"Penerbangan (burung = baca: pesawat) Merpati telah melecehkan masyarakat Ngada," tandasnya saat memberi sambutan jelang penutupan upacara Ekaristi Kudus. "Tapi kami tetap mendukung tuntutan hukum atas bupati Marianus Sae."
Meski di luar konteks, Marsel Muja sangat piawai karena sukses menyedot perhatian undangan lalu mendoktrin makna Upacara Reba Ngada.
"Modhe ne'e soga woe, meku ne'e doa delu." Seruan SALING MENCINTAI yang menjadi makna inti dari Reba Ngada.
NAGEKEO TIDAK KEBAGIAN MAKI REBA
Tidak banyak warga Nagekeo di Jakarta menghadiri acara Reba Ngada kemarin. Beruntung bagi warga Nagekeo di Kupang, karena dilibatkan aktif saat upacara Reba Ngada beberapa waktu lalu.
Mungkin Jakarta sudah lebih jauh dari Ngada dan Nagekeo, dibanding Kupang, maka demikian adanya kesadaran mempertahankan tali kasih antar kedua kakak adik kandung ini mulai hilang di Jakarta.
Banyak sesepuh Nagekeo di Jakarta tidak mendapat undangan. Padahal mereka memiliki kerinduan yang besar untuk memperoleh momentum terbaik membangun tali kasih antara masyarakat Ngada dan Nagekeo pasca dipisahkan 7 tahun silam oleh negara melalui kebijakan otonominya.
MAKI REBA (Nasi Reba) sebenarnya bisa menjadi media paling efektif untuk membangkitkan kembali tali kasih. "Maki Reba, bagi saya, adalah menu paling istimewa dari kuliner sebuah etnis yang saya alami selama hidup dan perantauan saya," ujar Peppy Wuda, guru dan pemerhati sosial yang tinggal di Jakarta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H