Batasan ini bukan hanya berlaku dalam interaksi sosial, tetapi juga dalam penggunaan media sosial, di mana toxic behavior sering terjadi.
Jika ada teman atau rekan kampus yang sering memicu stres, drama, atau konflik, mulailah untuk meminimalisir interaksi dengan mereka.
Tetapkan batasan waktu untuk bergaul, belajar, dan istirahat, sehingga Anda tidak mudah terjebak dalam energi negatif yang ada di sekitar. Batasan ini akan membantu Anda menjaga keseimbangan antara kehidupan sosial, akademis, dan kesehatan mental.
3. Bangun Jaringan Pergaulan Positif
Lingkungan toxic bisa mempengaruhi kesehatan mental jika Anda terus-menerus berinteraksi dengan orang-orang yang negatif. Oleh karena itu, cobalah untuk mencari dan membangun jaringan pergaulan yang positif.
Temukan teman-teman yang memiliki visi dan nilai yang sama, yang mendukung satu sama lain, dan yang dapat membantu Anda tetap produktif.
Bergabung dengan organisasi kampus, komunitas akademik, atau kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan minat Anda bisa menjadi cara yang efektif untuk menemukan lingkungan yang lebih sehat dan mendukung.
Berada di sekitar orang-orang yang membawa energi positif dapat meningkatkan semangat dan membantu Anda menghadapi tekanan lingkungan toxic.
4. Kelola Stres dengan Aktivitas Positif
Lingkungan toxic di kampus dapat menyebabkan tingkat stres yang tinggi. Oleh karena itu, penting untuk menemukan cara yang sehat dalam mengelola stres.
Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan melibatkan diri dalam aktivitas positif, seperti berolahraga, meditasi, atau mengembangkan hobi.