Mohon tunggu...
Amerta Raya
Amerta Raya Mohon Tunggu... Petani - Petani

Catatan Manusia Pelosok Desa

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Oh Burung, Merdumu Beku Tertutup Suara Gergaji Mesin Penebang Kayu

20 Januari 2024   19:53 Diperbarui: 21 Januari 2024   06:52 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hijau dan merah si buah naga/Dok pribadi

Mengalahkan habitat lain hingga punah...

Manusialah yang perusak bumi...

Mengeksploitasi demi kekayaan materi...

Bukit-bukit habis digerus menjadi tambang pasir dan batu...

Hutan gundul dibabat dijadikan kebun kubis dan kebun kentang tanpa ragu...

Sungai dijadikan tempat pembuangan sampah terpadu...

Pilu...

Ku rasakan pilu...

Perilaku...

Pantaskah ditiru..?

Kini manusia yang tiada tahu apa-apa justru menanggung akibatnya...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun