebut agar tetap terkendali. Mengikuti anjuran dokter dan menjalani pemeriksaan rutin dapat mengurangi risiko komplikasi seperti pneumonia.

Pneumonia merupakan penyakit serius, terutama bagi lansia seperti Raja Salman. Memahami gejala, penyebab, dan cara pencegahannya sangat penting untuk mengurangi risiko infeksi dan komplikasi yang lebih parah. 

Dengan vaksinasi, menjaga kebersihan diri, serta menjalani gaya hidup sehat, kita dapat melindungi diri dan orang-orang tercinta dari ancaman pneumonia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun