1. Jangan Gusar dengan segala cobaan hidup karena itu akan membawa mu naik level
Proses bagaimana tutug oncom yang tadinya hanya berasal dari butiran kacang kedelai atau kacang tanah sehingga berubah dijadikan makanan yg lezat tidak lepas dari sebuah proses yang panjang.
Harus melalui proses penggilingan setelah itu dilanjutkan dengan permentasi sehingga dari sanalah mulai terbentuk oncom yang hakiki.
Sekilas memang membuat hancur secara fisik kacang tanah dan kedelai tersebut tapi sesungguhnya hal tersebut merubah wujudnya menjadi makanan yang lezat bermanfaat bagi manusia.
Begitu pun dengan kehidupan adanya ujian dan cobaan itu perlu guna menguatkan kita menjadi manusia yang berbudi luhur sehingga dari sisi rohani kadar ketaqwaannya bertambah
2. Dalam Kehidupan dipenuhi warna kadang membuat kita tertawa adakalanya membawa kita menangis, kadang kita berada di atas dan kadang dibawah
Melihat dari sejarah nya tutug oncom dahulu hanya dimakan oleh rakyat jelata tapi seiring perkembangan teknologi dan jaman kita tak menyangka dengan melalui proses dan pengembangan akhirnya membawa namanya menjadi makanan yg unik dan lezat.
Jadi itulah kehidupan kita tidak seperti roda yang berputar selalu mengalami perubahan. Jadi jangan mengeluh dan jangan gusar tentang apa yang telah dan sedang terjadi saat ini teruslah bergerak maju walaupun hanya dengan melangkah atau merangkak, karena kita tidak tahu takdir apa yang akan menjeput kita esok hari
3. Harus pandai menyatukan rasa, raga, dalam berbagai persoalan hidup artinya dalam menghadapi kehidupan haruslah seperti air yang selalu menyatu dengan ruang dan benda yang dilewatinya  intinya hidup itu harus dihadapi, dinikmati, dan disyukuri
Seperti butiran tutug oncom yang telah dicampur bumbu menyatu dalam sepiring nasi. Walaupun beda jenis makanan tapi bagaimana kedua bahan ini berani menyatu dan disatukan. Yang pada akhirnya keduanya memberikan kelezatan rasa yang berbeda
Dan begitu juga dengan sebuah kehidupan kita hanya berusaha dan berikhtiar terkait hasil kita serahkan kepada yang memegang Takdir