Mohon tunggu...
Nanang A.H
Nanang A.H Mohon Tunggu... Jurnalis - Pewarta

Penyuka Kopi Penikmat Literasi// Scribo Ergo Sum

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Fenomena Phubbing dan Etika Berkomunikasi di Era Digital

25 September 2024   05:29 Diperbarui: 25 September 2024   07:33 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Phubbing (sumber gambar:Kompas)

Di era digital ini, hampir semua orang memiliki akses ke smartphone. Meski memberikan banyak manfaat, penggunaan ponsel yang tidak terkendali juga membawa dampak negatif, salah satunya adalah fenomena phubbing. 

Phubbing adalah istilah yang menggambarkan tindakan seseorang yang lebih fokus pada ponselnya ketimbang orang di sekitarnya saat berkomunikasi. Tindakan ini sering kali mengganggu interaksi sosial dan menurunkan kualitas hubungan antarindividu.

Tulisan kali ini akan membahas apa itu phubbing, bagaimana dampaknya terhadap komunikasi, serta apa yang bisa kita lakukan untuk menjaga etika berkomunikasi yang baik di tengah fenomena ini.

Apa Itu Phubbing?

Phubbing berasal dari gabungan dua kata, phone (ponsel) dan snubbing (mengabaikan). Istilah ini pertama kali muncul pada tahun 2012 sebagai bentuk kritik terhadap kebiasaan orang yang mengabaikan orang lain di hadapannya karena terlalu sibuk dengan ponsel. 

Fenomena ini menjadi semakin umum seiring dengan meningkatnya ketergantungan pada smartphone, baik untuk bekerja, berkomunikasi, maupun hiburan.

Phubbing bisa terjadi di berbagai situasi, seperti saat sedang makan bersama, rapat, atau bahkan ketika sedang berbincang santai. Ketika seseorang mempraktikkan phubbing, mereka secara tidak langsung menunjukkan bahwa ponsel mereka lebih penting daripada lawan bicara, yang tentu saja dapat berdampak buruk pada hubungan sosial.

Dampak Phubbing Terhadap Komunikasi

1. Merusak Kualitas Hubungan

 membuat orang yang menjadi korban merasa diabaikan dan tidak dihargai. Hal ini dapat merusak kualitas hubungan, baik itu hubungan dengan teman, keluarga, maupun pasangan. 

Dalam hubungan romantis, penelitian menunjukkan bahwa phubbing dapat menurunkan tingkat kepuasan dan keintiman, serta meningkatkan konflik dan perasaan kesepian.

2. Menurunkan Produktivitas Komunikasi

Ketika seseorang terus-menerus memeriksa ponsel selama percakapan, mereka tidak dapat sepenuhnya fokus pada pembicaraan. Akibatnya, pesan yang disampaikan bisa salah dipahami atau tidak tersampaikan dengan baik, yang akhirnya mengganggu alur komunikasi dan menurunkan efektivitas percakapan.

3. Mengganggu Etika Sosial

Secara umum, etika sosial menuntut kita untuk memperhatikan orang yang sedang berkomunikasi dengan kita secara langsung. Phubbing melanggar norma ini karena orang yang mempraktikkannya tidak memberikan perhatian penuh kepada lawan bicaranya. 

Hal Ini bisa menimbulkan rasa frustrasi dan ketidaknyamanan pada orang lain, bahkan dapat mengurangi rasa hormat dalam hubungan profesional maupun personal.

Apa yang Sebaiknya Kita Lakukan dalam Etika Berkomunikasi?

Menghadapi fenomena phubbing, penting bagi kita untuk menjaga etika berkomunikasi yang baik. Berikut beberapa tips yang dapat membantu:

1. Jaga Fokus Saat Berkomunikasi

Saat berbicara dengan seseorang, terutama dalam percakapan tatap muka, fokuslah pada orang tersebut. Berikan perhatian penuh dan hindari memeriksa ponsel, kecuali benar-benar diperlukan. Ini akan membuat lawan bicara merasa dihargai dan pesan yang disampaikan dapat diterima dengan lebih baik.

2. Tetapkan Batasan Penggunaan Ponsel

Sebaiknya tetapkan batasan kapan dan di mana ponsel boleh digunakan. Misalnya, saat makan bersama atau dalam rapat, letakkan ponsel di tempat yang tidak mengganggu konsentrasi. Ini juga bisa menjadi contoh positif bagi orang di sekitar kita.

3. Aktifkan Mode Diam atau "Do Not Disturb"

Jika sedang berada dalam situasi yang penting, seperti pertemuan atau waktu berkumpul dengan keluarga, aktifkan mode Do Not Disturb pada ponsel untuk menghindari gangguan dari notifikasi. Hal ini juga akan membantu kita lebih fokus pada percakapan dan momen yang sedang berlangsung.

4. Gunakan Ponsel dengan Bijak

Ketika berada dalam percakapan penting, usahakan hanya menggunakan ponsel jika benar-benar darurat. Jika harus memeriksa pesan atau panggilan, mintalah izin terlebih dahulu kepada lawan bicara. Dengan demikian, kita menunjukkan sikap hormat dan menjaga etika berkomunikasi.

5. Edukasi Diri dan Lingkungan

Beritahu teman atau keluarga tentang dampak negatif phubbing dan ajak mereka untuk mempraktikkan etika komunikasi yang baik. Edukasi tentang pentingnya komunikasi tatap muka dan menghargai kehadiran orang lain adalah langkah penting dalam meminimalisir phubbing di kehidupan sehari-hari.

6. Ciptakan "Zona Bebas Ponsel"

Terapkan zona bebas ponsel di rumah atau di kantor, seperti saat makan atau dalam rapat. Dengan adanya aturan ini, semua orang diharapkan untuk fokus pada percakapan dan interaksi tanpa gangguan dari ponsel.

Phubbing adalah fenomena yang semakin sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Meskipun penggunaan ponsel memiliki banyak manfaat, kita harus berhati-hati agar tidak mengabaikan orang di sekitar kita. 

Menjaga etika berkomunikasi yang baik sangat penting untuk memastikan bahwa hubungan sosial tetap harmonis dan komunikasi tetap efektif.

Dengan fokus pada percakapan tatap muka, menetapkan batasan penggunaan ponsel, serta mengedukasi diri dan orang lain tentang pentingnya menjaga etika berkomunikasi, kita dapat meminimalisir dampak negatif phubbing dan menjaga kualitas hubungan sosial yang lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun