Usai sholat, aku tadarus surah Waqi'ah tiga kali, lanang suara ku, walau cempreng.Â
Terus latihan qiroatil Qur'an, lebih kencang lagi suaranya, sampai Simbok ku nyuruh diem "ssstttttt ojo seru-seru dirungaake lik Sihom kae".Â
Enak kalau suara kencang itu plong didada.
Simbok ku ngomong begitu semakin aku kencangkan volume suara ku.Â
Aku lebih malu bisik-bisik tapi menghibah orang lain dari pada teriak-teriak membaca Al-Qur'an.Â
Dikira aku orang edan, pamer atau apa, tak masalah selagi yang aku teriakkan kalam Alloh SWT.Â
Dari pada menganggap diri waras dan sehat tapi setiap berkerumun ngerumpi ghibahin orang lain.Â
Dosa kecil, tapi jangan diremehkan, karana ghibah salah satu sumber yang menjadikan kerasnya hati.Â
Malu juga saat bertemu Alloh SWT kelak ditanyakan "kamu bisik-bisik ghibah apa dengan si fulan?", kan malu jawabnya.Â
Kalau tadarus suara kencang "kamu ngapain suara tadarusnya kencang banget?" tanya Alloh SWT kelak.Â
"aku malu jika tadarus yang mana ini sangat jelas adalah lantunan kebenaran-Mu hanya dengan suara lirih, sedang tak sedikit orang dengan banyak kebohongan yang  justru diteriak-teriakan".Â