Assalamualaikum warohmatullohi wabarokatuh.Â
Shalom, om swastyastu, namo buddhaya, wei de dong tian.Â
Salam sejahtera bagi kita semua, salam kebajikan.Â
Rahayu rahayu rahayu.Â
Kamis 28 September 2023 pukul 16:27 WIB.Â
Mari latihan menulis, untuk terus melatih kinerja otak.
Pagi tadi langit tampak sangat apik.
Berhiaskan cahaya fajar yang merona.Â
Bintang kejora tampak berkerlip menyambut hari.Â
Ku ambil foto sekitar pukul setengah enam kurang beberapa menit.Â
Biasa setelah moment indah ini habis langit menjadi berkabut.Â
Menyusul matahari mulai terbit, menyingsing dan perlahan meninggi.Â
Iringan suara ayam yang merdu saling bersahut.Â
Kicau burung menjadi melody alam yang harmoni.Â
Mata, telinga dan hati ku termanjakan oleh anugerah illahi pagi tadi.Â
Panorama nan elok, tak lain adalah bukti kebesaran-Nya.Â
Alloh SWT teramat jelas menunjukkan rahmat dan karunia-Nya.Â
Tak lagi satir, termanjakan mata menatap ciptaan-Nya.Â
Telinga mendengar kalam semesta raya.Â
Disela-sela dimensi kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan.Â
Tak berbatas bukti keagungan-Nya.Â
Kehidupan didalam air, diatas air, didalam tanah, diatas tanah, diudara antara bumi dan langit.Â
Yang menancap, yang bergerak, yang berjalan, merayap, pun terbang.Â
Tak enyah semua bertasbih kepada-Nya.Â
Malu rasanya jika diri ini tak turut bertasbih seperti mereka.Â
Sedang diri ini berwujud manusia.Â
Yang ditetapkan sebagai makhluk paling sempurna.Â
Dibekali akal fikiran dan hati selain hanya panca indera.Â
Beribu-ribu alam dengan dimensinya.Â
Masing-masing memiliki bahasanya.
Ungkapan rasa penghambaan diri pada Tuhan pencipta alam jagad raya.Â
Akan sangat mungkin setiap varietas tumbuhan memiliki bahasanya masing-masing.Â
Pun dengan hewan, tak mungkin bahasa kucing bisa diterjemahkan oleh ayam dan sebaliknya.
Cacing tak mungkin bercengkrama dengan belut.Â
Ikan tak bicara dengan udang.Â
Harimau tak bicara dengan kijang.Â
Akankah ulat berbicara kepada mereka yang sudah menjadi kupu-kupu?Â
Semua akan terjadi dan komunikasi bisa difahami melainkan atas izin dan kuasa Alloh SWT.Â
Belum lagi dimensi alam gaib yang tak terlihat kasat mata melainkan meme gang kuncinya.Â
Alamnya Malaikat, alamnya Jin, dan manusia adalah makhluk yang melewati berbagai alam.Â
Sedari alam ruh, alam kandungan, alam dunia, alam kubur atau alam barzah dan seterusnya sampai dengan alam akhirat.Â
Yang kelak setelah di sortir melalui berbagai pertimbangan dan koreksi oleh yang maha adil.Â
Lantas akan berujung dalam dua alam yang terbagi masing-masing menjadi tujuh wadah.Â
Yakni Surga dengan tujuh wadah dan setiap wadahnya adalah tingkatan yang sesuai dengan siapa yang menempatinya.
Berbagai fasilitas pasti tersesia disana, wadah dengan tingkatan terendahnya luasnya bisa sepuluh kali luas langit dan bumi.Â
Wadah dengan tingkatan tertinggi penghuninya bertetangga bersama Rosululloh Muhammad SAW dan rosul-rosul lainnya.Â
Pun dengan Neraka, tujuh wadah tersedia dari yang paling permukaan sampai dengan dalam inti keraknya.Â
Penghuninya sudah jelas banyak ditutirkan dalam kalam-Nya.Â
Pun seluruh ulama besar, ulama dunia ulama yang mashur diakui seluruh orang Islam telah banyak mengulasnya.Â
Kematian adalah jembatan untuk bertemu dengan kekasih yang maha kasih.Â
Jika aku pikir, ternyata aku sudah meninggal dan lahir dua kali.Â
Pertama aku telah meninggal dari alam ruh dan lahir ke alam rahim.Â
Terkait penciptaan ruh, hanya Alloh SWT yang maha tahu.Â
Bagaimana ruh diciptakan.Â
Pun yang demikian aku tidak mengetahui ya.Â
Yang gaib itu urusan Alloh SWT.Â
Setelah yang pertama meninggal dari alam ruh dan lahir ke alam rahim.Â
Kini yang kedua, aku telah meninggal dari alam rahim dan lahir ke alam dunia.Â
Entahlah tak ingat aku bagaimana kala bernafas didalam air ketuban.
Tapi pastinya yang demikian adalah bukti keagungan Alloh SWT.Â
Seperti apa rasanya keluar dari rahim bahkan ditarik-tarik oleh dukun bayi, tak ingat lagi rasa ku.Â
Tapi itu menjadi awal ku menghirup oksigen dunia yang hina ini.Â
Meninggal ku dari alam rahim dan lahir ku ke alam dunia.Â
Kini tinggal ku menunggu kapan proses aku meninggal dari dunia dan lahir ke alam kubur, ke alam barzah.
Kamudian akan meninggal lagi dari alam kubur ke alam akhirat.
Betapa uniknya makhluk yang disebut manusia ini.
Tidak hanya habis dalam satu masa dan satu lam.
Tapi melewati berbagai alam dan berbagai seleksi-Nya.Â
Subhanalloh, tabarokalloh, alhamdulillah.Â
Dunia ini sepele, jangan terlalu serius di dunia, dunia ini tempat bercanda dan gurauan saja.Â
Oleh karenanya selagi didunia dinikmati saja segala prosesnya.Â
Selalu tersenyum dan banyak mengingat-Nya.Â
Tak ada harganya dunia ini, jadi jangan khawatir jika gagal perkara dunia.Â
Khawatirlah kala gagal di akhirat.Â
Kseuksesan dunia ini temporary dan tidak menjamin kesuksesan di akhirat.Â
Semua ujian, ada yang diuji dengan hidup kaya raya, ada yang di uji dengan faqir dan miskin.Â
Tapi tak jarang orang kaya merasa kekayaannya bukanlah sebagai ujian.Â
Tapi jika sudah mampu menikmati nikmatnya iman, semakin kaya semakin ringan bersedakah.Â
Ketika Alloh SWT memberikan limpahan rizki-Nya, ingin segera menghabiskannya.Â
Tak lain untuk menjunjung derajat ekonomi saudara-saudara seiman yang faqir dan miskin.Â
Orang yang lebih kaya dari orang kaya adalah seseorang yang dalam kondisi sulit masih mampu menyedekahkan hartanya.
Subhanalloh, tabarokalloh, alhamdulillah.Â
Sudah kumandang adzan maghrib, rehat sejenak, lanjutkan ba'da tadarus nanti.
Alhamdulillah, sholat, tadarus, pun berbuka puasa sudah terlaksana.Â
Kali ini makan lauk ikan lele, sayur sup, terus makan umbi talas kimpul/bentul.Â
Minum, biasa, air rebus daun teresede.Â
Sama makan bawang putih goreng juga ding, kanggo lantaran tombo masuk angin.
Terus ku cuci piring dan gelas kotor, pun beberapa yang sudah menumpuk, ada wajan juga, semua ku cuci bersih.Â
Ke kakus pipis, gosok gigi dan berwudhu, kemudian sholat maghrib dan tadarus.Â
Ini sambil nonton berita TVRI Klik Indonesia Petang.Â
Berita pencekalan media sosial untuk berjualan khususnya tiktok.Â
Terus kebakaran lahan pun kebakaran tempat pembuangan sampah akhir.Â
Dan berita terkait peringatan maulid Nabi Muhammad SAW.Â
Dan alhamdulillah ini sudah kumandang adzan isya'.
Sholat isya' dulu, terus lanjut lagi ba'da sholat mengulas sedari pagi.Â
Sepaket sholat isya' sudah ku laksanakan, alhamdulillah.Â
Lanjut, pagi tadi alhamdulillah aku bangun jam tiga lebih tiga menit.Â
Beranjak ambil handuk dan ku kenakan.Â
Jalan ke pawon, ku menyeduh kopi dan minum air rebusan daun teresede hangat.Â
Kemudian ke kakus, pipis dan mandi.Â
Cukup dingin pagi tadi, karena musim bunga anggrek, bunga kopi mekar semua.Â
Jadi memang hawa pagi tadi cukup dingin menusuk tulang.Â
Usai cebok dari pipis, ku guyur kedua kaki perlahan sampai dengan lutut.Â
Dinginnya mulai terasa stabil dibadan.Â
Ku jongkok, gayung ku raih, ku ambil air dan ku guyur pundak kanan beberapa kali, kemudian pundak kiri beberapa kali, lantas sedari kepala beberapa kali.Â
Sampai hawa panas tubuh berasa bercampur suhu dingin air sampai mengeluarkan uap dari tubuh.Â
Hidrotherapy, hawa panas ketemu dingin.
Pun kran yang gembrujuk alias gemericik menjadi pancuran air tentu gesekan butiran-butiran airnya menghasilkan ion negative yang sangat baik untuk tubuh.Â
Ku ambil sabun, ku balurkan keseluruh badan sambil menahan rasa menggigil dari hawa dingin.Â
Ku gosok badan dan ku sikat kaki dan tangan.Â
Kemudian ku guyur lagi, sudah tak sedingin siraman pertama.Â
Berkali-kali ku siram badan sampai terasa nyaman, dingin tapi tak menggigil.Â
Handukan, berwudhu dan kemudian beranjak ke kamar ganti pakaian dan menunaikan ibadah sholat.Â
Sholat sunah tahajud dan sholat sunah taubat, insyaAlloh atas kekuatan Alloh SWT semoga aku bisa langgeng melakoni disetiap waktu sepertiga malam-Nya.Â
Nikmat ku mengadu pada Rob ku.
Segala persoalan biar menjadi urusan-Nya.Â
Aku yakin Alloh SWT sudah mengatur dan menata dengan sebaik mungkin.Â
Terlebih urusan hidup ku bagian kecil dari urusan-Nya.Â
Tugas ku hanya menghamba, banyak mengingat-Nya dan mensyukuri segala rahmat dan karunia-Nya.Â
Diberi sakit sangat alhamdulillah, nikmat rasa sakit hanya ada dirasa didunia.
Sakitnya orang yang beriman akan mampu melebur dosa.Â
Karena orang yang beriman ketika sakit tentu akan lebih banyak mengingat dan mendekatkan diri kepada Alloh SWT.
Ibarat orang tukang ghibah, kalau lagi sakit demam atau sakit gigi kan jadi berkurang ghibahnya.Â
Pasti banyak tidur, dirumah, dzikir nyebut-nyebut Alloh SWT sambil kesakitan, tentu tidak sempat ghibah.Â
Apa lagi diberi sehat ya tentu tidak hanya alhamdulillah, pasti tidak disia-siakan waktu sehat untuk melakukan dan bergerak dalam kebaikan.Â
Jangan sembuh dari sakit baru berapa jam lalu langsung ngajak tetangga ghibah lagi.Â
Usai sholat sunah sepertiga malam, dzikir biasa iztighfar (sing aku biso, ora usah sing angel-angel, sing gampang ae, urip iki gampang lan kepenak, santuy).Â
Sampai sekitar jam empat kurang beberapa menit.Â
Aku beranjak ke pawon, ku tuang air thermos untuk menambah seduhan kopi dan ku tuang setengah gelas untuk ku campur air rebusan teresede.Â
Semua ku siapkan pendamping makan sahur.Â
Usai makan sahur, minum kopi dan minum air rebusan daun teresede.Â
Kemudian ku cuci piring dan gelas kotor.Â
Bersih semua, ku ke kakus pipis, gosok gigi dan berwudhu.Â
Beranjak ke kamar sholat qobliyah subuh.Â
Tidak ku unggah video ke YouTube karena stok video habis.Â
Ku menunggu mu'adzin mengumandangkan iqomah.Â
Sambil berkemas untuk jalan ke mushola.Â
Tak lama kumandang iqomah, ku pakai minyak wangi untuk menutupi bau mulut ku yang bacin, pun biar malaikat tidak pergi karena bau bacin ku.Â
Malaikat itu tidak suka dengan jamaah yang bau mulut.
Oleh karenanya Rosululloh Muhammad SAW menganjurkan kepada umatnya untuk setiap kali mau ber wudhu dianjurkan untuk bersiwak dulu.Â
Gosok gigi tidak apa lah, jaman sekarang banyak alat untuk membersihkan mulut dan tentu wangi.Â
Kalau jaman dulu karena belum ada tekhnologi odol alias pasta gigi dan sikat, jadi masih menggunakan ranting siwak.
Sekarang pakai siwak juga sangat baik.Â
Tapi entah, aku sendiri karena masih sangat awam ya bertanya-tanya terkait pemggunaan kayu siwak sebelum melaksanakan sholat.Â
Mungkin kalau penggunaannya sebelum berwudhu dan bekas kayu siwak tidak di kantongi dibawa sholat.Â
Atau kalau dikantongi dicuci terlebih dahulu tak menjadi pertanyaan buat ku.Â
Jadi gini, sempat aku lihat ada yang sebelum takbirotul ikhram menganbil kayu siwak disaku jubahnya.Â
Kemudian, menggunakannya untuk menyiwak giginya.Â
Seperti sikat gigi tapi tanpa air tanpa busa odol.Â
Usai siwakan, kayu siwak di kantongi lagi.Â
Pertama, mulut bau hanya dikorek dengan kayu siwak.Â
Kedua, bekas gadul dan ludah nempel disiwak.Â
Ketiga, siwak dengan bekas gadul gigi dan ludah di kantongi dijubahnya dan dibawa sholat.Â
Apakah siwaknya tidak najis terkena gadul gigi dan ludah?Â
Bagaimana menyikapi hal yang demikian?Â
Apakah tidak sama dengan aku menggosok gigi dengan jadi kemudian langsung sholat?Â
Jari ku tentu bau dan kena ludah, dan ludah yang sudah keluar dari mulut apakah tidak najis?Â
Pun sama halnya dengan yang menempel dibatang kayu siwak?Â
Tapi untuk aku sendiri sampai dengan ini, kalaupun bersiwak tetep sebelum berwudhu.Â
Redaksi itu yang aku ambil, untuk kapan waktu terbaik bersiwak ya untuk aku sendiri sebelum ber wudhu.Â
Tapi aku belum pernah menggunakan kayu siwak tersebut ding.
Jadi bergosok gigi sebelum berwudhu.Â
Sholat seg ah, jadi leasikan menulis kelewat sudah kumandang adzan isya' tadi, malah aku belum sholat.Â
Lanjutkan ba'da sholat.Â
Sholat isya' sepaket alhamdulillah sudah ku laksanakan dengan khidmat.Â
Lanjut subuh, aku sholat jamaah subuh, dzikir dan do'a bersama imam.Â
Keluar mushola sekitar jam lima kurang tujuh menit.Â
Langit sudah npak elok, sambil ku rapihkan sandal jamaah sambil ku berencama mendokumentasi pagi dari loteng rumah.Â
Sampai di rumah, masuk kamar meletakkan sajadah dan kupluk.Â
Ke kakus pipis sejenak dan berwudhu.Â
Beranjak ke kamar lagi, tadarus tiga surah andalan ku dan Asma'ul Khusna.Â
Kemudian langsung naik ke loteng.
Ku foto sejenak, dan kurkam video sekitar 50 detik untuk ku unggah ke YouTube.Â
Turun dari loteng langsung ku unggah video ke YouTube.Â
Terus nonton TVRI Serambi Islami.Â
Kamis terkait tasawuf, mengulas tentang Syekh ibnu Taimiyah.Â
Pembicaranya biasa Syekh Muhammad Fathurahman, M.Ag.Â
Dijelaskan bahwa Ibnu Taimiyah adalah tokoh pemikir Islam classic yang reputasi keilmuannya mampu menembus hingga zaman contemporar ini.Â
Pemikirannya dalam berbagai bidang, baik filsafat, kalam, hadits, fiqh, maupun tasawuf masih menjadi rujukan khususnya yang mengatas namakan dirinya sebagai aliran salaf teasuk di Arab Saudi.Â
Kerennya ibnu Taimiyah ini, beliau menelaah tasawuf yang murni.Â
Mengkajinya dan ketika lambat laun tasawuf yang murni itu tercemar oleh campuran yang kotor.Â
Peran beliau adalah membersihkan kotoran-kotoran tersebut sehingga menjadi murni kembali.Â
Jadi dulu tasawuf itu murni, berjalannya waktu lintas generasi menjadi tercampur banyak toxic yang kotor.Â
Sampai diera generasi ibnu Taimiyah inilah beliau mengulas lagi dengan membersihkan toxic kotorannya dan memurnikan kembali.Â
Sekiranya demikian pemaparan di acara Serambi Islami tadi pagi.Â
Belum sampai selesai tayangan, aku tinggal ke kakus pup cukup lama.Â
Jam enam lebih seper empat sekitarnya, aku beranjak dari kakus dan mulai baca buku.Â
Tapi santai, paling satu lembar aku tinggal ngedit video YouTube.Â
Baca lagi selembar lagi nonton TVRI Klik Indonesia Pagi.Â
Baca lagi selembar lagi sambil scrolling hape.Â
Bosan baca ku letakkan buku, ku tinggal ke kakus pipis lagi.Â
Beberapa kali masuk kakus pipis, baca buku setengah lembar, ke kakus lagi.Â
Berulang-ulang sampai dengan jam sembilan lebih aku baru beranjak sholat dzuha.Â
Pun bisa tugas kewajiban ku nyicil qodho sholat wajib lima waktu yang dulu aku tinggalkan.Â
Usai sholat, menunggu dzuhur aku scrolling hape sampai dengan kumandang adzan dzuhur.Â
Aku tidak ke gubuk, tidak kerumah simbah, tidak berburu video untuk konten.
Hari ini aku dirumah saja.Â
Malas keluar panas banget tadi, mana hidung tersumbat, flue belum sepenuhnya sembuh.Â
Jadi menikmati hari dengan dirumah saja.Â
Kumandang adzan dzuhur, aku bergegas ambil air wudhu dan sholat qobliyah dzuhur dirumah.
Jalan ke mushola sholat dzuhur berjamaah, dzikir dan do'a bersama imam.Â
Pulang langsung ke kamar sholat ba'diyah dzuhur, terus nonton TVRI Klik Indonesia Siang sambil tiduran.Â
Sampai dengan tak sadar tidur siang.
Bangun sudah padam listrik, samar-samar terdengar adzan ashar dari desa lain.Â
Beranjak ke kakus ambil air wudhu dan sholat dirumah.
Usai sholat ashar aku merebus daun teresede, terus mulai buka kompasiana, sedikit mengedit artikel yang kemarin.Â
Terus baru lah mulai menulis ini sekitar jam setengah lima sampai dengan malam ini pukul 21:31 WIB.Â
Alhamdulillah, walau isi tulisan tidak bermutu sama sekali, setidaknya catatan ku hari ini telah berhasil aku selesaikan.Â
Mohon maaf lahir dan batin atas banyaknya salah dalam kata.Â
Salam dari pelosok Desa untuk Indonesia Jaya.Â
Terus melaju untuk Indonesia maju.Â
Indonesia sehat, Indonesia hebat, Indonesia kuat.Â
Indonesia cerdas, Indonesia emas.Â
Matur sembah nuwun.Â
InsyaAlloh besok lanjut latihan menulis lagi.Â
Nitip sehat...Â
SemangArt...Â
Dan jangan lupa...Â
Selalu bahagia...Â
Didalam badan yang sehat terdapat jiwa dan mental yang kuat...
Alhamdulillah.Â
Barokalloh.Â
Wassalamualaikum warohmatullohi wabarokatuh.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H